Si Succubus II

824 84 53
                                    

(yn) POV

Masih di hari yang sama pada cerita  sebelumnya, aku mulai membuka plastik yang membungkus novelku yang ku beli di mall kemarin. Novel itu berjudul Aku, Kau, dan Sepucuk Angpao Merah karya Tere Liye. Aku mulai membaca di sofa ruang TV yang terletak di tengah tengah mansion.

Saat ini, ruang TV mansion terlihat tidak begitu ramai seperti biasanya. Mungkin, sebagian dari mereka sedang mengerjakan tugasnya.
Ya, tugas. Tugas membunuh orang.
Andai aku bisa seperti mereka, aku akan membunuh mantanku itu agar tidak kembali lagi kedalam kehidupanku.

Aku memang mahir menggunakan senjata tajam, bahkan skill-ku lebih pro daripada Jeff. Aku belajar beladiri Wushu semenjak aku SD.
Tapi entah mengapa, aku tidak bisa melukai lawanku. Apalagi membunuh? Ah tidak. Itu tindakan keji!

Dan Ben, ia masih berada di taman mansion bersama Masky dan Jeff.

Tunggu! Aku melihat Alice sedang berjalan menuju taman mansion. Apa yang akan dilakukannya? Apakah dia ingin menggoda Ben?

Aku bangun dan memperhatikan dari jendela mansion. Aku melihat sekitar taman mansion namun aku tidak melihat Ben, Masky, dan Jeff.

"Dor!" seru pria yang suaranya seperti Ben. Ia ada dibelakangku. Aku sangat terkejut.
Benar saja, itu Ben.

"Kaget ya bhahahaha." Ben pun tertawa kecil, diikuti Masky dan Jeff.
"IH KAMUUUUUU!" Aku menaikkan nadaku menjadi 1 oktaf lebih tinggi dari sebelumnya.
Aku kesal, aku mencubit perut Ben.

"Aduh aduh! Iya iya ampun beb! Aduu- sakit!" pekik Ben yang kesakitan. Sedangkan Masky dan Jeff malah tertawa lepas.

Aku melepaskan cubitanku dari perut Ben.

"Liatin apa sih kamu, ha? Liat mukanya tuh, ada sarang laba labanya." tanya Ben yang sedang menatap wajahku.
"MANA LABA LABA? MANAA? AAAAAAA!" Aku panik, jujur aku takut laba laba. Aku takut jika aku digigit lalu bisa mengeluarkan jaring dari tanganku.

"Bukan laba laba sayang, tapi sarangnya. Nih liat." ujar Ben yang mengambil sarang laba laba dari rambutku. Astaga, dia bilang dari wajahku. Aku memasang wajah datarku.

"Yaudah, buangin." pintaku.

Aku, Ben, Masky dan Jeff pun menuju ke sofa ruang TV. Aku melanjutkan membaca novelku, Ben sibuk bermain PUBG bersama Masky dan Jeff. Aku agak terganggu karena mereka sangat berisik.

"Woy woy arah 300 itu anjir ada satu squad." ujar Ben.
"Kiri lo goblok! Awas mobil!"
"Woy arah 250 ada yang pake AWM."
"Sini ngumpet di batu."

Sabar, ya tuhan. Sabar:")

"YEEEEEEEEEYYYYY CHICKEN DINNER WOOOOOOO." Mereka berteriak sampai orang yang ada didalam kamar keluar semua.

"Ada apaan sih 3 idiot ini? Ganggu orang bae!" Nina dengan masker putih diwajahnya kesal karena suara mereka yang sedang bermain game. Ia pun menutup kembali pintu kamarnya.

Aku yang sedang fokus membaca novelku menoleh ke arah dimana Ben berteriak. Ben sedang ada dalam wujud anak kecil lagi. Ia mengecup keningku. Ia pun tersenyum padaku.

Ben pun mengambil segelas air putih dan merubah kembali wujudnya menjadi pria dewasa. Lalu, Alice datang menghampiri Ben.

"Ben, jalan jalan yuk!" ajak Alice. Alice merubah tampilannya menjadi Succubus. Matanya seperti bara api. Mungkin itu teknik menggoda lawannya. Tapi aku lihat Ben tidak mau menatap mata Alice.

"Shut up bitch!" pekik Ben. Ben tidak bisa bergerak karena tubuh Alice mengeluarkan sebuah benang yang mengikat tubuh Ben.

Akupun geram karena Alice sering mengganggu Ben. Aku beranjak dari sofa dan membawa novelku kearah mereka. Tapi, tanganku tertahan oleh Masky yang sedang duduk dibawah.

I Love That Green (Ben Drowned X Reader)🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang