Budayakan vote dan komen ketika membaca cerita
.
.
.
.
Gas-nya mana gaes??P.s. maaf atas keterlambatannya, dari hari selasa mendadak ada keperluan ke beberapa kota dan nggak sempet nyelesain edit karena pergi pagi pulang malem terus...ternyata aku bukan superman 😥
Jadi semoga tidak ada dendam diantara kita...selamat membaca
-----
"Gadisku yang keras kepala. Begitu menggemaskan ketika ku goda."
-----
Sania tidak mengalihkan perhatian ketika tangannya terangkat dan diusap dengan handuk hangat, teratur dari pangkal lengan sampai ujung jari-jari.
Hal yang sama berlaku pada tangan Sania yang satunya, berpindah ke leher dan terus turun ke dada. Berlama-lama disana dengan gerakan mengusap dan sedikit menggoda ujungnya sampai tubuh Sania sedikit bergetar.
"Apa harus selama ini?"
Sania bersuara, berdesis kesal untuk memecah kesunyian dan menginterupsi aktifitas sakral itu.
"Daddy sedang membersihkan daerah ini, sayang." Damian terkekeh melihat wajah Sania memerah sampai ke pangkal lehernya ketika Damian menekan kulit di bawah telapak tangannya. "Aku tidak ingin nanti bayi kita tidak bisa mendapatkan nutrisi yang cukup karena ini tersumbat." Damian terus bicara dengan tangan yang tidak berhenti bermain di puncak dada Sania mengabaikan Sania yang mulai gelisah disana karena tangan kurang ajar Damian.
"Aku bisa membersihkannya sendiri.",
Sania mengeram, hampir mengerang kalau tidak memaksa dirinya untuk tetap sadar. Damian dan permainan tangan sialannya selalu berhasil membuat Sania hilang kendali.
"Kenapa kamu sekarang selalu membantah, sayang?" Damian menatap Sania, membiarkan tangannya terus bergerak ke bawah, menggoda pinggul Sania dan berakhir di atas kelebatan lembut yang tertata rapi. "Apa karena hormon ibu hamil?"
Sania mengerang ketika dengan terampil jari Damian menyentuh intinya dan menggoda di sana, tepat di area sensitifnya.
"Ada apa, sayang?"
Damian bertanya polos, berpura-pura tidak sadar bahwa gelisah yang dirasakan Sania saat ini adalah karena perbuatannya.
"Damian.."
Sania mengerang, tanpa sadar memohon agar Damian benar-benar bermain disana.
"Baiklah, kamu sudah bersih."
Sania menatap kosong, seperti perasaannya saat ini ketika jari-jari Damian mulai menjauh dari tubuhnya. Sialan, Damian! Sania mengerang dalam hati tahu benar kalau pria itu sengaja menggoda dan membuatnya gamang.
"Cantik."
Bisikan disusul kecupan Damian menyadarkan Sania kalau pria itu sudah selesai memasangkan pakaian ke tubuh Sania.
Sania melirik tangan kirinya ketika suara 'klik' terdengar dan harus mendesah pasrah saat sadar dia baru saja melewatkan kebebasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian's Love
RomansBudayakan follow sebelum membaca. Cerita kolaborasi, cerita awal oleh akun @pussy_berry a.k.a @fana_merah_jambu a.k.a @eleutheria_mo (doi suka ganti-ganti nama akun) yang akan diselesaikan di akun ini. Cerita ini tidak plagiat, mencuri, meniru, meni...