Gadis itu berdiri di atas bangunan kota Seoul yang menjulang tinggi. Semilir angin menerpa helaian rambutnya yang indah, membuat suasana tampak begitu nyaman ditemani dengan suara kendaraan yang berlalu-lalang di jalanan.
Ini bukan pertama kalinya Emelie turun ke bumi. Tapi, sepertinya kaum manusia telah berkembang begitu banyak.
Setelah menunggu matahari terbit, dia memutuskan untuk mengubah pakaiannya seperti seragam sekolah agar tidak terlalu mencolok.
Gadis itu melangkah memasuki gerbang sekolah SMA Ye Ran. Tentu saja, dia telah menyembunyikan kekuatannya agar tidak disadari oleh sang kepala sekolah dan para kaum Noble disana.
Seulas senyum dia berikan pada seorang pria yang sepertinya penjaga sekolah itu.
"Selamat pagi" Sapa Emelie.
"Kau murid baru? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya"
"Benar, aku ingin menyerahkan formulir pendaftaran"
"Aneh, kenapa belakangan ini banyak murid baru" Pria itu mengerutkan alisnya bingung, tak lama kemudian dia memanggil laki-laki berambut merah dengan seragam yang berantakan.
"Shinwoo! antarkan murid ini ke ruang kepsek"
"Tunggu sebentar, kakiku sudah tidak kuat berjalan" Ucap laki-laki itu sambil menyeka keringatnya.
"Sekarang! atau kau mulai mengelilingi lapangan lagi!"
"Astaga, baiklah" Balas Shinwoo, dia menghela napas lalu mengisyaratkan Emelie untuk mengikutinya.
"Hei, Siapa namamu?"
"Emelie Wynstelle"
"Wah warna matamu unik sekali, jarang orang yang memiliki mata berwarna ungu" Alis shinwoo mengkerut saat menatap mata gadis itu.
"Sejak lahir memang warnanya begini"
"Itu sangat cantik"
"Terima kasih, Shinwoo"
Langkah mereka berhenti di depan pintu yang bertuliskan ruang kepsek. Shinwoo mengetuk pintu itu dengan semangat. Laki-laki ini memang sangat aktif dan penuh energi.
"Ada apa shinwoo? Kau membuat masalah lagi?" Tanya seorang pria di dalam ruangan itu.
"Ah bapak, aku hanya membawa murid baru untuk menemuimu"
"Benarkah? kemarilah kalau begitu"
'Kepala sekolahnya tidak seperti yang kubayangkan' batin Emelie
"Selamat pagi. Saya Emelie Wynstelle, murid baru disini"
Frankenstein menganggukan kepalanya melihat Emelie yang berdiri diambang pintu.
"Shinwoo, kau bisa kembali ke kelas"
"Oke, sampai nanti Emelie"
Emelie melambaikan tangannya pada Shinwoo.
"Silahkan masuk"
"Terima kasih"
"Kau membawa formulirnya?"
Emelie menyerahkan selembar kertas yang sedari tadi dia genggam.
"Sudah kuisi semuanya"
"Kau tinggal sendiri di apartemen?"
"Iya, orangtuaku sudah tiada"
"Bagitu, silahkan tanda tangan disini"
Frankenstein mengamati wajah Emelie, aneh rasanya ada manusia yang memiliki wajah rupawan seperti anak itu. Sikapnya juga begitu tenang dan dewasa untuk seorang anak SMA.
"Ini adalah jadwal pelajaranmu, kau bisa pergi ke kelas"
"Terima kasih, kalau begitu aku undur diri" Frankenstein mengangguk membalas ucapan gadis itu.
Emelie menutup pintu ruang kepsek, kemudian melangkahkan kakinya menuju kelas. Dengan santai, ia mengetuk pintu. Tak lama, guru yang sedang mengajar di dalam kelas membuka pintu.
"Ah, kau masuk kelas ini rupanya. Perkenalkan dirimu"
"Halo semuanya, namaku Emelie Wynstelle."
Seluruh perhatian murid yang ada di kelas itu tertuju pada Emelie. Mereka menyadari betapa beruntungnya mereka berada di kelas ini. Semua murid asing disini memiliki rupa yang menawan.
'Banyak kaum bangsawan disini' batin Emelie
Pandangan gadis itu teralihkan pada sosok yang memiliki aura luar biasa. Mata mereka bertemu sebentar.
"Emelie, kau bisa duduk di bangku yang kosong"
-----------------------------------------------
Begini ya rasanya menjalani kehidupan seperti manusia? Tak heran apabila sang noblesse lebih memilih untuk tinggal disini.
Kaum Wynstelle memang sangat tertutup. Jarang sekali ada orang yang mengetahui tentang mereka. Bahkan kaum bangsawan pun yang mengenalnya hanya kepala keluarga terdahulu.
KRING KRING
Murid-murid berlarian keluar kelas saat bel istirahat berbunyi.
"Emelie! Mau ke kantin bareng gak?" Shinwoo berlari menghampiri mejanya.
"Ini Ikhan, Yuna, dan Sui"
"Hai, Emelie!" Gadis berambut coklat itu tersenyum lebar, membuat Emelie membalas senyum gadis itu.
"Ayo kita ke kantin, nanti bangkunya penuh" seru Ikhan
"Tunggu, kita ajak Rai dulu" ucap Sui
"Benar, sekalian ajak Seira dan Regis" sambung Shinwoo
"Rai! Seira! Regis! ayo ke kantin" teriak pria itu.
Seira dan Regis menghampiri mereka.
"kau berisik sekali" sahut Regis yang dibalas tawa Shinwoo.
"Emelie, ini Regis dan Seira" Ucap Yuna
"Halo, aku Emelie"
"Regis K. Landegre"
'Ada yang aneh dengan anak ini' batin Regis
"Seira J. Loyard"
'Dia sangat cantik' batin seira
"Terakhir, yang ini namanya Rai, sebenarnya nama dia itu panjang banget"
"Cadis Etrama Di Raizel" ucap pria tinggi itu.
Saat mata Raizel menatap gadis itu, Emelie sadar betul bahwa sang noblesse mengenalinya.
"Karena semuanya sudah berkumpul, Ayo kita berangkat!" Shinwoo mengepalkan tangannya dan mengangkatnya di udara.
"Shinwoo, kata 'berangkat' itu agak.." Ikhan meringis melihat kelakuan temannya yang absurd. Mereka pergi ke kantin ditemani ocehan shinwoo yang tiada habisnya.
Soulmate
-calaraspberry-
Direvisi pada 16/05/2021
Halo semuanya, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan.
Sebelumnya, ini adalah cerita yang dulu saya tulis hanya untuk bersenang-senang di saat waktu luang. Saya pribadi mengakui jika alur dan penulisan Soulmate masih berantakan. Untuk itu, sekarang saya akan mempublish ulang cerita ini dengan versi yang lebih baik dari sebelumnya.
Terima kasih banyak untuk kalian para pembaca yang sudah mendukung cerita ini. Untuk kedepannya saya akan berusaha lebih baik lagi. Terus nantikan kelanjutan cerita ini ya! sampai jumpa di chapter berikutnya ^^
With Love,
Cala.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗼𝘂𝗹𝗺𝗮𝘁𝗲 [𝗟𝗮𝘇𝗮𝗿𝗸 𝗞𝗲𝗿𝘁𝗶𝗮]
Fiksi PenggemarNoblesse, Lazark Kertia ft. Emelie Wynstelle (OC) [ selesai direvisi ] Hello! Welcome to my first story :) Apakah kalian merasa familiar dengan kata Wynstelle? sebuah nama keluarga yang dikabarkan telah punah beratus-ratus tahun yang lalu. Namun apa...