(yn) POV
Hari ini cuaca sangat redup, langit berubah menjadi kelabu dan angin pun berhembus sangat kencang.
Aku berada di lantai atas dan sedang duduk di meja belajar yang menghadap jendela.
Perlahan aku menyeruput sedikit demi sedikit kopi yang tersisa setengah di cangkirku.Suara petir yang datang diiringi turunnya hujan membuatku hanya ingin meringkuk di tempat tidur sambil memeluk bantal dan memakai selimutku sebagai penghangat.
Aku pergi ke perapian dekat ruang TV mansion. Aku menyalakan api dan meletakkan tanganku agak jauh dari perapian itu untuk menghangatkan tubuhku.
"Jangan deket deket sayang, nanti kamu kebakar." suara itu adalah suara Ben.
"Hei, darimana aja kamu?" tanyaku.
Ben kemudian duduk disebelahku.
"Tadi aku abis nyuci mobil. Ehh turun hujan, yaudah masuk aja."
Aku menatap Ben cemas.
"Terus kamu gimana? Kamu kehujanan?" tanyaku sembari mengelus rambut pirang Ben.
"Nggak kok, cuma rambutnya aja."
Wajah Ben terlihat sangat takut.
"Aku mau kekamar aja." Ben melangkahkan kakinya dan berdiri sambil menutup telinganya.Aku tau ini bakal terjadi sama dia. Aku harus berusaha menenangkan Ben!
"Sayang." panggilku.
Ben tidak menjawab panggilanku.
Ben berjalan menuju kamarnya dan tidur di tempat tidurnya, kemudian ia menarik selimutnya. Aku berusaha mendekati Ben. Aku tau, ia bukan marah padaku. Tapi ini adalah efek Aquaphobic yang diderita oleh Ben."Aku takut, (yn)."
Aku duduk di sisi tempat tidur Ben kemudian mengelus rambutnya.
"Sayang, kamu jangan takut. Ada aku disini."Terdengar suara petir yang sangat besar.
Ben pun menjerit ketakutan, ia menitikkan air matanya.
"Please, kapan hujan berhenti?" Ben meringis ketakutan.
"Kamu jangan khawatir, ada aku disini." Akupun berusaha menenangkan Ben.
Aku mengerti, Ben terkena Aquaphobic karena trauma. Aku memakluminya.Aku mengambil penutup telinga yang ada di lemari Ben. Aku memasang penutup telinga itu ditelinga Ben.
Ben yang masih menangis berusaha bangun dan duduk di sampingku.
"I... I love you, (yn)!"
"I love you too, Ben."
Kemudian ia mengecup bibirku. Kuharap ia sudah merasa lebih baik dari sebelumnya.Hujan pun sudah mulai reda. Aku dan Ben pergi untuk fitness di lantai paling atas.
Aku mengganti pakaianku menggunakan pakaian gym.
Aku berjalan menuju treadmill yang berada di hadapanku. Sedangkan Ben, ia sedang mengangkat beban.
"Yo semangat semangat!" seru E.J yang tiba tiba muncul dari belakangku.
10 menit kemudian...
Otot otot kakiku sudah terasa kencang. Aku menundukkan kepalaku kebawah.
Ketika aku melihat sekelilingku, Ben sedang membuka kaos hijaunya.*nose bleeding* astatang astralalala cowo gue kotak kotak:")
Dengan tatapan naughty, Ben melirikku serta memberikan senyuman manis.
Ben POV
"Cil cil, liat otot gue!" seru Masky.
"Hidih klemer klemer gitu, gedean gue, nih!" balasku sambil menunjukkan otot tanganku.
"Bhahaha, cupu lo pada. Liat gue!" Jeff menunjukkan otot tangannya.
"Lu mah, makan nya porsi kuli, makanya badannya jadi." jelasku sambil mengelap keringat dibadanku.
"Yaiyalah, makanya itu udud kurangin." jelas Jeff sambil meminum sebotol air mineral.
"Susah gue, udah candu sama udud." Masky mengambil handuknya dan mengelap keringat ditubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love That Green (Ben Drowned X Reader)🇮🇩
FanfictionSeorang Serial Killer yang berasal dari game misterius dengan sifat romantis dan humoris tiba tiba jatuh cinta dengan korbannya yang sudah bermain game miliknya. Inilah kisah bagaimana Ben Drowned jatuh cinta dengan seorang gadis yang seharusnya men...