Chapter 15

27 16 8
                                    


Setelah memastikan dandannya rapih, Lova keluar kamarnya dan menuju dapur untuk sarapan bersama keluarganya.

"Pagi." Sapa Lova dengan senyuman cerianya pada kedua orang tua serta adiknya.

"Pagi."

Lova melahap rotinya seraya mengingat kejadian semalam saat ia bersama Dirga. Tanpa ia sadari, sudut bibirnya terangkat hingga menampakkan senyum yang indah.

"Ma, kak Lova udah gila". Ucap Arkan yang melihat kakaknya sedang senyum-senyum sendiri.

Surya dan Mita mengarahkan pandangannya kepada putri sulungnya setelah mendengar penuturan dari Arkan. Benar saja, mereka melihat sang putri sedang tersenyum sambil mengunyah roti dimulutnya.

"Va?" Ucap sang mama.

Tidak ada respon dari Lova.

"Lova!" Panggil mamanya sekali lagi.

"Eehh iya ma?" Ucap Lova tersadar dari lamunannya.

"Kamu ini kenapa? Kok senyum-senyum sendiri?"

"Pasti karena pergi semalam sama gebetan ya?" Celetuk sang papa dengan senyuman jahil.

"Ihhh apa sih pa, orang itu cuma teman."

"Halah, nanti juga lebih dari teman. Papa liat dia anak baik-baik kok. Terbukti dari semalam dia minta izin ke papa langsung buat ngajak kamu main. Papa suka kalo kamu deket sama dia."

"Apaan sih pa, enggak ah. Deket apaan orang kita cuma temen. Yaudah Lova berangkat dulu. Assalamualaikum." Lova mencium kedua tangan orangtuanya dan pamit untuk berangkat ke sekolah.

"Walaikumsalam". Ucap kedua orang tua Lova.

*****

Lova menunggu angkot didepan gang kompleks rumahnya. Biasanya jika angkot tidak ada ya terpaksa ia harus naik taxi. Biasanya sang papa akan mengantarnya sekolah, namun minggu-minggu ini papanya sedang sibuk dengan pekerjaannya. Jadi Lova tidak mau merepotkan papanya.

Hampir dua puluh menit ia menunggu angkot. Tetapi hasilnya nihil, satupun angkot tidak ada yang lewat. Bahkan taxi juga tidak ada yang lewat. Lova membuka ponselnya dan hendak memesan grab, namun dari arah belakang terdengar suara motor Lian yang akan melintas.

"Yan bareng ya?" Ucap Lova dengan senyum sumringahnya.

Lian berfikir sejenak, ia masih kesal dengan Lova. Tetapi, jika ia meninggalkan Lova saat ini. Pasti Lova akan terlambat datang ke sekolah. Akhirnya setelah pemikiran yang cukup lama, Lian menganggukkan kepalanya.

*****

Selama diperjalanan menuju sekolah, Lian hanya diam membisu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sifat Lian kali ini membuat Lova heran.

"Kok diem aja sih Yan?" Ucap Lova mendekatkan wajahnya ditelinga kiri Lian agar Lian dapat mendengar suaranya.

"Gak pengen ngomong." Jawab Lian seadanya.

"Oh, oke".

Hanya itu percakapan yang terjadi, sampai disekolah pun Lian lebih berjalan mendahului Lova daripada harus mensejajarinya.

*****

Zeva dan kedua sahabatnya sedang memperhatikan meja Dirga, menunggu sang pemiliknya datang. Pagi sekali Zeva sudah meletakkan sebuah kotak sarapan untuk Dirga. Berharap makanan yang ia letakkan di kolong meja, tidak akan ia berikan kepada orang lain lagi.

"Zev! Dia dateng." Ucap Chika dengan hebohnya.

"Kita liatin Zev, siapa tau kali ini dia makan tuh sarapan". Timpal Flora.

WILL I BE WITH YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang