Minho menatapku dengan wajah bingung. Kini aku membawanya ke sebuah restoran dekat hotel tempat kami menginap. Di atas meja sudah tersedia beragam macam makanan yang kupesan.
"Makanlah," ucapku seraya mengambil selapis daging Samgyupsal lalu memanggangnya di atas panggangan kecil di atas meja.
"Kau mengajakku makan Samgyupsal?" tanya Minho dengan wajah terkejut.
"Wae? Apa kau ingin makanan lain? Apa semua makanan ini kurang cukup?" tanyaku ketus.
"Kau kenapa sih?" tanya Minho sambil mengernyitkan dahi.
"Aniyo..." jawabku. "Sudahlah, kalau kau ingin makanan lain, kau pesan saja sendiri. Jangan khawatir, aku akan membayarnya." Aku terus saja mengambil daging2 samgyupsal lalu meletakkannya ke atas panggangan sampai penuh.
"Yaa!" Minho menahan tanganku. "Wae irae?"
Aku menarik tanganku seraya berkata, "Janji kau tidak akan mengejekku?"
"M-mwo?"
Aku mendongak menatap Minho.
"Apa aku salah jika aku mulai menyukainya?" tanyaku pada Minho.
"Menyukai (Nya)? Siapa?" Dan tiba-tiba Minho membelalakkan matanya. "M-myeong Soo? Kau menyukai Myeong Soo? Jinjihaeo?"
Aku mengangguk pelan2.
"Omona," desah Minho masih tidak percaya. "Ternyata bayanganku selama ini jadi kenyataan juga."
"Mwo? Memangnya selama ini kau membayangkan apa?" tanyaku.
"Coba pikirkan baik-baik, kau dan Myeong Soo hidup sebagai suami istri. Memang, di setiap pertemuan kalian, yang ada selalu saja adu mulut dan konflik. Tetapi aku yakin, karena sebuah kebersamaan, lambat laun benih2 cinta diantara kalian pasti akan muncul..."
"Dia tidak mencintaiku!" bantahku keras.
Minho terdiam dan menatapku cukup lama.
Tiba-tiba pintu restoran terbuka dan muncul dua manusia yang keberadaannya paling tidak diharapkan saat ini.
"Maaf, restoran untuk malam ini full booking," ucap pelayan restoran.
Myeong Soo melihat kami dan menyadari bahwa ada dua bangku kosong di sebelah kami.
"Aniyo...aku akan bergabung dengan temanku," ucap Myeong Soo seraya menarik tangan Wei Tang lalu menghampiri kami.
"Myeong Soo-ah?" tanya Minho dengan mata terbelalak.
"Annyeong..." ucap Wei Tang seraya melambaikan tangannya pada Minho.
"Bisakah kau berpindah duduk di sebelah yeoja ini?" tanya Myeong Soo pada Minho.
Yeoja ini? Aku maksudnya? Apa dia sudah lupa namaku? Apa sebegitu bencinya dia padaku sehingga menyebut namaku saja tidak mau?
"Ne," ucap Minho seraya bangkit dan berpindah duduk di sebelahku. Wei Tang duduk tepat di depanku, bersebelahan dengan Myeong Soo.
"Jadi kalian sudah memesan makanan enak?" tanya Myeong Soo dengan nada riang.
"Ne, Jiyeon-ah mentraktirku malam ini," jawab Minho.
Myeong Soo terlihat tidak perduli saat Minho menyebut namaku. Dan langsung saja dia memanggil pelayan.
"Bisakah kau membawa makanan lain yang lebih mewah dari ini? Mianhae...aku tidak terbiasa makan makanan seperti ini. Apalagi menyadari bahwa 'siapa' yang membayar semua makanan ini..."
"Kalau kau tidak mau makan makanan ini, kenapa kau tidak pindah meja saja?" tanyaku dengan nada tinggi.
Myeong Soo tersenyum mengejek. "Hanya karena kau sudah bisa membayari orang makan, kau bebas berteriak seperti itu padaku? Sombong sekali kau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghaeyo Jiyeon-ah (Reupload | Tamat)
RomanceReupload Status : Completed Ini kisah pengorbanan seorang yeoja dalam memerankan posisi sebagai seorang istri yang tidak mendapat tempat dihati suaminya. Ketika kata 'terlambat' sudah muncul, selamanya kita tidak akan bisa mengulang bahkan meminta s...