Sekuel (Part 1 of 3) Honey Moon

977 67 8
                                    

“Saranghaeyo Jiyeon-ah….Saranghaeyo Jiyeon-ah….Saranghaeyo Jiyeon-ah….”

Kututup mataku selagi aku mencoba mendengar bisikan hangat yang sudah setahun belakangan ini mengisi hari-hariku. Aku selalu mendengar bisikan hangat ini ketika pagi dan malam hari. Seperti pagi ini….sinar matahari masuk ke dalam kamarku dengan Kim Myung Soo lewat jendela kamar. Hangatnya tidak mampu menandingi hangatnya bisikan yang selalu Myung Soo berikan padaku setiap harinya. Aku suka melihat cara Myung Soo menatapku pada pagi hari. Dia selalu bangun lebih awal, dan seperti adat Amerika, Myung Soo tidak pernah lelah menyajikan senampan sarapan beserta setangkai mawar di depanku ketika aku baru melek mata. Myung Soo selalu menarikku ke dalam dekapannya yang hangat ketika dia baru melihatku keluar dari kamar mandi. Rasa dingin tubuhku mendadak menjadi kehangatan yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Myung Soo selalu berkata bahwa dia menyesal harus meninggalkanku mulai dari pukul 7 pagi sampai pukul 7 malam karena harus bekerja. Tetapi aku selalu menjawabnya, “Gwaenchanayo…bekerjalah dengan tenang. Kalau kau rindu padaku, tutup matamu dan bayangkanlah bahwa aku sedang duduk disebelahmu.” Dan Myung Soo mengaku sering melakukan hal itu karena ternyata selama dia tidak bersama denganku, dia selalu merasa rindu padaku. Tepat pukul 7 malam, Myung Soo selalu datang ke kamar mencari keberadaanku. Kalau aku tidak ada dirumah, rasa cemas langsung menggelayuti hatinya. Keadaan seperti ini rasanya bagiku adalah mimpi. Tetapi aku harus sadar! Bahwa ini bukan mimpi. Ini kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Myung Soo tidak pernah lelah mengucapkan kata cinta padaku. Dan aku pun tidak pernah bosan mendengarnya.

Jika aku sedang merasa sedih atau lelah, aku selalu berharap ada Myung Soo di sebelahku yang dapat menenangkanku. Seperti pagi ini….

Kubuka mataku yang terpejam rapat. Sentuhan halus bibir Myung Soo pada pipiku sedikit mengejutkanku. Myung Soo melingkarkan tangannya pada pinggangku yang kecil. Bibirnya mendekati telingaku dan dia pun berbisik, “Saranghaeyo Jiyeon-ah….”

**

“M-mwo?” Mataku terbelalak saat mendengar ucapan Myung Soo.

Malam ini Myung Soo datang dengan membawa kabar gembira.

“Ne, apa kau senang mendengar kabar baik ini?” tanya Myung Soo.

Aku tidak mampu berkata apa-apa, saat menyadari bahwa besok Myung Soo akan mengajakku Honey Moon ke Paris!

“Tentu aku senang sekali!” jawabku antusias seraya memeluk Myung Soo.

Bagaimana aku tidak senang? Sejak aku dan Myung Soo melakukan pernikahan ulang di sebuah gereja dekat dengan rumahku ini, kami tidak belum pernah melakukan perjalanan Honey Moon. Myung Soo selalu disibukkan dengan pekerjaannya. Walaupun aku tidak pernah mengeluh dengan keadaan ini, tetapi Myung Soo selalu berjanji bahwa suatu saat kami akan melakukan perjalanan Honey Moon.

“Dan inilah saatnya!” ucap Myung Soo seraya mengangkat tubuhku tinggi-tinggi. “Kita akan melakukan perjalanan Honey Moon selama satu minggu penuh di Paris!”

**

“Ne, Eomma….aku dan Jiyeon akan pergi selama satu minggu. Apa tidak apa untukmu dan Halmoni, Eomma?” tanya Myung Soo berbicara pada ponselnya.

“Jangan pikirkan kami, Myung Soo-ah. Bersenang-senanglah di Paris. Bukankah ini kesempatan langka? Sudah satu tahun kalian hidup bersama sebagai suami istri tetapi Jiyeon belum juga hamil….”

“Um…sebenarnya lebih dari satu tahun….” sela Myung Soo menyadari bahwa sebenarnya pernikahannya dengan Jiyeon sudah lama terjadi.

Eomma tertawa mendengar ucapan Myung Soo.

“Ne, kau harus menjaga Jiyeon dengan baik selama disana,” ucap Eomma.

“Araseo, Eomma,” jawab Myung Soo. “Um…Eomma…sebentar lagi pesawatku take off, aku harus matikan ponsel. Setelah sampai di Paris, aku akan telepon lagi.”

Saranghaeyo Jiyeon-ah (Reupload | Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang