Chapter V : New York, baby !

96 5 2
                                        

" Perrie, rambutmu ! kenapa kau memotongnya ?.... " ujar Jade terkejut setelah melihat penampilan baruku. 

" ya, aku ingin berpenampilan baru " kataku.

" ooh-- aku hanya berencana untuk mewarnai rambutmu saja tetapi kau sudah memotongnya, ini akan menjadi perubahan besar - besaran " ucapnya. dan aku hanya bisa menjawabnya dengan senyuman saja.

" kau mau makan ? " tanya Jade.

" nope, aku masih kenyang. lalu besok kita berangkat jam berapa ? " tanyaku.

" kita mendapat pesawat jam 9, mungkin kita sudah harus berangkat dari sini pukul 8. " jawabnya.

" um, Poopey apakah tidak ada sebuah penginapan didekat sini ? aku takut jika ayah mencariku hingga kemari " ujarku. memang penuh dikepalaku saat ini ketakutan jika ditemukan oleh ayah.

" aku kurang tahu Periwinkle... " ujar Jade dengan wajah yang kusut.

" aku yakin jika ia tidak menemukanku dikamar pasti akan kemari. aku takut " kataku dengan sedikit gemetaran.

" wait, aku permisi sebentar " tiba - tiba saja Jade mengambil handphonenya dan langsung pergi berjalan ke arah balkon. entah ia menelfon siapa.

aku langsung terdiam sendiri. ku genggam erat - erat kalung pemberian ibuku ini. memohon dalam hati untuk melancarkan semua keinginanku, jangan sampai ketahuan, jangan sampai gagal total. jika benar itu terjadi aku tidak akan henti - hentinya membenci diriku sendiri, membenci hidupku yang penuh rintangan. sampai sekarang aku bingung mengapa aku terlahir menjadi seorang putri, memang menyandang predikat putri raja itu menyenangkan karena merasa terhormat tetapi putri terhormat apa ini ! putri yang terkekang-lah yang ada.

" kita berangkat ke bandara sekarang, Periwinkle !! " teriak riang Jade sambil berlari kearahku.

" jesus... apa kau tidak bohong ?! " ujarku tak percaya.

" aku tidak berbohong ! aku meminta tolong ayahku untuk mengganti tiketnya jadi ayo kita cepat berangkat ! " kata Jade langsung meminta salah seorang supir pribadinya. ia juga meminta sang supir untuk merahasiakan keberadaanku dan mengerti akan keadanku ini.

dengan cepat aku mendorong 2 koper ini sekaligus sambil mengendap - endap agar tidak tertangkap oleh dayang lainnya. semua berjalan lancar dan akhirnya kami langsung saat itu juga menuju ke bandara. saat ini waktu menunjukkan pukul 8.15 sedangkan pesawat sudah berangkat menuju New York pukul 9 malam maka dari itu mr Carter sang supir melaju dengan kecepatan maksimum. selama diperjalanan tidak berhentinya aku mengucapkan rasa terima kasihku kepada tuhan. 

semuanya berjalan dengan lancar kami datang 10 menit sebelum pesawat berangkat, dengan gerak cepat kami langsung menuju pesawat. lagi - lagi paman Ronnie berbaik hati padaku, ternyata ia membelikan tiket kelas bisnis untuk kami berdua. beruntunglah kami tidak merasa bosan nantinya setelah perjalanan yang cukup jauh. penerbangan ini mengambil waktu cukup lama yaitu 7 hingga 9 jam lamanya kemungkinan kami akan sampai pukul 1 dini hari waktu New York. lebih baik aku menghabiskannya dengan tidur walaupun nanti harus melawan Jetlag yang akan melandaku.

FREEDOMWhere stories live. Discover now