4 : Marriage Contract

727 67 10
                                    

Kuputuskan hari ini untuk menemui Myeong Soo. Aku sudah menghubungi ponselnya, menyuruhnya datang Unamjeong, restoran yang berada di daerah Gangwon. Dia datang agak terlambat dari jam yang sudah kutentukan. Dengan cuek, Myeong Soo duduk di depanku.

"Ada perlu apa? Aku tidak bisa berlama-lama." Myeong Soo berbicara tanpa melihat mataku sedikitpun.

"Aku sudah memesan makanan. Akan jauh lebih enak mengobrol sambil makan kan?"

"Aku tidak bisa berlama-lama," ulang Myeong Soo perlahan tetapi tegas.

Aku berusaha untuk tidak perduli dengan kicauannya. Selang beberapa saat, makanan yang kupesan datang. Aku bisa melihat mata Myeong Soo yang terus mencoba mencuri pandang ke arah makanan di hadapannya.

"Kau tidak perlu takut. Aku yang bayar," kataku datar setelah memasukkan potongan daging ke dalam mulutku.

Myeong Soo tertawa, tawa meremehkan. "Kau pikir aku tidak sanggup membayar semua makanan ini?"

Kunaikkan kedua bahuku sambil berkata, "Jadi, kau akan membayar semua makanan ini untukku? Oh daebak, aku tidak sungkan-sungkan menerima kebaikanmu."

Bisa kulihat wajah Myeong Soo berubah menjadi pucat. Aku berusaha menahan tawa yang sedang menggelitikku saat ini. Setelah berhasil menelan, aku berkata, "Kau tidak perlu bersikap sombong disaat dirimu sedang krisis keuangan seperti ini."

"Aku tidak pernah membiarkan seorang yeoja membayari makananku seperti sekarang ini!"

"Sesungguhnya aku juga belum pernah membayari seorang namja untuk sebuah makanan yang bahkan belum disentuhnya sedaritadi. Paling tidak, hormatilah makanan yang sudah kubelikan untukmu dan berhenti menyombongkan diri."

Akhirnya, Myeong Soo—dengan berat hati dan beberapa kali melirikku dengan tatapan akan-ku-balas-kau—menyentuh makanannya.

"Sebenarnya kau ada perlu apa denganku?" tanya Myeong Soo setelah potongan terakhir berhasil ditelannya. Dia menyeruput minumannya sampai tuntas.

"Nikahi aku!" Myeong Soo tersedak dengan cube-ice yang masuk ke dalam tenggorokannya. Dia terbatuk-batuk dengan wajah merah. Setelah batuknya reda, dia memandangku dengan tatapan terkejut. "Micheosseo?"

Kunaikkan kedua bahuku sambil berkata, "Nikahi aku!"

"Jadi ini maksudmu menyuruhku datang kesini? Berlagak baik dengan memberiku makan. Yeoja licik!"

"Yaa! Aku bisa saja mengancammu untuk segera menikahi tanpa harus menggunakan cara seperti ini. Kau ingat? Kau berhutang sesuatu padaku."

Myeong Soo tertawa, tawa yang sungguh menyebalkan. "Aku akan mengganti uangmu atas makanan ini semua."

Dengan geram aku menjawab, "Pikiranmu sempit sekali sih."

"Aku mau pulang. Berhenti berharap bahwa aku akan menikahimu." Myeong Soo beranjak pergi menuju pelataran parkir. Kususul dia dengan berlari-lari kecil akibat high heels yang sedang kupakai ini.

"Kau harus nikahi aku!" kataku sambil menghalangi tangannya yang berusaha memberhentikan sebuah taksi. "Aku benar-benar ingin menikah denganmu. Aku setuju dengan perjodohan kita!"

Myeong Soo mendesah panjang. "Kau benar-benar sudah gila!"

"Terserah kamu mau bilang apa. Ada suatu hal yang membuat aku bertingkah konyol seperti ini. Ne, kau benar. Aku sudah gila. Tetapi aku melakukan semua ini untuk Appaku."

"Tentu saja. Untuk Appa dan Harabojimu. Keluarga kalian memang sudah bersekongkol untuk menguras harta keluargaku dengan cara membuat perjodohan konyol itu kan?!"

Saranghaeyo Jiyeon-ah (Reupload | Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang