CBP#13

353 30 4
                                    

Mentari baru telah muncul, begitu juga hal baru telah datang


Kini sekolah libur waktu yang paling dinanti bagi semuanya. Waktu yang berharga untuk dihabiskan bersama orang terkasih atau quality time bersama keluarga.

Begitu juga dengan Zach kini dia sedang bersama salsa dan Roland di pusat perbelanjaan ternama, selain ingin belanja mereka bertiga ingin duduk-duduk santai disalah satu cafe di pusat perbelanjaan itu.

Sebenarnya Zach sungguh tidak berminat untuk ikut pasangan ini, bagaimana bisa berminat jika kau melihat seorang yang kau cinta bersenang-senang dengan laki-laki lain didepan matamu. Ditambah kau berada ditengah-tengah mereka berdua seperti menjadi obat nyamuk. Jika bukan karna ajakan dan rengekan manja Salsa padanya, Zach mungkin masih tetap pada pendiriannya untuk tidak ikut.

"Zach, Lo gak ikhlas ya nemenin kita" tanya Salsa yang sedari tadi memperhatikan Zach yang hanya diam saja sambil sesekali memperhatikan sekeliling cafe. Roland langsung ikut memperhatikan Zach setelah ucapan yang dilontarkan istrinya tadi.

"Wah, kayaknya memang gak ikhlas nih sayang" celetuk Roland yang kini juga memperhatikan wajah dingin Zach.

"Gue ikhlas, " balas Zach datar

"Oh, gue tau beb kenapa dia kayak nggk suka begini nemenin kita. Mungkin karna Luna nggak ikut, hayo bener nggk Zach" Salsa coba menebak perasaan Zach.

"

......." Zach hanya diam tak menanggapi omongan tak masuk akal kedua pasangan itu. Tentu saja tidak masuk akal, bagaimana bisa dia seperti ini karna gadis cerewet bin aneh yang tidak ikut bersama mereka saat ini. Memalingkan wajah penuh kemuakan adalah solusi terbaik. Daripada harus memandang wajah kedua pasangan yang saling menebar cinta sama lain. Sungguh membuat hatinya panas.

Disaat Salsa memandang kearah butik Yang memang berhadapan langsung dengan cafe tempat dia saat ini berada, seperkian detik tatapannya menyipit menajamkan penglihatan memastikan apakah yang ia lihat saat ini benar-benar orang yang dia kenal atau bukan.

"Luna" panggil Salsa setelah ia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar cafe. Otomatis Zach, Roland dan tentu saja Luna yang merasa terpanggil memperhatikan Salsa yang sudah melambaikan tangan padanya.

"Ceana, ada yang memanggilmu. Kau kenal" ujar Jovan yang kebetulan berada disamping Luna. Luna dan Jovan memang pergi bersama kebutik tetapi bukan hanya berdua saja, ada Liam dan Lionil juga yang ikut bersama mereka.

Luna membalas lambaian tangan Salsa dan dia memutar arahnya yang seharusnya masuk kedalam butik kini melangkah mendekat kearah Salsa rasanya tidak sopan jika tidak menghampiri seseorang yang memanggilmu. Tentu saja Jovan juga mengikuti dibelakang. Liam dan Lionil yang melihat adik mereka pindah haluan hanya bingung dan saling melemparkan tatapan penuh Tanya. Namun, tidak ada niatan untuk menyusul.

Kini Luna dan Jovan sudah berada didekat Salsa tentu saja Salsa langsung menarik tangan Luna untuk masuk kedalam Cafe, entah kenapa ia merasa sudah sangat dekat sekali dengan Luna padahal ia baru bertemu untuk kedua kalinya.

Luna sedikit terkejut saat sudah sampai dimana Salsa duduk didalam cafe itu, ternyata Salsa tidak hanya sendiri saja, disana juga ada Manusia es. Bahkan kini si es menatapnya dengan tajam tanpa ekspresi,

"Lihat siapa yang datang sama gue" ujar Salsa penuh semangat.

"Loh, Luna disini juga" ucap Roland yang kini telah melihat Luna

Cold Boy PaskibraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang