Chapter 7

66 33 9
                                    




Roda kehidupan manusia itu berputar, kadang diatas dan kadang dibawah. Saat berada diatas mungkin kita lupa bahwa segala yang kita miliki adalah pemberian Tuhan semata. Sedangkan saat kita berada dibawah, kita mengeluh tuhan tidak adil. Satu bulan yang lalu sebelum papanya bangkrut, Flora selalu menghabiskan uang sakunya untuk berbelanja dengan Zeva dan Chika. Tetapi saat ini, jangankan untuk belanja di mall untuk membayar uang kontrakan dan sekolahnya saja masih belum cukup. Ia harus bekerja sepulang sekolah demi membantu perekonomian keluarganya, ia tidak tega jika melihat papanya yang terbaring lemah dirumah sakit tidak sembuh-sembuh. Ayahnya terkena serangan jantung karena berhasil ditipu oleh rekan kerjanya. Ibunya yang dahulu hanya ongkang-ongkang kaki, sekarang ikut membantu Flora bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

"Kak, Cindy maunya makan pake ayam goreng. Gak mau cuma sama tempe goreng doang". Ucap adik Flora.

"Uang kakak gak cukup buat beli ayam goreng dek, kalo kakak punya uang lebih insya allah kakak beliin Cindy ayam goreng ya?"

"Iya, janji ya?" Gadis yang masih duduk dikelas dua SD itu mengacungkan jari kelingkingnya.

"Iya janji". Flora menerima acungan tangan dari adiknya.

*****

Lova mengantarkan mamanya ke supermarket dekat dengan rumahnya. Hari Minggu adalah hari Lova untuk membantu mamanya dirumah, mamanya jago masak jadi ia juga harus jago memasak. Pesanan catering mamanya selama satu bulan ini sangat padat, jadi sering kali mamanya kerepotan walaupun sudah banyak pegawai yang membantu.

"Lova tunggu diluar aja ya ma, mama masuk sendirian gak apa-apa kan?"

"Emang kenapa nggak ikut masuk? Biasanya minta dibeliin makanan ini itu". Jawab mama Mita.

"Ehehe.  Gapapa ma, males jalan Lova tunggu luar aja".

Lova menunggu sembari duduk dibangku dekat dengan caffe terbuka disamping supermarket. Ia mengecek ponselnya dan mendapati sepuluh panggilan dari Lian dan pesan dari teman-temannya. Lova membuka pesan dari Lian terlebih dahulu daripada melihat pesan dari temannya.

To: Lian
Maaf Yan, lagi nganterin mama ke supermarket. Kenapa?

Read

From: Lian
Padahal gue mau ngajakin lo beli novel.

To: Lian
Seriusan? Tunggu gue pulang nganterin mama ya

Read

From: Lian
Oke deh

Senyum bahagia terpancar di wajah mulus Lova, ia membayangkan akan sangat menyenangkan saat ia jalan berdua dengan Lian saat membeli novel nanti. Hampir satu jam ia menunggu mamanya dan akhirnya yang ditunggu pun keluar juga. Memang dekat jarak supermarket dari rumahnya, tetapi barang belanjaan mama Lova tidak sedikit jadi Lova membawa motor untuk membantu membawa belanjaan dari mamanya.

Setelah sampai dirumah, ia langsung menghubungi Lian dan bersiap-siap untuk pergi.

Tok..tok..tok
Suara ketukan pintu terdengar dari depan rumah Lova. Ia segera membukakan pintu dan terpampang lah wajah Lian yang ganteng dengan memakai kaos lengan pendek berwarna hitam polos serta ia memakai jaket kesukaannya berwarna army. Lova bersyukur bisa bertetangga dengan Lian, sudah ganteng,pinter, orang kaya pula. Papa Lian direktur utama PT telekomunikasi indonesia. Jadi, Lian itu anaknya orang kaya.

"Udah siap?" Tanya Lian.

"Udah, aku izin ke mama dulu ya".

"Oke".

WILL I BE WITH YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang