Si Succubus

907 87 38
                                    

(yn) POV

Aku duduk bersama Ben di sofa ruang TV mansion. Ben merangkulku. Ia yang sekarang lebih tampan dari yang kemarin. Messy hair Ben telah berubah menjadi rambut gaya undercut yang sangat rapi dengan bau pomade Bubble Gum yang khas.

"Woi, yang ultah minggu depan jangan lupa pajaknya dobel!" seru seorang pria menggunakan hoodie biru tua dan topeng yang mengeluarkan cairan hitam di lubang matanya. Ya, itu adalah E.J

"Pajak pajak matalu ah!" sahut Ben.
"Canda bocil, baper amat si." ucap E.J yang ikut duduk di sebelahku.
"E.J jangan deket deket mereka, lo mau jadi obat nyamuk?" tanya Hoodie yang berada dibelakang kami.
"Oiya, mon maap. Yang lagi duaan itu awas pajaknya dobel gamau tau." E.J pun beranjak dari sofa dan pergi bersama Hoodie.
"Santuy, nanti gue traktir hahaha" ucap Ben kepada E.J

Aku menatap wajah Ben yang sedang merangkulku, ia pun tersenyum.

"Babe." panggilku kepada Ben.
"Iya, say?"
"Say say say say, sayton ah." mukaku menjadi datar.
"Ya maap dong beb. Kenapa?"
"Emang pajak pajak-an ada apaan sih? Aku gak ngerti." tanyaku.
"Yang atu pajak jadian, yang atu pajak ultah gituuu." jelas Ben.
"Oalah jadi minggu depan kamu ultah?"
"Iya sayang."

Kami terdiam untuk beberapa menit. Aku masih canggung kalau berduaan dengan Ben. Karena ini kedua kalinya aku pacaran. Sedangkan Ben? Dia terlihat santai dan kalem saja.

"(yn)." Ben memanggilku.
"Ya, babe?"
"Jangan bilang padaku kalau ada orang yang menyakitimu."

OHHHH AKU TAU KATA KATA INI. PURA PURA GATAU AJA LAH.

"Kenapa gitu?" tanyaku.
"Nanti orang itu akan hilang."
"Itu kan kata katanya Dilan." ujarku sambil agak sedikit cemberut.
"Ya gak papa."
"Bodoamat."
Kami pun tertawa kecil.

Hari demi hari telah berlalu. Aku telah bangkit dari kesedihan yang ku rasakan karena kehilangan ibu untuk selama lamanya. Akupun mungkin telah terpisah dari teman teman dan para sahabatku disana. Aku telah dibawa ke tempat yang sangat jauh. Kini, aku bersama Ben. Aku bahagia disisinya. Dan aku pikir kalau dia adalah calon suami yang baik. Mungkin suatu hari aku akan menikahinya.

3 hari berlalu...

Sudah semenjak hari aku jadian sama Ben, aku tidak pernah melihat Alice. Akupun pergi ke dapur untuk membuat salad. Sesampainya di dapur, aku melihat Alice sedang meminun sesuatu di meja makan. Akupun mencoba bicara padanya.

"Hi Alice." sapaku.
Alice sama sekali tidak merespons ku.
Aku mencoba menyentuh bahunya.
"Diam! Jangan mendekat!" Alice sepertinya marah padaku. Alice pun pergi dari hadapanku.

Ada apa dengan Alice? Apakah dia benci padaku?

Alice adalah seorang succubus. Tubuhnya unik sekali, kadang dia muncul tanpa tanduk di kepalanya, kadang juga tidak. Kadang ia terlihat bersayap. Aku tak menghiraukan Alice lagi, tapi aku masih penasaran kenapa Alice 'seperti' membenciku. Aku ingin bertanya kepada Jeff. Aku membawa Jeff ke taman mansion. Ketika disana, aku bertemu Masky sedang merokok. Aku dan Jeff pun duduk di bangku taman mansion.

"Ya, jadi ada apa (yn)?" tanya Jeff padaku.
"Ada apaan dah?" Masky pun bertanya padaku.
"Gini, aku mau nanya. Kenapa Alice kayaknya gasuka sama aku? Tadi aku ketemu Alice di dapur, aku sapa terus dia marah marah." ujarku. Masky pun tertawa kecil.
"Lagi pms kali, cewe pms kan gitu. Lo juga kalo pms marah marah terus kan?" ujar Masky.
"Nggak Ky, lo emangnya gatau kalo Alice suka sama Ben?" tanya Jeff kepada Masky.
"Lah gue baru tau pas lo ngasih tau tadi." jawab Masky.

Ternyata Alice membenciku karena aku berhasil merebut hati Ben.

"Gini, (yn). Gue kasih tau. Si Alice emang suka sama Ben. Ben gapernah suka sama Alice walaupun Alice emang baik ke Ben. Tapi gue minta sama lo, lo jangan pernah kepincut sama kata kata yang dia ucapin. Pokoknya kalo dia ngedumel jangan lo respon kalo lo gamau nyesel. Lo tau succubus kan? Succubus bakal menggoda mangsanya dulu sebelum beraksi. Lo beruntung udah punya Ben sebagai pacar lo. Itu saran dari gue. Manut ya monggo ga manut ya yowes." jelas Jeff kepadaku.

"Bukannya si Jeff ngehasut lo biar benci sama Alice ya (yn). Tapi dia cuma ngasih tau tentang Alice dan saran buat lo. Kalo lo benci sama Alice atau temenan biasa sama Alice gapapa, itu kuasa lo." ujar Masky.

"Yaudah makasih atas saran dari kalian, sekarang aku jadi tau kenapa Alice jutek sama aku. Makasih banget deh!" aku tersenyum kearah mereka.
"Btw, besok lusa pacar lo ulang tahun. Gamau bikin surprise gitu?" tanya Jeff sembari meminta rokok kepada Masky.
"Yaudah besok anter aku cari kue sama balon." pintaku kepada Masky dan Jeff.
"Ben bukannya takut balon ya?" tanya Masky.
"Soktau lo. Ben takut sama confetti. Tahun kemaren aja sampe ngumpet dikamer." jelas Jeff.
Kamipun tertawa. Kemudian Ben datang dihadapanku.

Ben POV

Aku meraih tangan (yn). Dan aku melihat Jeff dan Masky bersama (yn).

"Kamu abis ngapain?" tanyaku kepada (yn).
"Aku tadi abis curhat. Sini kamu duduk dulu." ujar (yn) sambil memintaku untuk duduk. Aku yang masih menggunakan celana boxer dan kaos berlogo Dota 2 merasa malu karena belum mandi.

"Gembel banget sih ini bocil, udah gitu belum mandi pula!" Masky dan Jeff pun tertawa.
"B a c o t." aku merasa curiga akan Masky dan Jeff. Sepertinya mereka akan merencanakan sesuatu dengan (yn).

Aku memeluk (yn) dan dia membalas pelukanku.

"Sayang, tadi kamu curhat apa aja sama mereka?" tanyaku.
"Tentang Alice."

Alice? Kenapa dia tau?!

"Apa kata mereka?" tanyaku lagi.
"Kata Jeff dia suka sama kamu terus tadi aku dimarahin sama Alice gegara mau nyapa dia di ruang makan."

Aku langsung menatap mata (yn).

"Denger ya, aku gasuka sama Alice. Dia emang selalu deket deket sama aku. Alice bukan tipe cewek aku. Dia iri aku pacaran sama kamu. Jadi kalo kamu keganggu sama dia, langsung bilang ke aku aja ya?" pintaku kepada (yn).
"Iya sayang, janji." kelingking kami melilit satu sama lain. Aku mencium jidatnya.

Aku bahagia mempunyai cewek seperti (yn).

I Love That Green (Ben Drowned X Reader)🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang