Cinta? Dirga tidak pernah mencintai seseorang kecuali mencintai keluarganya. Baginya cinta itu harus diberikan kepada seseorang yang membuat hatinya merasa nyaman, yang tidak pernah membuat dirinya merasa terusik. Sayang dan cinta itu beda. Makanan jatuh baru lima menit saja itu udah bisa disebut sayang. Tapi kalo cinta? Diibaratkan saja sudah sulit apalagi untuk menerapkannya.
Dirga belum pernah merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, tetapi kali ini saat ia didekat Lova. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh, sesuatu itu timbul dihatinya. Ia tidak tahu itu perasaan macam apa. Yang jelas saat ia didekat Lova terasa berbeda dengan berada didekat gadis lain.
Lova mengambil sesuatu didalam tasnya yang berwarna pink.
"Nih dompet lo". Lova memberikan dompet berwarna cokelat itu kepada sang pemilik nya."Lo nyuri?" Mata Dirga memicing tajam kearah Lova.
"Orang tua gue masih mampu, jadi untuk apa juga gue mau nyuri dompet lo". Jawab Lova ketus.
Dirga mengecek isi didalam dompetnya, kartu kredit beserta kartu lainnya aman. Tidak ada yang hilang dalam isi dompet tersebut.
Ia menoleh kesamping kanannya yang langsung menampakkan wajah cantik yang mulus serta bibir tipis berwarna pink milik Lova membuatnya merasakan hal aneh itu kembali.
Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, serta batinnya mengatakan kalimat 'cantik'.
"Kalo gue mau balik, gue harus lewat mana?" Tanya Lova yang membuat Dirga tersadar dalam lamunannya.
"Gak usah balik". Jawab Dirga.
"Udah sore, jugaan ngapain gue lama-lama sama lo".
"Lo harus tanggung jawab dulu dong". Kata Dirga sambil memegang lukanya.
"Gue kan udah obatin Lo, gue juga udah minta maaf".
"Itu semua belum cukup".
"Terus gimana biar cukup?"
Terlintas sebuah ide yang membuat Dirga menyeringai menang.
"Mulai sekarang turutin semua perintah gue selama satu bulan full". Dengan menyandarkan bahunya di punggung bangku, Dirga dengan santai mengucapkan kalimat tersebut."Maksud lo gue harus jadi babu lo gitu? Ogah!" Tolak Lova mentah-mentah.
"Yaudah kalo gak mau, disini banyak cctv. Tinggal gue ambil videonya dan gue jadiin barang bukti buat laporin lo ke polisi atas tindakan kekerasan."
"Eh, kok gitu?" Lova menunjukkan raut wajah yang panik ketika mendengar kata 'polisi'.
"Mau?" Tawar Dirga.
"Yaudah". Jawab Lova pasrah.
"Yaudah apa?"
"Yaudah gue mau".
"Mau apa?"
"Mau nurutin semua perintah lo". Jawab Lova sudah kesal diatas ubun-ubun.
*****
Sepulang sekolah tadi Satya,Zico,Yudha dan Bimo sedang berada disebuah caffe dipinggir taman. Kebiasaan remaja pada umumnya yaitu nongkrong. Itulah yang saat ini mereka lakukan.
"Eh Sat, Lo milih Valen sama Zeva jadi perangkat kelas karena mau deket-deket sama mereka kan?" Ucap Yudha sambil menyalin jawaban ekonomi dari buku Zico. Diantara mereka berlima Zico bisa dikatakan yang paling cerdas. Terbukti dari setiap harinya ia selalu mengerjakan tugas-tugas sekolah tepat waktu dan menjawabnya dengan benar."Itu lo tau". Jawab Satya sambil memainkan ponselnya.
"Udah ketebak banget dari muka sange lo".
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL I BE WITH YOU?
Teen FictionSedinginnya orang dingin, dia pasti punya hati, punya cinta dan punya rasa. Akankah hati yang beku dapat mencair ketika dihangatkan? Ada kisah diantara Dirga,Lova dan Lian yang akan membuat kalian penasaran dan mungkin senyum-senyum sendiri. Penasa...