CBP#1.

2K 74 4
                                    

Es aja yang dibekukan berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bisa cair jika terkena sinar mentari, masa hati lo gx bisa cair liat wajah gadis secerah mentari itu.

"Zach,." Panggil Luna saat Zach mulai berjalan menjauh meninggalkanya didepan kelas.

Zach hanya berhenti tanpa menghadap kearah Luna yang memanggilnya.

"Makasih, Loe udh ngelindungi gue dari tamparan setannya sih Tiara" ujar Luna, dan tidak ada tanggapan sama sekali yang diberikan lawan bicaranya.

Justru Zach malah melanjutkan langkahnya pergi menjauh dan menghilang dibelokan koridor.

Setelah kepergian Zach, Luna berjalan menuju kamar mandi untuk membersikan diri dari kotoran bekas air pel.

°°°°°

Luna sekarang sudah berada dirumahnya tepatnya didalam kamar miliknya yang bernuansa biru laut.

Drrrrt

Terdengar getaran singkat pada ponsel yang tergeletak diatas meja, berarti menandakan sebuah pesan masuk pada ponsel itu.

Luna beranjak mendekat kearah ponselnya saat ini..

"Kau hanya beruntung!! "

Isin pesan yang singkat, tanpa ada nama pengirim membuat Luna mengernyitkan dahinya tak mengerti maksud tulisan itu.

Dia mengabaikannya saja tanpa berniat untuk membalasnya, setengah berjalan ponselnya kembali bergetar sebuah alunan lagu Bout You dari Super Junior D&E mengalun memenuhi kamarnya.

"Aduh.. Siapa lagi ini, jam segini nelpon" ucapnya dan segera mengambil ponsel itu

"Siapa sih woy malem-malem begini nelpon"

"Ini gue woy Anya.!! "

"Eh.. Loe Anya, sory-sory. Gue kira siapa? "

"Yah iyalah gue, loe kenapa sih malem-malem keliatan kesel begitu"

"Gx, gx Pa2 btw. Nomer lo baru? "

"Nggk, ini nomer nyokap gue. Gue mau hubungi lo pulsa sama paket internet gue lagi kosong, kampretkan emang"

"Hahah kasian-kasian, emang kenapa lo malem-malem begini ngehubungi gue"

"Tadi waktu gue mau pulang, gue ketemu sama pak Hasan. Terus dia bilang suruh nyampain keelo kalau besok loe disuruh bawa proposal keuang Osis"

"Aelah pak hasan, takut bener kalau gue gak bawa tuh proposal ya Anya? "

"Maklumlah, tau sendirikan pak Hasan kaya mana? "

Pak Hasan adalah Waka Kesiswaan sekaligus pengurus OSIS yang sangat perhitungan dengan pengeluaran OSIS, terkadang dia bisa marah-marah apabila pengeluaran OSIS yang tidak sesuai dengan perhitungannya.
Dan seringkali yang menjadi sasaran Ketua serta Bendahara OSIS yang tak lain dan tak bukan adalah Luna yang menjabat sebagai Bendahara Osis saat ini.

Sebenarnya dia tidak ingin menjadi bendahara OSIS, tapi mau bagaimana lagi itu pilihan pak Hasan sendiri. Anehkan, Pak Hasan yang milih, Pak Hasan yang curiga mengenai dana Osis. Kan aneh tuh guru.

"Yeah, I know.. "

"Eh, udah dulu ya. Nyokap gue nanti marah-marah lagi, kalau gue pakek nih ponsel Lama-lama"

"Yaudh Sana matiin"

Tanpa menunggu Lama sambungan ponsel itu akhirnya terputus.

Saat Luna ingin memejamkan matanya, ia teringat mengenai Proposal yang dibicarakan Anya tadi.

Dia lupa bahwa dia belum membuat list pengeluaran seminggu ini..

Dengan cepat ia beranjak dari tempat tidurnya, kembali berjalan menuju meja belajarnya kembali.

Bersiap untuk menulis hasil pengeluaran Osis selama seminggu ini..

"Halo!! Din." Ucap Luna setelah panggilannya diangkat. Ia memutuskan untuk menelpon Dinda bertanya mengenai pengeluaran apa saja di OSIS selama seminggu ini.

"Iya Halo, kenapa lo malem-malem begini nelpon gue"

"Gue butuh bantuan loe nih"

"Tumben lo butuh bantuan gue, apa yang bisa gue Bantu? "

"Gue lupa nih, pengeluaran apa aja yang dikeluarin di Osis seminggu ini"

"Yaelah cuman itu. Gue kira apa"
"Minggu ini gx ada pengeluaran di Osis kali lo lupa ingatan atau apa"

"Serius lo seminggu ini gx ada pengeluaran "

"Gue serius, gue juga catet pengeluaran osis. Dan dicatetan gue gx ada pengeluaran minggu ini"

"Ok gue percaya lo ya, karna lo sekertaris osis"

"Udah percaya aja sama gue"

"Pokonya kalau ada pengeluaran. Lo yang berurusan sama Pak Hasan ya? "

"Iya oke"

"Yaudah kalau gitu gue tutup bye. " Ucap Luna dan langsung mematikan sambungan ponselnya terlebih dahulu.

"Augh,, "rintihan kecil terdengar dari mulut Luna. Ia tampak memegangi kepalanya, lebih tepatnya dikening sebelah kanannya yang terlihat luka lebam disana.

Luna langsung merebahkan dirinya untuk istirahat agar keningnya tidak berdenyut nyeri lagi

°°°

T.B.C

Tunggu kelanjutanya di part selanjutnya ya friends..
Selalu dukung Author, dengan Vote and Comments ya...

Bye bye🙋🙋

Cold Boy PaskibraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang