#8

180 49 34
                                    

Alexa POV

Cinta, sebuah kata dan kita sendiri lah yang memaknainya. Ada berbagai jenis cinta; cinta yang bahagia, cinta yang semu alias misteri, dan cinta sendiri.

Cinta sendiri bukanlah alasan, tetapi itu memang ada. Hadir ditengah-tengah perasaan yang tak seharusnya. Hai, para pemuja rahasia.. Tanyakan pada cintamu, apakah perasaan mu terbalas ?

***

"Lo bego atau gimana sih ? Gue bukannya ngatain lo Xa. Tapi ini kenyataan, okelah kalo lo pinter di akademik dan pro banget kalo nasehatin gue. Lo punya otak buat mikir, tapi sekali aja lo gunain buat masalah cinta jangan hati mulu yang lo pake," ujar Deyra padaku.

Sudah sering sekali Deyra menasehatiku untuk masalah yang sama, tapi untuk kali ini kurasa dia sedang menahan kesabarannya yang sudah dipuncak.

Baru saja, ketika istirahat Arka mengatakan sesuatu yang menjadi pusat perhatian dilapangan basket.

"Gue udah punya pacar, gue harap lo semua sadar diri. Jangan ada lagi yang liatin gue dari kejauhan, gue gak suka !"

Walaupun Arka mengatakannya tidak hanya tertuju padaku. Namun, tetap saja perkataan nya menamparku atas nama realita.

Kalian tahu ? Bagaimana rasanya saat kagum berubah jadi cinta ? Dan ketika itu cinta harus kembali dibuang jauh-jauh ?
Aku mencintainya, wajar jika aku ingin dia membalas cintaku. Bedakan antara ingin dan memaksa.

Sejak saat itu, tak terhitung berapa kali setiap harinya aku mengukur diriku didepan cermin. Ya, hanya untuk mengetahui seberapa cantik diriku ini.

Hari ini hari sial untuk ku, aku harus mengambil buku Bu Zeta yang tertinggal di kelas 11 IPA 4 yang tak lain adalah kelasnya Arka.

Walaupun semua murid mungkin sudah pulang, tetapi aku tidak yakin akan berhasil menginjakan kaki ku disana jika ada Arka.

Huft.. pintunya tertutup, sepertinya sudah pulang semua. Aku buka pintu itu perlahan,

Hatiku berdesir. Itulah yang aku katakan, perasaan yang tak selamanya sekuat batu karang. Sejauh apapun menghindar, tetap saja tersampai langsung maupun tidak.

Mataku memanas, melihat Arka yang tengah membalas pelukan Rania yang menangis. Oh tuhan, apa lagi ini ? Aku sudah cukup kuat menahan semua kenyataan yang ada. Sejak itu mungkin aku tahu, kalau hanya 0,001 persen kemungkinan Arka membalas perasaanku.

Bolehkah aku mengatakan, jika ini terlalu sakit ? Nyatanya aku merasa begitu. Realita, Perkataan dan Perbuatan Arka selalu menjadi sebuah duri untukku.

Arka dengan tulus menenangkan Rania. Akan kah kau melakukan hal yang sama saat aku menangis ? Ya, aku sedang menangis sekarang, peluklah aku. Tidak, kau terlalu beraharap menginginkan hal itu Alexa. Aku tersenyum sumbang.

Yang ku butuhkan sekarang adalah sampai kerumah dengan cepat dan menumpahkan segala air mata sial ini.

***

Deyra : Gue didepan kamar lo. Cepet keluar.

Aku membuka pintu kamar lalu mempersilakan Deyra masuk. Ku rasa dia tahu keadaanku sekarang.

"Dengerin gue Xa, udah berapa kali gue bilang ini ke lo. Mungkin maaf kalo kata-kata gue yang ini bikin lo sakit hati."

"Lo itu bukan kriteria Arka, lo harus tau itu. Difikiran Arka gak pernah terbesit tentang lo apalagi nangisin lo, adalah hal yang mustahil. Mungkin selamanya juga Arka gak bakal noleh ke lo. Ada orang mungkin nunggu lo, dan ibarat dia jadi lo dan lo jadi Arka. Gimana perasaan lo ? Fikirin baik-baik omongan gue Xa, lo cinta sama Arka adalah paling hal yang sia-sia," ucap Deyra.

Perkataannya justru membuat dinding pertahananku runtuh kembali. Air mataku tak lagi menetes, yang ada hanya hologram tembus pandang yang kurasakan.

Dibawah remang cahaya yang diselimuti perasaan resah, menatap dalam cermin kelam. Aku mengerti, ketika waktu tak layak dihabiskan untuk menunggu.

Aku punya banyak alasan untuk pergi jauh darimu. Dan salah satunya karena, cintaku butuh balasan.

***
TBC

N

ext ?👀

Tunggu kelanjutannya ya..

Vote & Coment. Makasih 💕

CHANGES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang