CBP#16.

172 17 1
                                    

Hati bisa bahagia ketika bersama dengan seorang yang membuat nyaman. Tapi, apakah kenyamanan yang didapat bisa di artikan sebuah cinta?

"Kenapa kita kesini" Tanya Luna lirih saat motor Zach sudah berhenti di sebuah restaurant Itali. Luna tidak mengerti kenapa Zach malah mengajaknya pergi ke restaurant Itali bukanya ke sekolah. Zach turun dari motornya tanpa menjawab pertanyaan Luna, dia terus berjalan masuk kedalam restaurant meninggalkan Luna yang kebingungan.

Luna tidak berminat menyusul Zach, ia kesal bukanya tadi pria itu bilang akan ke sekolah tapi kenapa malah ke restaurant. Apa dia lapar, sampai harus kesini. Tau tadi ia kekeh pada pendirianya untuk tidak mau berangkat ke sekolah bersama Zach. Luna berjalan ke arah tempat duduk yang memang ada di depan restaurant itu, menunggu Zach keluar saja daripada ia harus masuk kedalam.

Sementara Zach sudah sampai di depan kasir, dia belum menyadari kalau gadis yang dia ajak ke restaurant tidak mengikuti dirinya masuk kedalam. Merasa tidak ada seorang yang berjalan di belakang dirinya membuat Zach memutar kepalanya kebelakang untuk melihat apakah Luna ada di belakangnya atau tidak. Namun ternyata tidak, wanita itu tidak ada dibelakangnya kebingungan menyelimuti diri Zach. Dia mengedarkan pandanganya kesekeliling restaurant siapa tahu Luna duduk di salah satu meja. Nihil wanita itu juga tidak ada.

Zach kembali menghadap ke kasir ia meminta menu makanan untuk ia pesan dan menyuruh makanan itu di bungkus untuk di bawa pulang, selagi makanan disiapkan Zach berjalan kembali keluar Restaurant untuk mencari dimana Luna. Saat sudah keluar dari restaurant itu, Zach melihat ke arah motornya yang terparkir di halaman restaurant di sana tidak ada Luna membuat Zach mengedarkan pandangannya mencari dimana wanita itu. Netra matanya menangkap seorang wanita yang begitu mirip dengan Luna sedang membelakanginya duduk di meja yang terletak disebelah pojok restaurant ini. Zach berjalan mendekat kearah wanita yang mirip dengan Luna.

"Kenapa disini? " ujar Zach sambil memegang bahu wanita yang membelakanginya saat ini.

Wanita itu berbalik, karena ada yang memegang bahunya.
"Zach" benar wanita itu adalah Luna, ia merasa sedikit terkejut dan tidak menyangka jika Zach kembali untuk mencari dirinya.

"Kenapa disini" lagi pertanyaan yang sama kembali terlontar dari mulut dingin seorang Zach.

"Males aja masuk ke dalem" jawab Luna.
"Lo bilangnya mau ke sekolah tapi kenapa kita malah kesini" ujar Luna kembali.

Zach hanya diam tidak menjawab perkataan Luna barusan dia malah kembali masuk kedalam. Dia juga bingung harus menjawab apa, kalau dia menjawab bakal mengajak wanita itu bolos sekolah apa mau, jelas tidak mau. Menghindari saat wanita itu berbicara adalah jalan terbaik daripada harus menjawabnya.

Waktu berselang sekitar 15 menit, Zach keluar kembali dari restaurant membawa banyak makanan yang terbungkus kantong plastik. Berjalan mendekati Luna yang tampak sedang bermain ponsel di meja yang ia duduki tadi.

"Ayok pulang" Nada seperti penekanan membuat Luna langsung bangkit dari duduknya tanpa mengatakan sepatah katapun pada Zach dan tanpa berniat untuk membantu Zach membawa beberapa kantung kresek yang ada dikedua tangan pria itu.

Zach ikut berjalan di belakang Luna yang berjalan menuju ke motor miliknya. Baru beberapa langkah ia berjalan Zach mengernyitkan dahinya tak kala Luna kembali berjalan kearah dirinya.

"Sini gue bantu" ujar Luna saat sudah sampai di depan Zach. Ia memutuskan untuk kembali membantu Zach yang tampak kerepotan membawa kantung-kantung makanan itu. Ia bingung kenapa Zach membeli makanan sebanyak ini dan membawanya untuk pulang. Dan kenapa lebih memilih untuk membeli makanan ini di restaurant itali ketimbang pergi ke sekolah.

Cold Boy PaskibraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang