💕💕
AUTHOR POV
"Mamah harus ke butik sekarang, barusan di telfon sama Resti. Kalian aja ya yang belanja, nanti kalo udah selesai mamah kesini," Ucap Lita yang mendadak mendapat panggilan telefon dari asistennya.
***
Alexa dan Haris berjalan menuju supermarket yang terletak di lantai dasar mall.
"Kak, ambilin minuman yang diatas itu." Alexa melompat-lompat berusaha meraih minuman berasa yang diinginkan sembari mengumpat "ini bukan gue yang kurang tinggi tapi rak nya aja yang ketinggian." Nyata nya hanya saat di mall ini dia kesulitan mengambil sesuatu di rak paling atas.
"Makanya olahraga biar tinggi," ujar Haris sambil menjulurkan lidah pada adiknya itu. Alexa hanya cemberut lalu kembali mencoba meraih sesuatu yang diinginkan itu.
Gadis itu menoleh tatkala ada lengan yang menenggornya, Arka. Alexa masih menatap laki-laki itu, tetapi sebuah suara menginstrupsi nya,
"Nih." Haris membantu mengambil sesuatu yang diinginkan adiknya.
Alexa masih mengikuti punggung Arka yang mulai menjauh, "Siapa dek ? Temen kamu ?" Tanya Haris.
"Iya, adik kelas aku."
Setelah selesai memilih berbagai macam kebutuhan untuk dua minggu ke depan, Alexa dan Haris berjalan berdampingan menuju kasir. Mungkin banyak yang mengira mereka adalah sepasang kekasih, lantaran jarak mereka hanya terpaut 2 tahun.
"Kak, mamah di restoran lantai tiga. Kita disuruh kesana sekalian makan," ucap Alexa sambil membaca pesan dari sang mamah. Haris hanya mengangguk.
"372.400," ucap penjaga kasir. Haris mengambil uang di dompet lalu menyerahkannya.
"Ini kembaliannya, terimakasih."
Selanjutnya, belanjaan mereka dititipkan di penitipan barang yang letaknya tepat si samping supermarket. Alexa dan Haris menuju ke lantai 3 untuk menemui mamahnya.
Mereka berjalan berdampingan sembari berpegangan tangan. "Mamah mana ?" Tanya Haris setelah mereka sampai di restoran tersebut.
Alexa menoleh mencari keberadaan mamahnya, restoran ini cukup ramai pengunjung "Itu kak." Alexa menunjuk.
Alexa dan Haris saling melemparkan tanda tanya saat mereka melihat ada seorang wanita seumuran dengan Lita yang sedang mengobrol ria dengan Mamahnya.
"Eh sudah sampai," sambut Lita. "Kenalin ini temen mamah, tadi ketemu di loby."
"Kenalin Ta, ini anak aku Haris sama Alexa." Alexa dan Haris bergantian mencium punggung tangan Tata. Mereka mengambil posisi duduk disamping Lita.
"Kalian mau pesen apa ?" Tanya Lita.
"Ehmmm.." Alexa membolak-balikan daftar menu.
***
Suasana dingin menyelimuti Alexa, tatkala anak dari teman mamahnya--Tata ikut bergabung bersama. Arka. Demi apapun Alexa tidak tahu jika Tata ini merupakan mamahnya Arka.
"Adik kelas kamu kan ?" Bisik Haris ditelinga adiknya. Alexa hanya mengangguk.
Disamping terlihat Lita dan Tata sedang larut dalam pembicaraan mereka sendiri, tak memperdulikan orang-orang dimeja tersebut.
Alexa memotong daging steak dengan gugup, lalu memakannya perlahan. Berbeda dengan Haris yang memakan makanannya dengan cukup santai.
Alexa tidak berani meluruskan pandangannya, baik Alexa maupun Arka hanya menunduk menikmati makanan masing-masing dalam diam.
Dering ponsel Arka membuat semua orang terfokus padanya, termasuk Lita dan Tata yang tiba-tiba menghentikan pembicaraan mereka.
Alexa melihat dengan ekor matanya, terpampang nama "Rania" diponsel Arka.
"Permisi," ucap cowok itu lalu mengangkat panggilan telefon tersebut di tempat lain.
Alexa cukup mengerti dan menyadari, jika kenyataanya Arka sudah bahagia dengan Rania. Dia hanya menyukai Arka, tidak berniat mengambil Arka dari Rania. Karena baginya,
Wanita yang baik adalah wanita yang tidak mencintai kekasih wanita lain. Namun, lebih dari itu wanita yang sangat baik adalah wanita yang mencintai kekasih wanita lain tetapi tidak berniat memilikinya.
Wanita yang sangat baik tidak akan pernah merebut kebahagiaan wanita lain.
***
TBCVote & Coment jangan lupa :v
Tunggu kelanjutannya yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGES
Short StoryDari awal, aku sudah tahu rasa apa yang aku alami setiap berpapasan denganmu. Rasa yang selalu orang sebut dengan "Jatuh Cinta" Perasaan yang kian tumbuh meski tak pernah ku pupuk. "Waktu tak layak dihabiskan untuk hal yang sia-sia." kalimat itu ma...