"Jangan ambil dia seperti kau mengambil semuanya dariku, Tuhan"
-----Happy reading-----
"Kebo.. Bangun ntar lu telat sekolah taf"
Suara yang ku dengar setiap pagi, aku tidak butuh alarm karna abangku, Devin. Dia adalah orang yang slalu menjagaku, yang memperlakukanku seperti anak kecil. Dia pengganti mama setelah mama pergi selamanya
"Setengah jam lagi deh" Aku mengubah posisi tidurku untuk mencari posisi nyaman.
"Setengah jam apaan, eh bangun sekarang"
Aku bangkit dari surga dunia itu dan bangkit berjalan ke kamar mandi
"Gitu kek daritadi, kan gak perlu gua teriak dulu" Kesalnya lalu pergi keluar kamarku
---------------
Setelah mandi aku pergi kemeja makan untuk menghabiskan makanan yang telah disiapkan abang dari jam 5 pagi tadi. Setelah makan abang mengantarku kesekolah tak lupa dia mengingatkan peraturan yang harus aku turuti, kurang lebih seperti ini:
-jangan melawan guru
-jangan cerita ketika jam pelajaran
-jangan irit ngomong supaya dapet temanOke, yang terakhir mungkin akan aku langgar.
Aku berjalan di Koridor menuju kelas sampai suara keramaian membuatku menghentikan langkahku dan menoleh ke lapangan.
Terlihat seorang pria yang berlutut dengan sebuah bungan dan coklat di tangannya, mengahadap seorang perempuan yang sudah ketebak orangnya siapa, Catherine.
"Norak" Setelah mengucapkan itu aku langsung melanjut kan langkahku ke kelas
Sesampainya dikelas...
"Tafia.. "
Ah itu dia si cerewet Mita, satu satunya temanku di sekolah ini.
Aneh sih ya karna aku gak ada teman lain selain dia, itu juga karna dia sahabatku dari kecil
Aku hanya bergumam sebagai jawaban dari sapaan nya
"Ih masih pagi juga udah jutek aja lu"
Aku diam.
"Taf, lu tau gak si ketin di tembak bang rafi di lapangan tadi"
"Tau" Jawabku singkat
"Gua mau juga tau digituin, kan enak"
"Lu mau jadi norak? " Tanyaku
Aku bisa melihat keningnya berkerut pertanda bingung dengan ucapanku barusan
Aku menghembuskan nafasku
"Ditembak ditengah lapangan itu norak tau gak"
"Ih tafia gak norak tau"
"Lu sih yang gak pernah ditembak jadi gak tau rasanya gimana" Sambungnya
"Ya bodoamat" Aku memasang earphone dikedua telingaku malas untuk melanjutkan topik ini.
---------------
Rayen Pov
Ini parkiran atau pasar sih rame banget gila batinku.
Aku melihat parkiran sekolah penuh dengan mahluk yang tengah sibuk memarkirkan kendaraan mereka
Untung aja gua ada parkiran khusus
Aku masuk lewat gerbang samping karna aku tahu gerbang utama pasti ramai
Langkahku terhenti saat mataku menangkap sosok cewek dengan tampilan sederhana sedang berdiri di Koridor dengn tatapan yang mengarah ke keramaian di lapangan
Lamunanku buyar saat sebuah tangan menepuk pundakku
Untuk aja pandai jaga keseimbangan jadi ga jatuh
"Apaansih tolol hampir jatuh gua" Ketusku
Dia tertawa "namanya tafia anak kelas 10 IPA¹" Ucapnya seolah sedang membaca fikiranKu
"Lu tau darimana ga"
"Ya tau lah gua kan ketos yang budiman" Jawabnya dengan tampang ingin dilempar sepatu.
Untung temen
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Someone
Teen FictionBenci menjadi awal dari sebuah kisah dan cinta, hanya butuh waktu saja untuk kedatangannya. Cerita ini ditulis untuk mengenang kisah kisah indah yang terlewatkan begitu saja. Aku harap kalian bisa merasakannya walau hanya dari kata kata yang aku t...