Sebuah Rencana

1.4K 133 39
                                    

Ben POV

Akupun memasuki mansion yang sudah ramai oleh para anggota Creepypasta.

"cil, lo dipanggil Slendy" ucap Masky kepadaku.
"cal cil cal cil. Berani lo sama gue?!" akupun memasang ekspresi kesal kepada Masky.
"ezpz kalo lawan bocil, ya gak, Ky?" tanya Ticci Toby kepada Masky.
Toby dan Masky pun tertawa.
"gosah ketawa kalian! Gue pites gepeng lo!"

Akupun langsung memasuki ruangan Slenderman.

"yo wassap ma bos?"
Akupun duduk di kursi didepan meja kerja Slenderman.
"gini Ben, saya mau kamu, Masky, Madness, dan Toby memblok jalan di hutan yang ini menuju kota itu dan membunuh orang yang mengendarai mobil BMW dengan plat XXXXXX." ujar Slenderman sambil menunjukan tablet yang sedang membuka aplikasi GPS itu.
"Ohh, gampang. Atur aja bos. Emang targetnya siapa?" tanyaku sambil mengambil tablet milik Slenderman.
"targetnya adalah nyonya (ln), ibu dari (yn) (ln)"

WHAT THE F**K? GUE MIMPI GAK INI?

Akupun terdiam.

"hei, Ben? Apa kau bisa melakukannya? Kalau tidak saya lempar kerjaan kamu kepada Jeff saja."

"serahin aja semuanya sama gue bos."
"bersiaplah." ucap Slenderman. Aku menaruh tablet milik Slenderman dan keluar dari ruangannya.

Akupun langsung mengajak Masky, Madness, dan Toby untuk keluar mansion.

Kami langsung menuju hutan yang sudah ditentukan oleh Slenderman. Dijalan aku hanya terdiam, memikirkan nasib si (yn) jika hidup tanpa ibunya.

Ah perasaan apa ini! Gue membunuh orang tanpa memandang dia itu siapa! Entah kenapa sejak kenal sama (yn) perasaan gue berubah, jadi ngerasa bersalah! (yn) maafin gue, emang ini pekerjaan gue.

Lamunanku disadarkan oleh Madness.

"Cil jangan ngelamun, coba lo lacak mobilnya ada dimana."
"santuy, bos"
Akupun mengeluarkan GPSku dari kantong di celanaku.
"Mobilnya 300 meter dari sini."
"siap siap gaes" ucap Masky.

Tak lama kemudian mobil yang dijadikan target itu datang ketempat kami. Masky dan Madness pun loncat keatas mobil itu dan berusaha memecahkan kaca mobil tersebut. Toby menancapkan kapaknya ke kaca depan mobil itu. Madness berhasil memecahkan kaca mobilnya. Suara jeritan pun terdengar lantang ditelingaku. Aku menarik keluar nyonya (ln) dan menancapkan pisauku tepat di jantungnya. Wanita itupun berhenti menjerit dan menghembuskan nafas terakhirnya. Toby menggendong jasad wanita itu menuju mansion.

"excellent work, cil!" seru Madness yang berada dibelakangku.

Akupun hanya tersenyum kearah Madness.

(yn) tolong maafkan aku!

Aku menitikkan air mataku. Aku merasa sangat bersalah kepada (yn).

Tak lama kemudian, kami mendengar suara telpon yang berasal dari hp milik nyonya (ln).

Madness pun mengambil hp milik si jasad dan melihat siapa yang menelponnya.

(yn).

Itu adalah (yn)! Telpon itu diangkat oleh Madness.

(yn) POV

Ini sudah jam setengah 12 malam dan entah kenapa, aku ingin sekali menelpon ibuku. Aku rindu padanya.

But, hei! Telponnya diangkat!

"h h halo..."

Eh? Suara cowok? Suara itu terdengar samar dan agak menyeramkan ditelingaku.

"pemilik hp ini sudah tewas HAHAHA"
Aku terkejut. Apa yang terjadi pada ibuku?!

Akupun mematikan telponnya, dan mencoba menelpon lagi.

"nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan"

Sh*t! Aku sangat khawatir akan keberadaan ibuku! Tapi aku tidak mau berfikir macam macam. Aku yakin ibuku masih hidup. Lalu akupun menuju kamar tidurku dan tidur di kasurku.

Ben POV

Akupun menyelinap kerumah (yn) melalui jendela ruang tamu yang masih terbuka. Aku menemui (yn) yang sedang tidur dikasurnya. Aku pun tidur disebelah (yn) dan memeluknya.

(yn), aku sangat minta maaf!

(yn) POV

Akupun terbangun dari tidurku karena alarm yang ku pasang sudah berbunyi. Sekarang masih jam setengah 6 pagi. Dan... Aku seperti dipeluk.
Benar saja. Aku tidur bersama Ben.

"AAAAAAA KAMU NGAPAIN TIDUR SAMA AKU AAAAAA!" teriakku sambil bangun dan berusaha melepas pelukkan Ben.

Ben pun terbangun.

"ah, good morning (yn)!" ucap Ben dengan nada yang masih lemas.
"KAMU APAIN AKU TADI MALEM HA?" kataku sambil mengacak acak rambut Ben.
"ish peluk doang" Ben pun terbangun dan duduk di tempat tidurku.

Aku masih perawan nggak sih abis dipeluk sama Ben:/

"minggir kamu! Aku mau beresin kasur!" pekikku sambil mengusir Ben yang masih terduduk di tempat tidurku.
"abis itu mandi. Lo bau soalnya."

Aku kesal dan menarik telinga Ben.

"AAAAA SAKIT WOY!" aku tak menghiraukan teriakkan Ben.
"SURUH SIAPA NGELEDEK!?!"

Akupun mengambil handuk dan mandi, setelah itu memakai seragamku. Dan Ben? Dia meminjam VR ku dan asyik memainkannya.

"(yn) lo udah mandi? Masakin gue sarapan gih."

PLAAAKKKK

Aku menampar Ben.

"Enak aja kamu! Emang kamu kira aku apaan? Babu?!"
"mamaaaa sakiiittt aaaaaaa!" pekik Ben yang kesakitan. Ben pun mengelus pipinya.

Akupun menyiapkan roti berselai coklat dan memasukkannya kedalam tempat makanku.

"Ben aku berangkat, jagain rumah ya!"
"Siap bosku!"

Aku melangkahkan kakiku keluar rumah dan jalan kaki menuju rumah Shila.

"Pagi, Shil!"
"Pagi juga, (yn)! Yuk berangkat!"

Kami pun jalan kaki bersama menuju sekolah.

Sesampainya disekolah, aku menaruh tasku dan duduk bersama Shila.

Aku bingung, apakah aku harus menceritakan semuanya kepada Shila soal Ben? Aku takut ia akan mengusir Ben dari rumahku. Shila memang friendly, tapi dia agak sedikit galak sama stranger. 

"eh gaes gaes, katanya nanti jam 9 mau dibubarin soalnya gurunya mau rapat!" anak anak kelas pun senang atas info yang diberikan oleh James, ketua kelas.

"eh (yn), pulang jam 9 nih. Mampir ke cafe tanteku yuk!" ajak Shila kepadaku.

Singkat cerita, bel sekolah pun berbunyi dan aku bersama Shila melangkah keluar sekolah dan menuju cafe tantenya Shila.

I Love That Green (Ben Drowned X Reader)🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang