Budayakan vote sebelum membaca ya guys🙏
-----happy reading-----
Matahari pagi menyambut tafia dengan sinar yang sangat terang, pagi ini sangatlah cerah sepertinya matahari juga mengerti bagaimana perasaan gadis itu sekarang.
Tafia langsung bangkit dari pulau kapuk tersebut dan berjalan kekamar mandi, tidak sambil tersenyum atau bernyanyi, karna memang itu bukan ciri khas tafia.
Tak butuh waktu lama baginya mempersiapkan diri dan langsung pergi ke ruang makan, sudah ada bang devin disana yang sibuk dengan laptopnya dan secangkir kopi putih disisi kirinya
"Serius amat sih bang", tafia duduk dibangku sebelah abang nya yang masih diam dan sibuk dengan dunianya.
"Gua dikacangin nih ceritanya?" tetap saja tidak ada respon, karna kesal tafia mengambil cangkir kopi yang isinya tinggal setengah itu dan meminumnya sampai habis.
"Ehh.. Dek, itukan kopi gua"protes devin dan langsung merebut cangkir itu dari tangan tafia.
"Bodo, abisnya gua dikacangin sih"
"Gua lagi ngerjain tugas kuliah taf"
"Lu berangkat naik angkutan umum aja ya, gua gak bisa nganter nih", sambungnya.
"Terserah, pacaran aja sono sama laptop", tafia beranjak pergi dari meja makan itu tanpa sarapan
"Taf.. " panggilnya
Tafia berbalik dan menatap kesal abangnya itu,"Apalagi sih bang? Gua gak nafsu sarapan".
"Siapa juga yang nyuruh lu sarapan"
"Ya terus ngapain manggil"
"Lu ke sekolah gak bawa tas?", tafia langsung melihat dirinya sendiri, benar saja dia lupa membawa tasnya karna turun dengan cepat tadi.
"Tau ah!"
Malu
Malunya itu loh astagaa, walaupun sama abang sendiri, tapi kalau abangnya kayak devin mah kelar hidup gua.
"Haha.. Makanya jangan jutek banget jadi orang", devin tertawa puas melihat wajah adiknya yang menaiki tangga dengan hentakan kaki
Ngeselin emang.
---------------
"Mana sih ini angkot nya lama banget" sudah satu jam tafia berdiri dipinggir jalan menunggu angkutan umum yang tidak lewat.
Tafia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 07.56 wib. Matanya membulat sempurna selanjutnya dia langsung berlari.
"Mampus gua kalau telat pelajaran si manukiller!" pekiknya dan berlari kencang ke arah sekolah, tak luput dari tatapan orang sekitar yang aneh melihat cewek itu lari sambil melihat kearah jam nya terus.
Hebat ya ga kesandung kayak film india.
Dengan beberapa kali terhambat kemacetan di trotoar akhirnya dia sampai didepan gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Someone
Teen FictionBenci menjadi awal dari sebuah kisah dan cinta, hanya butuh waktu saja untuk kedatangannya. Cerita ini ditulis untuk mengenang kisah kisah indah yang terlewatkan begitu saja. Aku harap kalian bisa merasakannya walau hanya dari kata kata yang aku t...