💍Damian's Love | Part 19

2.9K 235 16
                                    

Budayakan vote dan komen ketika membaca cerita

-----

"Bila mencintaimu menyakiti banyak pihak. Bukankah cinta itu tidak baik?"

-----

Sania menatap pria yang tertidur dengan badan terduduk di lantai dan kepala terbaring di sisi ranjang dekat kepalanya dalam diam.

Sudah lima belas menit Damian tertidur sejak Sania menahan lengan pria itu agar tidak pergi dari kamar. Tanpa membuat suara Sania berusaha bangkit dari ranjang. Terus bergerak sampai benar-benar berdiri di sisi ranjang.

Tangan Sania terulur ke atas kepala, mengumpulkan uraian rambutnya menjadi satu dan diikat asal. Setelah selesai memindai ruangan Sania mendekat ke arah Damian. Tubuhnya sedikit menunduk untuk dapat melihat wajah Damian yang terlelap sedikit tidak nyaman karena posisinya.

Kepala Sania menunduk semakin rendah, hingga dapat mencium aroma harum dari tubuh Damian. Selembut mungkin Sania mendekatkan wajahnya. Mengecup pelipis Damian yang sedikit tertutup anak rambut.

"Istirahat yang nyenyak, sayang."

Selesai membisikkan beberapa kalimat sayang, Sania kembali menegakkan tubuh. Bergerak mundur menjauhi Damian dan berlalu dari ruangan itu dengan menyisakan kesunyian di belakangnya.

-----


"Hentikan, Damian!"

Dean berusaha menahan pergerakan Damian yang masih memaksa maju untuk memberikan berbagai pukulan di wajah seseorang yang nyaris tidak terlihat karena penuh tertutup luka.

"Minggir!"

Damian sudah tidak peduli meski memar serta ceceran darah sudah memenuhi buku-buku jari dan mengotori pakaiannya. Dean yang sedari tadi menahan pergerakan tubuh Damian-pun juga sudah cukup kewalahan menjaga Damian agar tidak sampai membunuh pengawal kepercayaan pria itu.

"Dia bisa mati, Damian!"

Peluh sudah memenuhi hampir seluruh permukaan kulit Damian tetapi pria itu sama sekali tidak menampilkan tanda-tanda akan berhenti. Suara nyaring pukulan dan kepala Damian yang terbanting ke kiri berhasil menghentikan Damian dari kegilaannya. Dengan ekspresi marah Damian menantang Dean yang tidak takut membalas tatapannya.

"Kamu bisa pergi, Rio."

Setelah memberikan instruksi cepat yang langsung dipatuhi Rio, Dean kembali menatap Damian yang masih terengah karena emosi.

"Berhenti bersikap seperti ini, Damian."

"Seperti ini? Apa maksudmu seperti ini?" Damian bertanya sinis, mengabaikan ekspresi Dean yang seolah tidak setuju dengan perkataannya. "Aku harus bersikap bagaimana? Bagaimana mungkin aku bisa tenang ketika Sania menghilang begitu saja tanpa bisa terlacak keberadaannya?"

"Tapi tidak dengan melampiaskan pada bawahanmu."

"Dia telah melakukan kesalahan, Dean! Dia pantas mendapatkannya! Jangan mencampuri apa yang sudah menjadi batasanku, Dean!"

Damian meraih ponselnya. Sekali lagi berusaha menghubungi seseorang yang menjadi pelaku utama keresahannya malam ini. Panggilan tidak tersambung semakin membuat Damian murka. Tadi Damian tidak sengaja tertidur ketika menemani Sania yang tiba-tiba berubah menjadi sangat manja kepadanya.

Damian's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang