Pengungkapan

951 96 86
                                    

Ben POV

Dari satu jam yang lalu, aku, Masky, Jeff sudah sampai duluan di mall. Kami merubah wujud kami seperti manusia. Kami berkeliling mencari hadiah untuk (yn).

"Ky, liat deh. Menurut lo bagus gak?" tanyaku sambil menunjukkan sebuah boneka unicorn kepada Masky.
"Bagus deh beneran." jawab Masky.
Akupun memutuskan untuk membayar boneka unicorn itu untuk (yn).

"Ky, gue ganteng gak?" tanyaku kepada Masky yang sedang memasuki sebuah toko sepatu di mall.

Masky yang sedang melihat lihat sepatu di toko itu terhenti karena pertanyaanku.

"Kayaknya lo harus potong rambut. Rambut lo udah kayak benang kusut seriusan." Masky melangkah keluar toko sepatu dan menarik tanganku.
"Eh eh tunggu!"
"Ikut gue." Masky menarik tanganku menuju barbershop di mall.
"WHAT THE F... BARBERSHOP?!" akupun masuk kedalam barbershop.
"Bang, liat nih. Rambutnya udah kayak benang kusut." ujar Masky kepada abang abang barbershop.

Aku hanya terdiam karena aku potong rambut satu tahun yang lalu. Itupun potongan cepak.

"Jangan bilang lo mau cepakin rambut gue Ky." aku cemberut kearah Masky.

Masky pun tertawa kecil.

"Bang, undercut aja." pinta Masky.
"Sini masnya." akupun ikut abang abang barbershop itu.

Masky menungguku dipotong rambutnya sekaligus menjaga barang belanjaanku. Sedangkan Jeff? Dia pergi ke game center. Aku ingin ikut bersama Jeff tetapi Masky malah menarikku.

Jeff POV

"Mbak, isi kartu 100ribu ya."
"Bentar ya mas. Ini, udah keisi."

Setelah membayar, aku bermain pump. Aku bermain dengan seorang gadis berseragam biru putih.

"Kak, aku ikut main ya!" gadis itu imut. Tapi aku terlalu tua untuknya.
Gadis itu menggesekkan kartu game nya ke mesin pump.

"Eh kak kak, lagu ini aja!" pinta gadis itu.
"Terserah."

Ia memilih level Easy dan aku mau main di level Hard. Kamipun bersaing. Dan tak lama kemudian, teman teman dari gadis itu mendekat ke mesin pump kami.

"waahhh kakak itu jago banget sumpah!"
"pro banget dia"

Suara itu terdengar dari belakangku. Teman teman gadis itu menyoraki ku. Yaiyalah Jeff gitu, pasti udah pro! Hahaha!

Akupun terobsesi oleh keimutan mereka.

(yn) POV

Aku dan Jane sudah sampai di mall. Akupun melewati barbershop disebelahku. Akupun menarik tangan Jane.

"Ada apa?" tanya Jane.
"Itu Masky kan sama Ben?" tanyaku sembari menunjuk pria yang memakai jaket oranye. Dia sedang duduk di ruang tunggu barbershop itu.
"Iya itu mereka. Biarkan saja." aku melepaskan tangan Jane dan kami melangkah kembali menuju suatu butik baju branded. Kamipun berbelanja.

Ben POV

"Ya, sudah selesai mas." aku melihat diriku yang sangat tampan ini di cermin.

Aku menuju kasir untuk membayar. Masky membawa barang barangku. Kamipun melangkah keluar barbershop dan menuju game center.

"Cil, lo ganteng sumpah." puji Masky kepadaku.
"Dari lahir. Hahaha." akupun tertawa, diikuti Masky.

Sesampainya di game center, kami terkejut melihat Jeff yang sedang dikerubungi anak SMP.

"KAKAKKK AYO LAWAN DIA!"
"AAAAAA KAKAK GANTENG BANGET, JAGO LAGI!"

Aku bingung, pelet apa yang digunakan oleh Jeff?

Game pun selesai. Aku langsung menarik Jeff keluar game center.

"Apa apaan sih bocil! Lagi enak enak main juga!" Jeff berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tanganku.
"Lo pedo! Suka sama anak SMP!" ucapku kepada Jeff.
"Imut soalnya... Gue suka." pipi Jeff memerah.
PLAAAKKKK
"SAKIT WOY!" Masky menampar Jeff.
"TOBAT BEGO!" Masky pun membentak Jeff. Setelah itu, kamipun tertawa. Kami menuju parkiran dan pulang ke mansion.

(yn) POV

"Ini masukkan pin nya mbak." pinta kasir kepada Jane. Jane pun memasukkan pin atm nya ke mesin itu.
"Baik, ini struknya. Terimakasih sudah belanja di butik kami!"

Aku dan jane membawa tas berisi belanjaan kami. Kamipun menuju parkiran mall dan pulang ke mansion.

Aku tertidur di Lambo milik Jane.
Sesampainya di garasi mansion, aku dibangunkan oleh Jane.

"Hei, (yn)! Bangun! Sudah sampai!"
Akupun terbangun. Aku keluar dari mobil dan mengambil barang barangku. Akupun melangkah kedalam mansion. Aku bertemu Eyeless Jack.

"(yn) kata Ben barang barangnya taruh di kamarnya terus lo langsung ke balkon. Katanya Ben mau ngomong sama lo." ujar E.J

Akupun menaruh barangku di kamar Ben dan bergegas menuju ke balkon.

Aku melihat seorang pria dengan hidung mancung, mata yang berwarna biru dan rambut pirang yang tertata rapi mengenakan hoodie hijau sedang memegang boneka unicorn dan serangkai bunga mawar. Itukah Ben?

"(yn), kemarilah." akupun melangkah kesamping Ben.
"Maukah kau menjadi..."
Jantungku berdegup kencang sekali. Pipiku mulai memanas.
"Menjadi apa?" tanyaku.
"Pacarku."
Aku menutup mulutku dengan tanganku. Setetes air mata bahagia keluar dari mataku.

"(yn)? Kamu gapapa?"
Ben mengusap air mataku.
"Iya! Aku mau menjadi pacarmu, Ben!" jawabku.

Ben menarik kepalaku sampai dahi kami bersentuhan.

"I love you, (yn)."
"I love you too."

Ben memajukan kepalanya. Aku merasakan bibirku bersentuhan dengan Ben. Kami berciuman. Ben memelukku erat erat.

"Jadi, sekarang boleh aku panggil sayang?" tanya Ben sembari melepaskan ciumannya.
"Dengan senang hati." jawabku.
"Ini. Ambil." Ben memberikan boneka unicorn dan rangkaian bunga mawar kepadaku.
"Makasih ya."
"Sama sama."
"Kamu tadi ke mall ya? Gabilang bilang aku!" tanyaku sembari mencubit perut Ben.
"Aww sakit! Iya aku ke mall sama Masky sama Jeff mau beli surprise buat kamu hehehe." Ben mengelus rambutku.
"Eh maaf!"
"Gapapa. Yuk kedalem." Ben menarik tanganku menuju kedalam mansion.

Terdengar sorakan member creepypasta dari dalam mansion.
"BOCIL PEJE!" seru Jeff dari belakang.
Akupun tertawa kecil. Kemudian Ben menarikku kedalam mansion.

Disaat para member bersorak untukku dan Ben, seorang wanita hanya menatap kami dan pergi begitu saja.

Itu adalah Alice.

Aku dan Ben tidak menghiraukan Alice, karena kita berdua sedang bahagia disini.

Ben telah menenggelamkanku dalam cintanya.

I Love That Green (Ben Drowned X Reader)🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang