DS-10

34 8 0
                                    

-----happy reading-----

Tidak ada yang menarik disekolah hari ini, disinilah aku berada didalam angkutan umum menuju rumah. Aku sengaja tidak pulang dengan mitta karna aku tidak ingin mengganggu dua sejoli itu, dan aku belum melihatnya satu hari ini.

Ponselku bergetar menunjukkan pesan whattsapp dari abang

Abang
Lu dimana? Abang cari disekolah kata satpam udah pulang

Tafia dara
Pulang naik angkutan umum bang

Abang
Lu ingat ini tanggal berapa?

Aku keluar dari aplikasi whattsapp dan beralih ke kalender yang ada di ponselku, lusa adalah tanggal 15juni.

Abang
Abang tunggu dirumah, nanti kita bicarakan

Aku hanya menghembuskan nafas, bagaimana aku bisa lupa kalau lusa adalah ulangtahun mamah. Ini pasti karna aku terlalu sibuk dengan urusanku sendiri, aku juga sudah jarang menghabiskan waktu dengan abang, cuma abang yang kupunya.

"kiri bang", aku turun didepan komplek perumahan sederhana ku, tidak cukup jauh untuk berjalan dari depan komplek sampai rumah.

Aku berdiri didepan rumah bercat hijau itu, cat nya sudah mulai memudar, mungkin ini efek dari sudah lama tidak dirawat, rumah yang sederhana tapi sejuta cerita. Cerita itu pudar setelah aku lahir.

Aku berjalan membuka pagar besi yang tingginya hanya seperutku saja, berjalan masuk ke area rumah sudah ada motor bang devin disana aku membuka pintu rumah "assalamualaikum"

Tidak ada jawaban, sunyi, rumah ini memang slalu sunyi seperti tidak ada penghuni, tapi dimana abang?

"abang tafia pulang " aku berteriak untuk mencari keberadaan abang tapi hasilnya nihil. Abang tidak ada dirumah, tapi kenapa motornya ada didepan rumah?

---------------

Aku masuk ke kamarku untuk mengganti seragam sekolahku dengan kaos santai, mungkin abang lagi pergi mencari makanan didekat sini.

Aku menuju ruang tv tempat biasa aku dan abang menghabiskan waktu bersama, aku mencari siaran yang enak untuk ditonton hingga mataku memilih untuk tidur saja.

Leherku terasa sakit. Aku membuka mataku perlahan untuk menetralkan pandangan ku sambil mengelus tengkuk leherku yang nyeri akibat salah tidur,mungkin.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Abang

Aku melihat sekeliling ku, "abang" aku berteriak lagi tapi tidak ada jawaban

Panik. Aku berlari ke kamar mengambil Ponselku dan menghubungi salah satu sahabat dekat abang, bisa saja abang menginap ditempat nya.

Halo bang aan

Iya kenapa?

Bang devin ada sama abang gak?

Devin? Tadi siang bilangnya mau jemput lu

Dear SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang