#16

161 42 12
                                    

Playlist : Risalah hati.

AUTHOR POV

Semenjak itu, Geral maupun Alexa lebih memahami satu sama lain. Terlebih Geral yang selalu mengajak Alexa untuk sekedar menghabiskan waktu bersama.

Geral tidak mempermasalahkan, kalau ia menjadi tempat bersandar Alexa untuk saat ini. Sekali lagi mereka hanya butuh waktu. Cinta hadir karena terbiasa kan ? Pikir Geral.

Hari-hari mereka berjalan seperti biasa, meskipun Alexa sedikit menjauh akhir-akhir ini. Pulang sekolah mereka memilih ke kantin, Geral sudah menawarkan ke cafe, taman, mall, bioskop dan lain-lain tetapi Alexa menolak. Setelah kurang lebih satu jam di kantin sekolah,

"Xa, ke kantor mamah aku yuk, mau nggak ?" Geral mencoba mengajak lawan bicaranya itu.

Alexa sudah mengenal baik mamah Geral. Oh ya, hubungan mereka sudah berjalan sekitar lima bulan lebih. Gadis itu melirik jam tangan berkali-kali, gestur tubuhnya terlihat gelisah.

"Lain kali aja ya," tolak Alexa. Membuat sedikit hati Geral terhenyak. "Aku pulang dulu ya, udah sore." Alexa berdiri menyampirkan tas nya.

Sementara Geral tersenyum kecut, tak lama kemudian Geral menahan pergerakan Alexa.

"Xa kamu kenapa sih ?" Ucapnya penuh penekanan. Sebenarnya Geral sudah jengah dengan perubahan sikap Alexa yang sangat cuek akhir-akhir ini.

Alexa berdecak lalu menghadap ke arah Geral dengan tatapan malas, "Oke. Mau kamu apa ?!" Ucap Alexa dengan nada naik satu oktaf.

Laki-laki dihadapannya menghela nafas pasrah "Mamah aku mau ketemu sama kamu," Berbeda dengan nada Alexa yang terkesan membentak, Geral justru berkata dengan lembut.

Alexa menghembuskan nafas kesal dan membuang wajahnya malas. Mau tak mau gadis itu menyetujui ajakan Geral.

***

Geral tersenyum menatap mamahnya yang sedang bercengkrama bersama Alexa. Pacar itu menampilkan senyum pepsodent dan menjawab setiap kata yang dilontarkan mamahnya. Geral tahu Alexa melakukan itu karena terpaksa.

Kadang cowok itu tidak paham, mengapa perlakuan Alexa kepadanya akhir-akhir ini membuat pertahanan kokoh yang dibuatnya terkadang sedikit retak. Sikap Alexa yang cuek dan terkesan tidak peduli sangat berbeda dengan Alexa yang dulu. Rasa sakit tentu datang melanda padanya.

Sekarang gadisnya itu lebih memberikan jarak kepadanya. Geral tidak tahu bagaimana semuanya akan berjalan baik-baik saja, jika satu dari mereka tidak menginginkan kehadiran salah satunya.

Sudah ribuan kali, dia menyakinkan pada diri sendiri bahwa suatu saat nanti Alexa akan menerimanya. Geral menghela nafas kesekian kali, rupanya kali ini ia harus sekali lagi mengatakan pada dirinya "Aku bisa membuat Alexa jatuh hati kepadaku, aku bisa membuat bayang-bayang Arka hilang dari Alexa, aku bisa menyakinkan keraguan Alexa, dan kelak Alexa akan mencintaku." Menyedihkan memang.

"Oh iya, tante beli kue lho buat kamu. Nanti ya tante ambilin dulu." Wanita yang telah memasuki usia kepala empat itu mengambil sesuatu di dalam kantong putih.

"Wah..." Alexa tersenyum senang kala wanita itu membawakan brownies cokelat kesukaannya.

Alexa mengambil potongan brownies itu dan menyantapnya. Ada beberapa hal yang Alexa tahu beberapa minggu ini dari seorang Aksa Geraldino ini, salah satunya tentang orang tua Geral yang sudah bercerai sejak empat tahun lalu.

Alexa dan Geral sempat terlibat kontak mata, tetapi tak berapa lama cewek itu membuang mukanya. Rasa sesak kembali bersarang di hati Geral.

***

"Xa lo ikutkan ?" Deyra sudah beberapa kali menanyakan hal yang sama, mengenai ikut sertaannya ke acara konser musik.

"Nggak tahu," Ujar Alexa mengangkat bahunya.

"Kalo lo nggak ikut, gue sendiri dong. Lagian pasti banyak anak poluler," cibir Deyra.

"Lha ? Emang kita di dapet tiketnya ? Males gue minta ke panitianya." Alexa tidak suka berurusan sejenis anak populer.

"Iya sih. Tapi kan Geral bisa tuh ngasih kita tiketnya."

"Liat nanti deh." Alexa mengakhiri percakapannya dengan Deyra ketika seorang guru berjulukan inces di SMA Merah Putih melangkah masuk ke dalam kelas.

"Pagi anak-anak," Sapa guru itu.

"Pagi bu,"

Jam istirahat

"Ini yang gue nggak suka kalo jajan ke kantin pas istirahat, rame banget" decak Alexa.

"Duduk dimana nih Dey ?" Deyra menoleh-noleh mencari tempat duduk dengan nampan berisi makanan mereka.

"Kakak-kakak gabung disini aja." Mereka menoleh memcari sumber suara tersebut. Rupanya Bimo yang sudah melambaikan tangan kepada mereka.

Alexa dan Deyra saling menatap melemparkan pertanyaan.

"Ya udah sih, mau gimana lagi." Deyra berjalan mendahului Alexa yang berdecak terpaksa mengekori Deyra.

Mata Alexa terus tertuju pada satu orang, Arka. Cowok itu tidak peduli dan sibuk menyantap makanan didepannya. Alexa duduk disamping Geral, dan Deyra duduk didepan Alexa.

Geral, jangan tanyakan seberapa sakit hatinya sekarang. Alexa bahkan terus mencari-cari pandang ke arah Arka saat ia mencoba mengajak Alexa mengobrol walau sekedar basa-basi.

***
TBC

Alexa kok gitu sih ? 😕😕😬😬 Kasihan Geral 😢

Vote dan Coment sangat dibutuhkan :v

Love 💕💕

CHANGES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang