Persiapan

738 83 22
                                    

(yn) POV

Alarm jam tangan Ben berbunyi. Meskipun bunyinya hanya berbunyi 'beep beep', aku masih bisa mendengarnya lalu akupun terbangun. Posisiku masih tiduran di sebelah Ben. Aku melihat jam dinding, tanpa kusadari aku bangun siang. Jarum jam menunjukkan kalau aku bangun jam 8 pagi.

Aku memandang wajah Ben yang sangat dekat denganku, bahkan aku bisa merasakan nafasnya menyentuh pipiku. Wajahnya saat tidur manis sekali!

Akupun menyentuh pipi Ben. Aku mengelus elus pipinya.

Tiba tiba ia membuka matanya.

Tentu saja aku terkejut akan hal itu! Menurutku, mata bangun tidurnya sangat menyeramkan. Tapi, aku tidak peduli akan hal itu karena aku sayang sama Ben.

"Goodmorning my princess." Ben pun tersenyum padaku.
"Goodmorning my prince." aku membalas senyumannya.

Akupun beranjak dari tempat tidur Ben dan duduk di kursi gaming milik Ben.
Dari iPad milik Ben, aku melihat sebuah notifikasi yang muncul di layar iPad milik Ben. Akupun tidak menghiraukan itu.
Ben pun mengambil pakaian yang ia pakai kemarin sore.
Tak lama kemudian, Ben duduk di tempat tidurnya lalu mengajakku ke ruang makan.

"Ayo, udah jam 8. Kita telat makan!" Ben menarik tanganku menuju ruang makan. Kamipun berjalan ke ruang makan.

Sesampainya disana, para penghuni mansion ini sudah memakan hidangannya dan pergi meninggalkan ruang makan. Yang tersisa di ruang makan hanyalah Masky dan Hoodie yang sedang mengobrol.

"... Ah iya, ini lagu Via Vallen. Enak yang ini cuk. Nadanya kalem tapi bikin mau goyang." Masky pun sedikit terkekeh. Masky yang sedang fokus membahas lagu dengan Hoodie dikagetkan oleh Ben.

"Pagi pagi bahas Via Vallen. Bahas gue kek, gue kan ganteng." ujar Ben
"Yeee si Bocil mah ngagetin bae!" jawab Masky.
"Ky, keluar yok bahas lagu Via Vallen lagi." ajak Hoodie sambil melangkah keluar ruang makan.
"Ayok, Cil, gue keluar dulu sama Hoodie. Byeeee!" Masky dan Hoodie meninggalkan ruang makan.

Di meja makan hanya tersisa satu buah telur dadar dan sedikit nasi. Jujur, aku sangat lapar. Tetapi akujuga harus membagi makananku dengan Ben.

Kamipun makan bersama. Ben menyuapiku, setelah itu aku yang menyuapinya. Dan kami pun saling suap-suapan.
Setelah selesai makan, akupun mengambil air mineral dan meminumnya.

"(yn), kamu kenyang?" tanya Ben.
"Kenyang kok. Kalo kamu gimana?" jawabku sambil menatap wajah Ben.
"Akujuga sama. Btw, hari ini aku kebagian nugas gantiin Madness. Si Madness lagi sakit tipes katanya." Ben mengelus kepalaku.
"Emmm, gitu ya? Yaudah, semangat deh!" Aku tersenyum kearah Ben.
"Kamu baik baik disini, aku udah nyuruh Masky sama Jeff biar jagain kamu. Aku bakal pulang tengah malem." Ben membalas senyumanku dan membelai rambutku.
"Aku bakal baik baik disini."

Ben mendekatkan wajahnya ke wajahku. Nafasnya menyentuh kulit wajahku. Lalu, ia mencium bibirku.
"I love you, (yn)." bisiknya.

Kamipun meninggalkan ruang makan. Beberapa orang yang bertugas hari ini sudah berkumpul didepan ruangan Slenderman.

"BOCIL CEPETAN WOY!" seru Nina The Killer yang berada didepan ruangan Slenderman.
Ben pun berlari menuju kamarnya untuk bersiap.

"Lho, kamu gak mandi?" tanyaku.
"Gausah, pas pulang aja." jawab Ben.
"WOI JOROK!" aku kesal. Ben pun malah mengecup keningku.
Ben tidak mandi. Ia hanya gosok gigi, cuci muka, memakai deodoran dan parfum yang disemprotkan ke seluruh badannya sampai setengah botol.

"Aku berangkat, babe." ujarnya.

Sumpah ini cowo ganteng ganteng jorok:")

Didepan ruangan Slenderman sudah terkumpul orang yang bertugas hari ini. Mereka adalah Hoodie, E.J, Nina, Smile Dog, dan Ben.

I Love That Green (Ben Drowned X Reader)🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang