💍Damian's Love | Part 10

4.3K 255 4
                                    

Budayakan vote dan komen ketika membaca cerita

-----

"Perasaan ini sudah ada, jauh sebelum kamu bisa mengingat."

-----

Bangunan bertingkat itu ramai penuh orang lalu-lalang berpakaian formal di berbagai sudut. Seorang pemuda dengan pakaian yang tidak kalah formal dengan yang lain tengah memandang bosan aktifitas di depan.

Hari ini adalah perayaan ulang tahun perusahaan milik ayahnya. Sejak pagi sekretarisnya sudah sibuk mengingatkan untuk hadir dalam acara yang memang diadakan satu tahun sekali itu. Beberapa keamanan yang sudah disiapkan juga sudah sibuk bekerja di bagian masing-masing.

Beberapa orang yang tidak sengaja berpapasan menunduk hormat, ada pula yang menyapa demi kesopanan. Hari ini dia datang sedikit terlambat dari waktu yang ditentukan.

"Aku cari dari tadi. Ternyata kamu di sini."

Suara seorang wanita terdengar dari balik punggungnya. Pemuda itu membalikkan badan, menemukan seorang perempuan cantik berjalan mendekat masih tampak menggoda meski raut wajahnya ditekuk.

"Ada apa, sayang?"

Pemuda itu bertanya dengan senyum di bibirnya. Bersikap seolah tidak melakukan sesuatu yang sudah memancing emosi sang kekasih.

"Kenapa baru sampai? Kamu pasti habis dari--" Wanita itu berdecak, memilih tidak menyelesaikan kalimatnya. "Berapa kali aku bilang aku tidak suka kamu pergi tanpa aku, Damian."

Wanita yang mengenakan gaun berwarna emas itu memasang wajah serius, berjalan mendekat kemudian melingkarkan lengan ke kekasih tampannya.

"Pokoknya hari ini aku mau, kamu nurutin semua yang aku bilang." Menjauhkan sedikit tubuhnya agar dapat menatap wajah tampan pemuda di sampingnya. "Kalau kamu berani membantah. Aku bakal bikin kamu ingat siapa aku."

Damian menahan senyumnya tetap terkembang meski kedua irisnya mulai menggelap tidak suka.

"Memang kapan aku tidak mendengarkan kamu, Bianca?"

Diraihnya lengan Bianca, mengajak kembali ke dalam aula acara sebelum mereka semakin menarik perhatian orang lain.

"Dan lagi, untuk apapun yang kamu bicarakan. Itu bukanlah perjanjian milikku, Bianca." Tambah Damian membuat sang perempuan terkekeh, lupa akan kekesalannya.

"Kamu benar. Tapi melihat kamu masih tetap disisiku, kupikir kamu juga mulai menikmati ini semua, Damian."

-----

Acara berlangsung lancar. Selain perayaan ulang tahun perusahaan, hari ini juga merupakan peresmian Damian sebagai pengganti ayahnya yang sudah tiada di perusahaan. Setelah beramah tamah dengan beberapa kolega, Damian memisahkan diri. Matanya memindai ruangan, tidak menemukan apa yang ia cari membuat Damian memutuskan menjauh dari ruangan.

Seorang petugas yang berpakaian serba hitam menghampiri sebelum Damian mencapai salah satu mobil yang sengaja ia parkir di halaman bangunan agar memudahkan ketika ia ingin menyelinap pergi di tengah acara.

Halaman yang luas dan jarak yang cukup jauh dari bagian utama gedung membuat keramaian petugas berseragam ini tidak diketahui dari dalam. Damian mengerutkan kening, merasa penasaran karena mereka berkerumun disekitar mobilnya.

Damian's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang