Budayakan vote dan komen ketika membaca cerita
-----
"Bagaimana bisa membenci?
Ketika hanya cinta yang dirasakan."-----
Damian menghentikan langkah begitu matanya menangkap siluet seorang gadis yang selalu berhasil mencuri perhatiannya berkeliaran di sekitar pantry."Apa yang kamu lakukan?"
Tanpa bisa menahan diri Damian bergerak mendekat. Hati-hati tidak menimbulkan suara ketika berhasil melingkarkan keduanya lengannya di seputar pinggang gadis itu.
Bisa dirasakan tubuh dalam peluka Damian tersentak, sedikit kaku tapi kemudian berangsur rileks ketika menyadari siapa yang memerangkap tubuh indahnya dari belakang.
"Daddy mengejutkanku."
Sania merajuk, membuat Damian terkekeh. Tangan Damian bergerak mengencangkan pelukan, menyebabkan punggung Sania semakin merapat pada tubuh bagian depan Damian.
Sania sudah kembali kerumah sejak dua hari lalu setelah berhasil membujuk Damian dengan sedikit paksaan.
"Apa yang kamu lakukan, sayang?"
Damian bertanya sambil menyurukkan kepala ke celah antara kepala dan leher Sania. Menghirup aroma harum yang menguar dari gadis dalam pelukannya.
Belakangan ini Damian tahu bahwa Sania berusaha kembali menghindari dirinya. Ada sesuatu yang mengganggu pikiran gadis dalam pelukannya ini tetapi Damian tidak ingin mendesak Sania terlalu jauh. Gadisnya baru saja sembuh dan tidak ingin membuatnya kembali buruk. Damian akan mencari tahu sendiri apapun yang mengganggu gadisnya dan memastikan hal itu tidak berpengaruh buruk terhadap hubungan mereka, tapi nanti. Hal itu bisa dikerjakan nanti ketika ada hal lain yang bisa Damian kerjakan sekarang.
"Bagaimana bisa aromamu begitu enak, sayang?" Sania terkekeh kala Damian dengan sengaja mendaratkan kecupan-kecupan ringan di sepanjang kulitnya yang terbuka.
"Daddy juga harum." Damian tersenyum melihat permukaan kulit Sania yang mulai memerah. "Bahkan paling harum diantara semua laki-laki yang aku tahu."
Sania memekik ketika tiba-tiba Damian memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan wajah Damian yang sedang berkerut tidak suka.
"Memangnya ada berapa pria yang kamu tahu, Sania?"
Rasanya Sania ingin tertawa saat ini juga mendengar kalimat penuh nada selidik yang diucapkan Damian barusan. Sania lupa bahwa beruang besar ini sangat tidak suka mendengar ada pria lain yang berada begitu dekat dengannya.
"Untuk saat ini...." Sania menggantung kalimatnya, sengaja untuk menggoda Damian. "Daddy, Dean, dan....Vino..."
Sepertinya Sania berhasil membuat Damian benar-benar kesal. Setelah berhasil menyebut nama pemuda yang selalu dianggap pengganggu oleh Damian itu tubuh Sania melayang dan terbanting di atas pundak kokoh Damian.
"Daddy!"
Pekikan Sania terdengar bersama suara tamparan yang berasal dari pantat gadis itu. Tidak keras tapi berhasil membuat Sania tersentak karena terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian's Love
RomanceBudayakan follow sebelum membaca. Cerita kolaborasi, cerita awal oleh akun @pussy_berry a.k.a @fana_merah_jambu a.k.a @eleutheria_mo (doi suka ganti-ganti nama akun) yang akan diselesaikan di akun ini. Cerita ini tidak plagiat, mencuri, meniru, meni...