Hai sebenarnya aku udh gk bakal lanjutin cerita ini. Tpi karena aku rasa nanggung jdi aku nulis ni spontan. Maap agak salah gtu, soalnya aku agak lupa cerita ini.
Jdi aku bakalan update cepet2 cerita ini sampe end kira-kira dua atau tiga part lagi.AUTHOR POV
Geral membuka resleting tas ransel mengeluarkan jersey nya lalu menaruhnya pada keranjang kotor. Kertas ? Ah iya, cowok itu ingat. Geral melemparkan lipatan kertas itu ke nakas.
Setelah melaksanakan ritual mandinya, Geral menjatuhkan tubuhnya di sofa kamar. Perhatian nya teralih pada Gitar di sampingnya. Cowok itu langsung menyambar, dan memetik hingga menimbulkan nada indah.
Tangannya terulur mengambil kertas tersebut lalu membuka nya dengan rasa penasaran.
Akademi Kepolisian
Kening Geral mengerut, kemudian meletakan gitar yang semula di pangkuannya ke samping.
Alexa ? Akademi Kepolisian ?, otaknya berusaha bekerja.
Ada suatu gambar tercetak di kertas atau lebih tepatnya brosur yang mencuri perhatiannya itu.
Sesuatu tajam menghantam dirinya. Setelah bersusah payah cowok itu mengaitkan sesuatu, dan kini ia dapat mengambil kesimpulan dari semua.
***
Geral tidak bisa tidur semalaman. Otaknya masih saja bekerja. Arka ? Hah, entah Geral harus menunggu berapa lama lagi hingga Alexa benar-benar menerimanya sepenuh hati.
Matanya tak kunjung terpejam padahal jam sudah menunjukan pukul 3 pagi. Geral mencoba memijat pelipisnya dan memaksakan untuk tidur.
Pukul 9 pagi Geral bangun dengan kondisi pucat, badannya serasa lemas. Ia dia sakit. Hanya memikirkan Alexa sampai membuatnya jatuh sakit seperti ini ?? Kadang, Geral pun bingung mengapa Alexa sangat mengharapkan sahabatnya yang bernama Arka itu. Padahal Arka sudah pergi jauh, dan kini dirinya dan Arka sudah tak lagi bertukar kabar.
Namun, yang Geral tahu Arka berada di Bandung, melanjutkan SMA nya disana dan kini masuk akademi kepolisian. Mengapa dirinya tahu ? Tentu saja karena lembaran sialan itu dan oh iya.
Geral membuka ponselnya yang menujukan banyak panggilan tak terjawab dan pesan dari kekasihnya. Kekasih ? Geral tersenyum miring lalu memijat pelipisnya.
"Halo kenapa ?" Geral berjalan ke arah dapur sambil mengangkat panggilan dari Alexa.
"Kamu gak kuliah ?" Suara penuh warna terdengar dari sebetang sana.
"Gak."
"Lho kenapa ?"
"Gak enak badan."
"Aku ke sana ya." Geral tak menjawab melainkan langsung mematikan panggilannya.
Tiga puluh menit kemudian Alexa datang membawa paperbag berisi makanan. Melihat Geral tengah duduk di meja makan membuat Alexa cepat menghampirinya.
"Kamu sakit ? Mau ke dokter ? Aku temenin yuk mumpung aku kuliah siang," ucap Alexa sembari mengeluarkan tempat makan dari paperbang.
"Gak usah."
Alexa mengerutkan kening, lalu memegang ke dua rahang Geral dan menempelkan punggung tangannya di dahi cowok itu. "Panas banget."
Geral menepis tangan Alexa kemudian berlalu masuk ke dalam kamar. Alexa mengekorinya dari belakang. Wajar kan Geral bersikap seperti itu ?
"Kamu kenapa sih yang ?" Alexa angkat bicara.
Geral membuka laci lalu mengeluarkan lembaran sialan itu dari laci ke atas meja dengan kasar. Alexa terkejut.
"Arka ?" Tanya Geral menyindir "Silahkan, aku gak bakal halangin kamu."
"Ak-aku."
"Udah lah Xa. Aku menyerah."
Mata Alexa perih, setetes air matanya jatuh. Jujur, Alexa sudah mencintai Geral. Alexa merasa percuma jika dia terus mengharapkan Arka. Lebih baik merajut mimpi bersama laki-laki yang tulus mencintainya, dan sekarang, Geral telah berhasil membuatnya jatuh cinta ! "Gak. Aku sayang kamu, aku gak cinta Arka. Itu udah lama Geral."
"Bisa aku bilang yang kamu katakan itu kebohongan ? Ak--" ucapan Geral terhenti saat bibir Alexa bergerak menyambar bibirnya. Sejenak Geral tergugu.
Mata Alexa terus mengeluarkan air mata.
Geral mendorong Alexa, sorot matanya tajam menatap wajah wanita yang penuh dengan air mata ini. "Xa--"
"Aku cinta kamu Geral ! Tadi buktinya." Alexa berucap dengan lirih.
***
TBC
Kira-kira Alexa nantinya gimana ya ?
Tetap sama Geral
Sama Arka
Atau
Jomblo aja deh kwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGES
القصة القصيرةDari awal, aku sudah tahu rasa apa yang aku alami setiap berpapasan denganmu. Rasa yang selalu orang sebut dengan "Jatuh Cinta" Perasaan yang kian tumbuh meski tak pernah ku pupuk. "Waktu tak layak dihabiskan untuk hal yang sia-sia." kalimat itu ma...