Chapter 14

34 19 13
                                        

Assalamualaikum wr.wb

Mohon maaf banget buat kalian para readers aku. Aku baru sempet upload cerita lagi karena ada beberapa kendala. Semoga cuma kemarin-kemarin aja ya aku telat upload cerita baru. Happy reading kembali😚





Cahaya matahari mulai menyeruakkan sinarnya, membuat Lian yang tertidur di kasur empuknya terpaksa membuka mata. Rasanya ia masih ingin tertidur, saat ia mengetahui siapa semalam yang datang dirumah Lova. Lian lebih memilih untuk mengerjakan soal matematika dan akuntansinya daripada harus memikirkan tentang kemana Lova dan Dirga pergi. Namun, langkah yang ia ambil tetap salah. Hati dan otaknya masih terus memikirkan tentang mereka berdua. Hingga pukul dua belas malam ia baru bisa tertidur.

*****

Sepoi-sepoi angin malam menambah rasa deg-degan Lova saat ini. Ia tidak menyangka jika Dirga mengajaknya kesebuah tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya.

"Kok lewat hutan-hutan begini sih Ga?" Tanya Lova ketika motor Dirga menyusuri jalanan tengah hutan Pinus yang gelap.

"Kalo takut peluk gue aja". Ucapnya santai, Dirga tidak tau jika ucapannya barusan membuat jantung Lova tidak karuan detakannya.

"Emang gapapa?"

"Gapapa, asal jangan kelitikin gue aja".

"Oke". Tanpa Dirga kira juga, Lova melingkarkan tangannya ke perut Dirga. Mungkin karena udara memang dingin, dan ia ketakutan mangkanya ia menuruti saran Dirga.

"Udah sampe". Kata Dirga.

Lova melepas pelukannya dan turun dari motor. Ia melihat disekelilingnya dan mulai takjub akan apa yang dilihatnya.

"Gimana? Bagus kan?" Ucap Dirga.

"Bagus banget, kaya di cerita wattpad yang gue baca. Cowoknya kasih surprise ke ceweknya. Ya kaya gini nih, romantis banget". Ucap Lova tanpa sadar jika disebelahnya itu Dirga, bukan sahabatnya Risa ataupun Sarah.

Hamparan kota dibawah bukit menampakkan kelap-kelip lampu yang membuat mata Lova berbinar melihatnya. Ia tidak menyangka jika disekitar daerah ia tinggal terdapat pemandangan sebagus ini.

"Gue romantis?" Tanya Dirga.

Lova menoleh, memandang Dirga dengan jantung yang masih berdebaran. Ia baru sadar akan ucapannya tadi yang tidak ia maksudkan kepada Dirga.

"Emm.. lumayan". Ucap Lova sedikit gugup.

"Sorry kalo gue bikin lo susah selama hampir satu bulan ini". Ucap Dirga kemudian.

Lova mengikuti arah Dirga berjalan yang berakhir di kursi, tepat dipinggir bukit yang memperjelas penampakan kelap-kelip lampu kota.

"Gue gak ada maksud bikin lo kesel kok".

"Tapi lo bikin gue kesel". Jawab Lova.

"Iya gue minta maaf".

"Oke".

"Gue mau nanya". Lova menatap Dirga.

"Apa?"

"Luka lo waktu itu karena pukulan gue atau pukulan orang lain? Jujur". Lova ingin mengetahui apakah yang diucapkan Lian itu benar atau salah.

"Pukulan orang lain, ya kali lo bisa pukul gue sampe bonyok begitu". Ucap Dirga santai.

"Iiihhhh, kok lo nyebelin?" Satu cubitan panas mendarat di bahu kanan milik Dirga.

"Aawwww... Jangan dicubit dong. Sakit!"

"Kenapa lo bohongin gue?" Kesal Lova.

"Kenapa lo mau dibohongin?"

WILL I BE WITH YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang