CBP#18.

189 18 0
                                    

Jam istirahat akhirnya tiba setelah pelajaran Matematika, Matematika termasuk mata pelajaran tersulit setelah fisiki dan kimia menurut pendapat anak-anak sekolah. Kini setelah pelajaran selesai Zach bergegas keluar kelas, tapi terlebih dahulu ia membereskan barang-barang nya yang ada di atas meja. Saat ia sedang membereskan bukunya dua orang teman sekelas mendekat padanya. Mereka adalah Fajri dan Rama teman satu kelas Zach sekaligus teman kumpul dan juga Rama merupakan teman paskib Zach.

"Zach kumpul yok di rooftop " ajak Fajri.

"Iya Zach ayok. Kita bertiga jarang banget buat kumpul" Timpa Rama

"Gak bisa, gue ada perlu" ujar Zach lalu pergi meninggalkan kelas setelah selesai mebereskan mejanya.

"Kayaknya sibuk banget tuh anak" ujar Fajri sambil merangkul Rama yang ada di sebelahnya, mereka berdua menatap Zach yang sudah pergi.

"Udahlah biarin, dia memang begitu. Kita berdua saja yok ke rooftop, ngopi kita" ujar Rama.

Kini Zach sudah berada di depan kelas XI IPA 2, melihat kedalam kelas itu mengamati kondisi didalam kelas sebelah kelasnya ini. Dia berjalan ke pintu untuk masuk ke dalam kelas tetangga, tanpa ragu ia masuk kedalam seperti ingin menemui seseorang. Zach berjalan ke bangku tempat dimana Darren duduk, Darren  memang sedang ada di dalam kelas bersama teman-teman nya salah satunya ada Luna yang juga di sana.  Luna duduk bersama Darren di kursi itu, Zach berjalan semakin mendekat.

"Oh Zach" ujar Darren yang menyadari kedatangan Zach. Empat orang yang ada disitu langsung memandang ke arah Darren memandang saat ini.

Luna menatap Zach dengan ragu-ragu, ia menatap sekilas laki-laki itu lalu segera menundukkan kepalanya ketika Zach balas menatapnya. Entah kenapa hatinya langsung berdebar melihat wajah laki-laki yang ada didepannya. Kenapa laki-laki itu harus kekelasnya, semakin membuat dirinya kepikiran terus. Gara-gara laki-laki itu semalam ia tidak bisa tidur.

"Kenapa bro, ada perlu sama gue" tanya Darren pada Zach saat laki-laki itu sudah didepan mejanya saat ini.

"Gue ada perlu sama Lo" Zach menatap Luna, mengabaikan pertanyaan Darren.

"Yaelah gue diabaikan. Dan gue lupa kalau di kelas ini ada pacarnya " Darren sedikit geram

"Perlu sama gue" Luna langsung menatap Zach memperjelasnya.

"Emmm" balas Zach.

"Yaudah ngomong aja"

"Gak disini"

"Udahlah, Lun. Ikut aja sama cowok lo" Anya menyenggol bahu Luna karena gadis itu tampak berfikir.

"Iya ikut aja sana, nanti marah ini orang" ujar Darren.

"Sono Lun" Dinda menyuruh Luna untuk bangkit dari duduknya.

Luna akhirnya bangkit dari duduknya dan berdiri sekarang. Memperhatikan Zach tidak suka. Sekarang semua orang tahunya bahwa dia pacar Zach padahal cuman pura-pura. Sebuah kepura-puraan yang entah akan membawa kebaikan atau keburukan.

"Ayok, katanya mau ada perlu sama gue" ujar Luna memperhatikan laki-laki itu.

"Bentar, gue ngomong dulu sama Darren" jawab Zach. Sebenarnya dia tidak ada perlu dengan Darren tapi tiba-tiba saja terlintas dipikiran nya untuk menyampaikan pendapat nya tentang Paskibra.

"Katanya ada perlu sama Luna" Darren sedikit menyindir Zach.

Zach langsung menatap Darren malas, 
"Sudahlah lupakan" ujar Zach datar. Lalu ia segera pergi dari hadapan Darren.

"Yaelah, si Es marah" ujar Darren sedikit keras. Itu memang ia sengaja agar Zach mendengarnya. Darren, Anya, Dinda dan satu teman lainnya tertawa puas. Karena melihat Zach yang marah.

Cold Boy PaskibraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang