Sepulang sekolah tadi Lova langsung merebahkan tubuh diatas kasur empuknya lalu tertidur, sampai sekarang pun ia masih bertahan di alam mimpinya.
"Lovaaa! Bangun sayang! Udah mau maghrib ini". Mama Mita mengetuk pintu kamar Lova berharap sang pemilik kamar segera bangun dari tidurnya.
"Ashkira Lovananta! Bangun nak!" Panggil mamanya sekali lagi.
Ceklek...
Pintu kamar terbuka menampilkan muka bantal Lova yang masih memakai seragam sekolahnya."Cepat mandi sana, ini udah jam setengah enam. Bentar lagi mau maghrib". Ucap mama Mita lembut.
Lova hanya menjawab perkataan mamanya dengan anggukan kepala, lalu kembali masuk kedalam kamarnya untuk mandi.
*****
Keluarga Lova sedang makan malam saat ini, mama Mita sangat pandai memasak. Apapun yang dimasaknya selalu terasa enak menurut Lova.
"Ma, Arkan mau makan pake sosis satu toples". Ucap bocah 4 tahun itu merajuk, ia tidak mau makan jika tidak ada sosis makanan kesukaannya.
"Itukan ada daging sapi syamh, sama aja kaya makan sosis". Ujar mama Mita lembut meyakinkan Arkan.
"Gak mau! Arkan maunya makan pake sosis daging sapi satu toples!" Tetap saja Arkan kekeuh pada pendiriannya.
"Yaudah, kakak beliin adeknya sosis sana di supermarket". Papa Lova mengeluarkan selembar uang seratus ribuan dan diberikannya uang itu pada Lova yang sedang menikmati makan malamnya.
"Lo makan tinggal makan apa susahnya si dek?" Lova mengomel memarahi adiknya.
"Udah sana, kembaliannya buat tambahan uang jajan kamu". Ucap papa Lova.
Karena imbalan yang menggiurkan, yang tadinya tidak mau Lova langsung pergi menuju supermarket untuk membelikan adiknya sosis.
Lova hanya berjalan menuju ke supermarket, karena memang jarak supermarket dari rumah Lova tidaklah jauh. Sekitar tiga menit Lova berjalan kaki sudah sampai ditempat tujuan.
*****
Setelah membayar sosis pada kasir, Lova keluar dari supermarket dan menuju kearah rumahnya. Tetapi saat ia menyebrang jalan, sebuah motor dari arah samping kanan Lova melaju dengan kecepatan tinggi. Lova yang kaget pun berteriak dan dengan spontan melempar sosis yang ia beli tadi. Untuk saja motor itu mengerem tepat sebelum menabrak Lova.
Orang-orang disekitar kejadian melihat Lova terduduk lemas diatas aspal jalan.
"Gak apa-apa dik?" Tanya seorang security supermarket."Gak apa-apa kok pak".
Pengendara motor itu menepikan motornya dan menghampiri Lova yang sedang terduduk lemas ditempat kejadian perkara. Uluran tangan dari seorang membuat Lova mendongakkan kepalanya.
"Lo?" Ucap Lova setelah melihat siapa cowok yang mengulurkan tangan dan hampir saja menebraknya.
Lova menerima uluran tangan itu dan melihat sosis yang ia beli berserakan dijalan. Seolah tau apa yang ada difikiran Lova, cowok itu menarik tangan Lova dan mengajaknya masuk kedalam supermarket.
"Lepasin tangan gue!" Lova mencoba melepaskan cekalan tangan kekar itu dari pergelangan tangannya.
Cowok itu melepaskan tangan Lova dan mengambil setoples sosis kemudian membawa sosis tersebut ke kasir. Setelah membayar sosis keduanya keluar supermarket dengan ekspresi yang berbeda.
"Sorry". Ucap cowok itu.
"Astaga! Lo bisa ngomong?" Pekik Lova heran. Karena sedari tadi disekolahan ia tidak mendengar satu kata pun yang keluar dari mulut cowok ini yang ia ketahui bernama Dirga.
Dirga menautkan kedua alis tebalnya. Merasa heran dengan ucapan Lova barusan.
"Ambil". Ucap Dirga.Lova mengambil kantong plastik berisi sosis tersebut dan mengulurkan tangannya.
"Gue Lova, yang tadi nyariin Lo di rooftop. Lo inget gue kan?" Lova memperkenalkan dirinya pada Dirga."Hmm". Jawab Dirga dingin tanpa membalas uluran tangan Lova.
Lova menatap pilu pada tangannya yang diacuhkan oleh Dirga.
Dirga menuju ke motornya, dan memakai helm. Saat ia akan menaiki motornya, ia tidak sengaja menginjak jepit rambut berwarna pink dengan motif hello Kitty yang tergeletak tidak jauh dari Lova terjatuh tadi. Dirga mengambilnya dan menyimpan jepit rambut itu di tas miliknya.
"Udah muka nggak ada ekspresi, songong lagi gak mau nerima uluran tangan gue". Gerutu Lova pada dirinya sendiri.
*****
Bel sekolah berbunyi, semua guru memasuki ruang kelasnya masing-masing. Tampak dari koridor kelas XI, pak Ghani berjalan memasuki ruang kelas XI-4. Namun, kali ini pak Ghani tidak sendirian melainkan ada seorang siswa dengan seragam lain berjalan dibelakangnya.
"Selamat pagi anak-anak". Ucap pak Ghani kepada semua muridnya."Pagi paakk".
"Kita akan kedatangan murid baru disini, silahkan masuk". Ucap pak Ghani mempersilahkan murid baru itu untuk masuk keruang kelas.
Murid baru itu masuk dengan masih mengenakan seragam lamanya. Semua penghuni kelas pun memperhatikan siswa baru itu dengan seksama.
"Silahkan perkenalkan dirimu kepada teman-teman". Ucap pak Ghani.
"Selamat pagi teman-teman, perkenalkan nama saya Zalian Putra Atmaja. Kalian bisa panggil saya Lian. Senang bisa bertemu dengan kalian". Ucap Lian memperkenalkan dirinya. Sekilas ia melihat Lova dan tersenyum kearahnya.
"Lian". Gumam Lova.
"Oke silahkan duduk dibangku yang kosong itu". Pak Ghani mempersilahkan Lian untuk duduk di bangkunya.
"Besok kita akan memilih perangkat kelas dengan cara voting. Jadi siapapun yang akan menjadi perangkat kelasnya, bapak mohon bisa amanah". Ucap pak Ghani sebelum meninggalkan kelas.
*****
Kenalin, gue Valen". Ucap gadis disamping tempat duduk Lian.
"Gue Lian ". Jawabnya.
Gadis itu menuliskan sesuatu ditelapak tangan Lian.
"Itu nomer ponsel gue, siapa tau Lo butuh gue. Chat aja. Gue selalu respon kok". Setelah menuliskan nomor tersebut, gadis itu melenggang pergi bersama seorang temannya."Dikira gue brondong kesepian kali ya, dikasih nomor begini?". Tanya Lian pada dirinya sendiri.
Lova beranjak dari tempat duduknya menghampiri Lian.
"Kenapa Lo pindah ke sekolah gue? Mana gak kasih tau gue dulu lagi kalo mau pindah disini". Tanya Lova pada Lian."Emm.. pengen aja. Emang kenapa?".
"Lo itu harusnya bersyukur bisa masuk di internasional high school. Malah pindah ke sekolah gue. Aneh Lo ".
"Gue punya alasan tersendiri pindah sekolah disini".
"Apa alasannya?" Tanya Lova penasaran.
"Kepo..". Jawab Lian.
Dari tempat duduknya Dirga memperhatikan Lova yang sedang berbicara dengan murid baru itu. Ada rasa penasaran didalam hatinya. Padahal sebelumnya ia tidak mau perduli dengan urusan orang lain, tetapi dengan Lova sekarang mengapa ia begitu penasaran?
Follow my Instagram
👉anggunf_fiolita

KAMU SEDANG MEMBACA
WILL I BE WITH YOU?
Подростковая литератураSedinginnya orang dingin, dia pasti punya hati, punya cinta dan punya rasa. Akankah hati yang beku dapat mencair ketika dihangatkan? Ada kisah diantara Dirga,Lova dan Lian yang akan membuat kalian penasaran dan mungkin senyum-senyum sendiri. Penasa...