Chapter 8

70 33 15
                                    



Secuek apapun cowok dan sedingin apapun dia akan tetap merasakan cemburu jika orang yang disukainya lebih dekat dengan orang lain. Bukan karena ia tidak mampu untuk membuat orang yang disukainya itu bahagia, namun perihal siapa yang sudah lebih dahulu bersamanya. Dirga tau ia masih terlalu baru dikehidupan Lova, tetapi ia tidak suka jika melihat Lova dan Lian selalu bersama. Perasaan itu selalu muncul ketika ia melihat Lova dekat dengan Lian.

Setelah makan siang di restoran tadi, Dirga mengajak Lova kerumahnya.

"Kerjain pr gue". Dirga mengambil buku matematikanya dan diberikan kepada Lova.

"Hah? Matematika?" Ujar Lova.

"Sebelum ulangan kemarin kan dikasih pr jaga-jaga kalo remedial. Gue males ngerjain".

"Lo pikir gue..." belum selesai Lova berkata, Dirga langsung memutus perkataannya.

"Lo ngebantah gue cium, mumpung  gak  ada orang dirumah". Lantas saja perkataan Dirga membuat seluruh tubuh Lova kaku, mukanya pucat, pipinya memerah dan bahkan tangannya sudah berkeringat menahan malu.

Dengan sebisa mungkin Lova mengerjakan pr matematika milik Dirga. Ia saja baru mengerjakan sampai lima soal, sisanya belum ia kerjakan karena caranya berbeda dengan yang diajarkan pak Ghani.

"Gue nggak ngerti yang nomer 6 dan seterusnya". Ucap Lova.

"Kaya gini". Tunjuk Dirga pada salah satu buku cetak didepannya.

Lova membaca buku itu dan mencoba menghitung soal dengan menerapkan cara di buku tersebut.

"Ini". Lova memberikan hasil kerjanya kepada Dirga.

"Salah". Ucap Dirga santai.

"Kok Lo bisa tau ini salah?"

"Ya salah lah, ini harusnya lo eliminasi dulu. Bukan malah lo tambah." Dirga mengambil buku pr nya dan mengerjakan soal yang menurut Lova sulit. Lova bingung pada Dirga, jika ia bisa mengerjakan sendiri kenapa harus menyuruhnya?

"Kok lo bisa?" Tanya Lova.

"Gue pinter". Jawab Dirga sambil makan kacang.

Lova tersenyum miring yang menandakan ia tak percaya dengan ucapan Dirga.
"Lo gak percaya?" Dirga memicingkan matanya kepada Lova.

"Nggak".

"Soal ulangan matematika kemarin mana yang paling susah?"

"Nomer 8,9,10". Jawab Lova

"Kalo ketiga nomor itu gue bener,  cium pipi gue didepan Lian?"

Lova melebarkan matanya atas perkataan Dirga.
"Lo gila?"

"Ya kalo lo gak mau gue yang cium lo. Gimana?"

"Gak!". Jawab Lova ketus.

"Yaudah, kalo gitu Lo aja. Deal!"

Lova menghembuskan nafasnya secara kasar karena kesal dengan ucapan Dirga. Kapan sih Dirga gak membuat jantungnya hampir keluar dari tempatnya?

*****

Pagi ini Zeva dengan semangat berangkat ke sekolah dengan diantarkan supir pribadinya. Pukul 06:25 WIB, Zeva sudah sampai dikelasnya. Ia melancarkan aksinya untuk menaruh cokelat yang ia beli kemarin di kolong meja Dirga. Jika masih jam segini belum ada siswa atau siswi yang ramai datang ke sekolahan, maka dari itu ia sengaja berangkat pagi sekali untuk melancarkan rencananya.

"Semoga Dirga mau makan cokelat gue ah". Ucap Zeva.

Beberapa menit kemudian, siswa siswi SMA BINA BANGSA sudah ramai datang ke sekolahan untuk menuntut ilmu. Zeva menunggu kedatangan Dirga karena ia tidak sabar melihat ekspresi dirga ketika melihat dikolong mejanya ada dua buah cokelat yang harganya bisa untuk membeli bakso tiga piring.

WILL I BE WITH YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang