-----happy reading-----
Sudah dua hari aku tidak masuk sekolah dan sudah dua hari juga bang devin menghilang. Tepat hari ini adalah peringatan hari ulangtahun mama yang ke 45 tahun.
Harusnya aku datang bersama bang devin ke makam mama sekarang, tapi nyatanya hanya aku sendiri disini-didepan makam yang bertulisan- tia ariesta- aku terduduk disamping nisan yang kelihatan bersih, karna abang sudah menyuruh kang fais untuk slalu merawat dan menjaga makam orang yang tlah melahirkan kami berdua.
"Mah.. Selamat ulangtahun, hari ini tafia datang sendiri karna-" aku mulai terisak tak kuat untuk melanjutkan kata-kata ku, "maaf mah.. Tafia janji akan bawa abang kesini, abang yang ingatin tafia buat datang setiap tahun hiks.. Jangan marah sama abang mah abang baik, abang slalu jaga tafia.."
"Neng.. ", aku berbalik mendapati kang fais berdiri tepat dibelakangku dan pakaian yang penuh tanah sepertinya habis menggali makam
"Neng kenapa datang sendiri? Den devin kemana?"
Lagi, aku menangis lagi, bahkan aku juga tidak tahu dimana abangku berada,"kang, bang devin udah menghilang selama dua hari"
"Maksud neng menghilangkan gimana? Baru kemarin akang bicara sama den devin trus kenapa sekarang sudah hilang", bisa kulihat wajah terkejut kang fais, tapi tak kalah terkejutnya aku saat mendengar kalau bang devin ada kesini kemarin, itu artinya sebelum menghilang bang devin sudah berziarah ke makam mama.
"Neng kenapa diam aja atuh"
"Hmm? Bang devin bicara apa aja sama kang fais?"
"Tidak banyak, den devin cuma bilang untuk slalu merawat makam ini seperti biasa, dan juga aden bilang mau selesain masalah yang harusnya dari dulu diselesaikan", aku tidak bergeming masalah apa yang dimaksud nya? Batin ku.
Aku kembali berjongkok disamping makam, "mah tafia pamit ya, nanti tafia datang lagi bareng bang devin, pasti". Aku mencium batu nisan itu seolah mencium kepala mama, berdiri "kang saya pulang dulu ya, makasih sudah merawat dengan baik makam mama".
"Iya sama-sama atuh neng, itukan sudah kewajibannya akang, sering-sering mampir kesini ya neng",aku tersenyum "pasti kang" setelah itu beranjak pergi, aku harus cari tahu masalah apa yang harus diselesaikan abang hingga dua hari menghilang.
---------------
Ditaksi aku mengeluarkan ponselku mencari nama bang aan-sahabat abang-dia pasti bisa membantuku.
"Halo bang, tafia dapat petunjuk tentang abang"
"Ketemu di cafe sosmed sekarang, gua udah siap kelas"
"Oke gua otw" aku kembali memasukkan ponselku, "pak ke cafe sosmed ya"
"Siap mba"
15menit menunggu akhirnya bang aan datang, "Sorry lama tadi macet, udah lama nunggu?" aku hanya menggeleng sebagi jawaban.
"Trus petunjuk apa yang lu dapat?", aku menceritakan semua waktu ke makam mama hingga perkataan kang fais, dan ya bang aan langsung menggerutkan keningnya sama sepertiku yang masih bingung dengan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Someone
Teen FictionBenci menjadi awal dari sebuah kisah dan cinta, hanya butuh waktu saja untuk kedatangannya. Cerita ini ditulis untuk mengenang kisah kisah indah yang terlewatkan begitu saja. Aku harap kalian bisa merasakannya walau hanya dari kata kata yang aku t...