💍Damian Love | Part 11

3.9K 245 3
                                    

Budayakan vote dan komen ketika membaca cerita

-----

"Biarkan saja dunia berkata apa, yang aku tahu aku sedang mencinta"

-----

Sania kesiangan. Semalam setelah mendapati Damian masih terjaga, pria itu tidak mengijinkan Sania kembali memejamkan mata.

Damian adalah pria dewasa dengan kebutuhan biologis yang sangat besar. Mengingat pria itu membuat senyum Sania terkembang. Sania senang, selama bersama, Damian selalu memperlakukan Sania dengan lembut.

Pria itu selalu sabar membimbing Sania bagaimana cara menyenangkan dirinya. Damian termasuk pria yang senang disentuh dimana-mana. Ia akan mengerang setiap Sania menyentuh beberapa bagian tubuhnya.

Mengetahui dirinya mampu menyenangkan Damian membuat dada Sania berdebar karena bersemangat. Sadar bahwa ia terlalu lama melamun, membuat Sania memutuskan bangkit dari tempat tidur. Ia harus membersihkan diri.

-----

Setelah selesai berpakaian, Sania keluar dari kamar. Perutnya sudah merintih minta diisi. Damian tidak nampak sepanjang langkahnya. Beruntung bagi Sania. Karena walaupun sudah sering bersama, dirinya masih sering merasa malu tiap kali mendapati pria itu tengah menatapnya dengan intens.

Namun beberapa kali Sania sering mendapati Damian memandangnya dengan sedih? Menyesal? Entahlah, Sania tidak yakin karena pria itu cepat sekali merubah ekspresi wajahnya.

Kesunyian yang tidak biasa menarik perhatian Sania. Dia memang sudah terbiasa sendirian di rumah, namun suasana kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Masih terus berjalan, Sania tidak menemukan satu pelayan-pun hingga sampai di depan pintu dapur. Langkahnya kini berhenti ketika menemukan kejanggalan yang dirasakannya tadi.

Di ruang makan, tepatnya di meja makan. Dua orang dengan jenis kelamin berbeda tengah duduk berhadapan. Atmosfer yang keduanya ciptakan membuat suasana menjadi tidak nyaman. Tidak ada yang bicara, keduanya hanya saling melempar tatap hingga keberadaan Sania tidak disadari keduanya.

Sania menelan ludah susah payah. Tiba-tiba merasa cemas. Ujung kakinya menabrak pintu hingga menimbulkan suara. Tidak terlalu keras memang. Namun karena situasi yang hening membuat suara itu mudah ditangkap telinga.

Si wanita yang pertama menoleh, tersenyum lebar saat mendapati Sania berdiri canggung, seperti seseorang yang ketahuan mengintip.

"Jadi, dia?"

Wanita itu berujar setelah lama mengamati Sania dari atas hingga bawah. Senyum miring tercetak di bibirnya. Menunjukkan betapa wanita itu memandang Sania rendah.

"Pelacur cilik." Desis wanita itu tidak suka.

Sania membeku di tempat. Terkejut karena menemukan seorang wanita yang dengan tega mengatai dirinya padahal baru kali ini mereka berjumpa.

"Jaga bicaramu, Bianca."

Damian membalas. Tidak kalah dingin dari tatapan matanya. Salah satu alis wanita itu terangkat, tersenyum mengejek memandang Damian.

"Bukankah aku benar?"

Wanita itu bangkit dari duduknya. Berjalan tenang menghampiri Sania yang masih berdiri di tempatnya. Tatapannya merendahkan, membuat Sania cemas di tempatnya.

"Seorang perempuan yang menggoda lelaki dengan tubuhnya yang masih muda."

Wanita bernama Bianca itu berhenti saat tersisa tiga langkah kaki dengan Sania.

Damian's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang