DS-12

37 7 0
                                    

Sebelum membaca budayakan vote ya readers yang baik hati dan tidak sombong:v

Ini gua update tengah malem, karna lagi kangen sama orang yang uda ngilang ntah kemana

-----happy reading-----

Keluar dari mobil bang aan dan langsung memasukki kamarku tak lupa aku mengunci pintu karna saat ini aku benar-benar tidak ingin diganggu.

Aku membenamkan wajahku kebantal dan mulai menangis tanpa suara. Kata orang tanggisan paling menyedihkan itu ketika menangis dalam diam atau menangis tapi tidak mengeluarkan suara, hanya airmata yang mewakili semua rasa sakit yang kutahan sedari tadi.

"Tafia.. Pliss.. C'mon buka pintunya", teriak cowok dari balik pintu yang sudah kutebak pasti adalah devin.

"Tafiaa..--"

"--gua minta maaf udah buat lu khawatir, pliss buka pintunya"

"Vin, biarin tafia tenangin dirinya dulu"

Ternyata bang aan juga masih menunggu diluar menemani bang devin.

15 menit tidak terdengar lagi suara teriakkan dari luar, aku yang masih belum puas meluapkan semua keluh kesah ini, bangkit dari tempat tidur berjalan kearah jendela kamarku yang cukup besar tanpa terpasang jerjak besi memudahkan ku untuk keluar.

Sangat mudah turun dari tingkat dua kamar ku menuju ke bawah dengan bantuan pohon belimbing yang dari dulu menjadi tempat favorit ku saat menulis diary.  Aku berlari ke arah taman, sepi, jelas karna ini sudah pukul 9 malam, tidak terasa waktu cepat sekali berlalu.

Aku duduk dirumput sambil menatap langit, tidak ada bintang disana-akan hujan kayaknya- seperti dalam novel-novel ketika melihat bintang mungkin beban fikiranmu akan sedikit berkurang, sebagian orang percaya itu dan kurasa aku juga mempercayai itu.

"Langit.. Bisakah kau turunkan hujan dengan petir? Aku ingin menangis tanpa terlihat, ingin teriak tanpa didengar".

Aku tersenyum saat setetes air mengenai mataku, dan terus mengalir seolah aku sedang mengeluarkan airmata, dan detik berikutnya ribuan airhujan turun tak beraturan, sangat tajam jika mengenai wajahku, tapi aku tak peduli karna yang kulakukan sekarang adalah tersenyum menatap ribuan air yang jatuh itu.

"Terimakasih hujan, kau berhasil membuatku bahagia", yang mana airmata dan yang mana air hujan semuanya telah menjadi satu, gemuruh petir mulai terdengar semakin kuat hingga siapa  saja  yang mendengarnya akan ketakutan. Lain halnya dengan tafia, gadis itu semakin tersenyum dan terus menangis..

"TAFIA KANGEN MAMA!! TAFIA KANGEN AYAH!! TAFIA PENGEN KELUARGA KITA UTUH LAGI!! MAMA TAFIA GAK KUAT!!", ia terus berteriak ntahlah rasanya itu bisa membuatnya sedikit lega walau dia tahu konsekuensi nya setelah ini dia akan terkena demam dadakan.

----------------

Hujan belum berhenti tapi kenapa aku merasa tidak terkena air hujan lagi, aku mendongakkan kepalaku dan ada sebuah payung biru terbentang tepat diatas kepalaku dengan seorang laki-laki yang menatapku sayu.

"Malam ini bintang gak keluar karna gak berani lihat bintang terindah yang sedang nangis dibawah guyuran hujan", kata-katanya seolah menghangatkanku, aku sangat merindukannya, devin.

"Apa yang salah dari bintang yang menangis?"tanyaku.

"Tidak ada, yang salah adalah orang yang membuat bintang itu menangis, maafin gua taf.. " aku bangkit dan langsung memeluknya, kembali menangis tapi kali ini adalah airmata kebahagiaan.

"Gua tau lu pasti shock lihat ini semua, tapi apapun keputusan lu, gua bakal terima, lu tetap akan jadi bintang dihidup gua tafia.. Maafin gua gak bisa jadi abang yang baik buat lu.. "

Aku melepas pelukan itu dan menatapnya lekat,"Nanti aja minta maafnya pas lebaran biar sekalian salam tempel" dan mereka berdua tertawa tanpa menyadari hujan telah berhenti tapi dua abang beradik itu tetap memakai payung.

"Ganti baju lu ntar masuk angin", ucap devin setelah sampai didepan kamar tafia, tafia hanya mengangguk dan baru saja ingin berbalik tangan dingin devin kembali menghentikannya.

"Gua juga kangen mama, gua juga kangen keluarga yang utuh, tapi gua juga lagi berusaha untuk jadi segalanya buat lu taf", aku tersenyum dan memeluknya, aku beruntung memiliki abang yang sangat menyayangi ku dan slalu mengerti sikapku.

"Makasih udah slalu jagain gua bang, maaf kalau gua slalu nyusahin lu dan buat lu terbebani--"

"Gua gak pernah terbebani atas kehadiran lu, karna setiap lihat lu, gua kayak lihat mama, lu segalanya buat gua taf apapun akan gua lakuin untuk bisa buat lu bahagia terus"

"Lebih ceria gua atau matahari di film telletubies?" slalu saja tafia yang mencairkan suasana karna tak pernah ingin berlarut dalam kesedihan.

"Lebih ceria dipsi, lu kan jutek kayak ibu tiri cinderella"

"Apa lu bilang"

Baru saja dia hendak melayangkan satu cubitan bon cabe miliknya tapi devin sudah lari setelah mencium keningnya

"Cepat ganti baju terus tidur"teriaknya sambil berlari ke kamar, tafia hanya bisa menggeleng melihat sikap abangnya yang lebih kekanank-kanakkan darinya, tapi bisa diakui dalam waktu tertentu abangnya bisa jadi sangat dewasa dalam berfikir, dan bisa jadi sangat menyebalkan juga.

---------------

Setelah mandi dan mengganti baju, tafia duduk dimeja belajarnya -diujung meja- terdapat foto seorang wanita cantik yang sedang tersenyum disamping lelaki paruh baya yang tampak gagah dan ditengahnya ada seorang anak laki-laki kecil, iya itu adalah foto keluarga mereka, ralat, keluarga bang devin karna disana tidak terdapat adanya tafia, tafia lahir berbarengan dengan kepergian ibunya.

Dia sangat ingin berada didekat ibunya walau hanya sebentar saja, dia ingin merasakan bagai mana mempunyai seorang ibu. Tafia beralih membuka laci meja belajarnya dan mengambil buku hitam yang berukuran sedang didepannya terdapat tulisan bevroren lever -bahasa belanda- ia membuka buku itu dan mengambil pena berwarna biru

Dear diary

Hujan menemaniku menghabiskan sisa kegelisahan yang dari awal kutahan

Bahagia itu akan datang dengan sendirinya tanpa kita tahu kapan akan terjadi

Tapi..

Apakah aku akan mendapat giliranku?

Selamat malam kisah yang hancur..

Thanks buat yang uda baca, jangan lupa vote, coment jika ada salah kata atau typo karna ini ngetik nya tengah malamhehe

Bagian hujan itu beneran loh ya:")))


Salam penulis amatiran
Mrsynabila:)

Dear SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang