Luna Oceana Rayes

2.7K 102 7
                                    

"Selalu baiklah kepada orang lain, maka suatu saat nanti kebaikan yang kau berikan akan membuahkan hasil manis untukmu"

Gadis cantik, berkulit putih, baik hati, tidak suka melihat orang lain ditindas, pemberani, berambut panjang, bermata coklat.

Luna membenci orang yang suka menindas orang lain, ia selalu membela orang yang sering ditindas oleh mereka-mereka yang tergabung disebuah geng-geng an di sekolah.

Istilah geng-gengan sering dijumpai di   Sekolah-sekolah menengah keatas. Salah satunya di SMA Wiradi ini.

Banyak dari mereka yang membully serta menindas teman mereka karna sebuah hal sepele diluar nalar.

******

"Lo mau makan apa? Bakso, Somay, mie ayam, atau apa? Gue yang traktir" ujar Luna sambil menunjuk satu persatu gerobak makan yang ia sebutkan barusan.

Chika sahabat Luna hanya mlongo dan diam saja, dia bingung harus memilih mana yang akan dia makan. Ia juga merasa heran dengan Luna padahal mereka baru beberapa hari menjadi sahabat. Tapi, Luna sudah sangat baik padanya. Chika adalah murid pidahan di SMA Wiradi.

Banyak mata yang memandang kearah mereka, ada mata yang memandang takjub sekaligus kagum dan ada juga mata yang memandang tak suka kearah keduanya.

"Udah, Chika. Gx usah ragu buat milih makanan nanti gue yang bayar" ujar Luna sambil memegang bahu Chika yang berdiri disampingnya kebingungan harus memilih makan mana.

"Gue bingung mau makan yang mana Lun? "Balas Chika memandang Luna dan sesekali melihat-lihat foodcourt yang berbaris di kantin.

"Kalau lo bingung gue aja yang pilihin gimna? "Usul Luna yang terus melihat kebingungan diwajah teman barunya itu.

"Ayo kesana!! "Ujar Luna sambil menunjukan jari telunjuknya kearah sebuah meja yang sudah terisi dua orang yang saat ini menatap kearah mereka dengan senyuman serta lambaian tangan.

"Lo berdua udh kekantin duluan gx ajak-ajak kita, gitu yaa!! " Luna pura-pura marah saat sampai didepan kedua temannya yang lain.

"Yah, bukannya gitu Lun. Lo kan tau sendiri tadi kita berdua disuruh Bu Montez ngumpulin buku ke kantor. Jadi, sekalian deh kita kekantin" Ujar Dinda salah satu sahabat Luna dari mereka berada di Junior High school

"Iya bener kata Dinda, Sory-Sory to say ya Lun. Udah deh gx usah mrengut kaya gitu jelek tau, udah jelek tambah jelek tau" ujar Anya sahabat Luna dan Dinda dari Junior High School. Dulu mereka dijuluki tiga Serangkai oleh teman-temannya

*****

Kriiiinggg

Akhirnya jam pelajaran terakhir berakhir, waktu yang sangat disukai banyak murid. Tentu saja disukai, karna saat pulang sekolah mereka sudah terbebas dari segala macam aturan disekolah. Mereka merasa sangat-sangat terkekang dengan peraturan yang ada, mereka bahkan mengibaratkan sekolah mereka seperti penjara. Ya, itu pengibaratan yang diberikan oleh murid-murid yang merasa muak dengan sekolah.

Karna saat ini jam pulang telah tiba banyak murid yang keluar kelas dan beranjak pulang.

Tapi, tidak dengan Luna setelah kedua temannya Dinda dan Anya pulang. Dia segera merapikan buku-buku miliknya yang berserakan diatas meja dan kemudian ia memasukannya kedalam tas.

Selesai dengan barang-barang miliknya Luna beralih mengambil Sapu yang tergantung dibelakang kelas.

Ia berniat untuk menyapu kelas itu, kenapa dia menyapu kelas? Karna besok adalah jadwal piketnya. Dia sudah terbiasa piket kelas sebelum jadwalnya diesok Hari..

Jika dia piket esok maka pekerjaannya tidak akan pernah selesai karna terganggu oleh teman-temannya yang berlalu lalang dan ujung-ujungnya dia akan kesal serta marah-marah pada temannya.

Setelah menyapu dia mengambil ember dan beranjak keluar kelas untuk mengambil air. Iya dia akan mengepel kelasnya, kalau dibilang rajin. Luna memang rajin, sehingga banyak anak yang menyukai dirinya bukan hanya menyukai kecantikanya tapi juga menyukai kebaikan serta kepribadiannya. Luna tidak cantik bgt, tapi ya cukup cantik menurut mereka yang menyukainya. Bagi mereka Luna cantik dalam diluar.

Luna yang berniat mengambil air teralihkan pandangannya kearah lapangan. Disana banyak anak-anak dari eskul Paskibra sedang berlatih untuk perlombaan PBB yang akan segera dilaksanakan beberapa minggu lagi.

Disana dia melihat seorang Laki-laki sedang marah-marah kepada para pasukan Paskibra yang dipimpin laki-laki itu. Bisa diambil kesimpulan jika laki-laki itu adalah komandan Paskibraka.

"Itu anak nyeremin banget kalau marah. Pantesan anak-anak Paskib pada takut sama dia, Lah marahnya aja mecem Singa meraum.. Iih nyeremin. Sih Zach apa gx bisa senyum2 sedikit apa" ujarnya pada diri sendiri saat melihat Zach yang tengah marah-marah pada pasukannya ditengah lapangan.

Luna melanjutkan langkahnya menuju kelasnya, ia buru-buru untuk segera menyelesaikan pekerjaannya saat ini agar cepat pulang dan tiduran santai dirumah sambil nonton Drakor kesukaannya.

Belum juga selesai mengepel lantai, sudah ada orang yang masuk kedalam kelas..
Suara langkah kaki membuat Luna mendongakan kepalanya keatas memandang orang yang saat ini sudah berdiri didepanya dengan pandangan kebencian menghiasi wajah itu.

"Eh Lo, ngagetin aja sih Ra! Mau ada perlu apa Lo kekelas gue? " ujar Luna merasa tidak suka dengan kedatangan seorang Tiara mantan temannya dulu.

"Gue kesini mau ngapa, lo tanya itukan??"ujar Tiara berjalan kearah meja yang disamping Luna. Tanpa aba-aba atau tanpa pemberitahuan dia menjatuhkan meja itu kedepan. Untung saja itu meja tidak mengenai Luna yang dengan sigap langsung menghindar.

"Ini yang gue mau"ujarnya setelah menjatuhkan meja itu, secepat kilat juga dia menarik Rambut Luna dan membenturkan kepala Luna ketembok.

Setelah melakukan itu semua ia juga mendorong Luna kelantai

Luna yang kesakitan tak berbicara apa-apa, ia hanya memandang mantan sahabatnya itu dengan tajam setajam silet

"Ini akibat Lo udah ngelawan gue tadi, dan akibat lo yang jadi sok pahlawan kesiangan. " ujar Tiara dan dengan kejamnya dia mengambil ember yang berisi air kotor kemudian menyiramkanya ketubuh Luna yang terduduk dilantai.

"Gu, gue salah apa sama Lo" ujar Luna memberanikan diri untuk menjawab meskipun bibirnya bergetar menahan sakit.

"Lo gx tau kesalahan lo apa.?DASAR!! " tanya Tiara satu tangannya terangkat dan hendak Luna yang ada didepanya terduduk lemas.

Plakkkk

Suara tamparan keras terdengar, tetapi bukan mengenai wajah Luna melainkan mengenai sebuah punggung kekar yang memeluk Luna, Seorang Lelaki. Iya seorang lelaki tampan berjongkok didepan Luna.

Ia memasang punggungnya agar Luna tidak tertampar oleh tangan setan dari Tiara.

Luna membuka matanya yang sebelumnya tertutup menerima dengan pasrah dengan apa yang terjadi padanya selanjutnya.

Namun kenapa dia tidak merasakan sakit pada wajahnya,ia juga merasa dipeluk oleh seorang yang tegap, setelah membuka matanya, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini..

"Zach.. "

Wooaaah Sory ye, author tho"r hiatus lama bgt.. Tho"r lagi sibuk bgt soalnya hehehe jadi maklum ya gx Up"😁😂

Jangan lupa vote+comments 🙏

Bye bye sampai jumpa Next Part

Cold Boy PaskibraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang