Tiffany melangkah cepat bahkan sedikit berlari, sesekali dia menyapa karyawan yang ia lewati. "Jessica sudah datang?" tanya Tiffany kepada karyawan yang sedang berdiri didepan ruangan Jessica.
Karyawan itu mengangguk dan Tiffany langsung menerobos masuk tanpa permisi dahulu. Jessica sedang membuka dokumen yang ada dimejanya satu persatu, kini beralih menatap Tiffany sekilas.
"Kau masih hidup?" tanya Tiffany dengan nada sedikit histeris.
"Oh, aku punya tingkat keberuntungan yang bagus karena sahabatku meninggalkan aku di club" jawab Jessica dengan nada sarkas
"Aku tidak meninggalkanmu, kau saja yang menghilang" bela Tiffany, "Kau tadi pagi tidak terbangun di hotel kan?"
"Dikamar--'' Jessica memberikan jeda, membuat Tiffany semakin mencondongkan badannya untuk mendengarkan penjelasan Jessica, "--Donghae"
Tiffany menghela nafas lega, ternyata bukan hanya Jessica yang merasa bahagia karena hal ini, "Oh, wait kenapa kamar Donghae?"
"Aku juga tidak tau, Donghae tidak mau menceritakan. Dan jangan berpikir macam-macam"
Suara ketukan ruangannya mengalihkan perhatian mereka berdua, Jessica mempersilahkan masuk. Seorang pegawai membawa dokumen masuk sambil menyapa dan tersenyum kepada mereka.
"Annyonghaseyo, Jung Daerinim. Aku ingin memberikan laporan karyawan dengan kinerja baik yang akan mendapatkan hadiah liburan ke Kobe"
Tangan Jessica masih mengatung memegang dokumen yang disodorkan oleh karyawan itu, "Hadiah apa?"
"Liburan, Daerinim"
"Mworago?" tanya Jessica kembali
"Kau tidak tau, ada hadiah liburan yang diberikan perusahan. Well, terselebung dengan perjalanan bisnis ke perusahaan di Kobe" kata Tiffany membantu menjawab pertanyaan.
"Aku tidak tau. Biar aku yang menyerahkan kepada HR nanti" kata Jessica sambil membiarkan karyawan meninggalkan ruangan.
"Geez, yang benar saja" Jessica berjalan meninggalkan ruangan dengan dokumen berada ditangannya.
===
Jessica mengetuk sepatu flatnya menunggu lift sampai di lantai atas. Jessica melangkahkan kakinya, membungkuk 30 derajat kepada karyawan disana. "Maaf, Presedir tidak bisa di ganggu saat ini" suara pelan dan tajam menghentikan gerakkannya untuk mengetuk ruangan tersebut. "ya?" tanya Jessica binggung.
"Presedir tidak menerima tamu hari ini" kata Yura
Jessica memutar bola matanya, "Presedir yang meminta saya untuk menemuinya" kata Jessica berjalan melewati Yura dan mengetuk pintu. "Bukannya saya tidak bisa" Yura menarik tangan Jessica tapi Jessica menepisnya dan membuka pintu ruangan bertuliskan Direktur Utama. "Maaf sajangnim, saya sudah mengatakan—"
"Oh, Jung Daerinim masuklah" kata Donghae memotong perkataan Yura. Jessica masuk dan tersenyum mengejek kearah Yura yang tentu saja dibalas dengan tatapan tajam.
"Ada apa?" tanya Donghae
Jessica berbohong tentang Donghae yang memanggilnya tapi sepertinya Donghae sedang baik padanya hari ini, "Yang benar saja? Liburan? Dan kau tidak memberitahuku?" maki Jessica dengan nada kesal sambil mendudukan diri dikursi.
"Aku memberitahumu, kau saja yang tidak dengar" jawab Donghae acuh sambil terus membalikan kertas dokumen. "Lagipula ada masalah dengan liburan?"
"Ani, hanya saja kondisi divisiku dalam keadaan yang tidak tepat untuk melakukan liburan. Dan kau tebak karena siapa?""Jika kau mempermasalahkan dengan inovasi dan rekomendasi tim yang buruk, kau tau itu karena siapa?" balas Donghae tak kalah sengit.
"Kau saja yang tidak open-minded dengan inovasi baru" bela Jessica, "Dalam rangka apa kau membuang waktu untuk melakukan perjalanan ke sana? Huh?" balas Jessica dengan nada sedikit kesal karena dia dan timnya masih banyak yang perlu dilakukan dan membuang waktu ke Kobe sekarang bukan hal yang tepat.
"Ya, ini acara 3 tahun sekali sebagai hadiah kepada pegawai yang berjasa kepada perusahaan, sekaligus menandatangi beberapa pabrik dan patner disana" jelas Donghae tanpa memandang Jessica.
"Apakah aku atau kau harus ikut?"
"Aku tidak ingin memujimu tapi performamu selama 1 tahun ini sangat bagus, jadi Ya"
Jessica mengigit bibir bawahnya, ia takut tentang rahasia mereka akan terbongkar, dia terlalu berlebihan memang tapi karyawan-karyawan sudah menaruh banyak curiga kepadanya, mereka berpikir bahwa mereka berdua memiliki hubungan khusus dan Jessica membenci jika kebeneran diketahui.
"Ya" jawab Donghae singkat sambil masih menatap laptopnya. "Anggap saja liburan" kata Donghae kembali.
"Bagaimana jika ehm.. rahasia kita..." kaki Jessica menghentak pelan, otaknya tiba-tiba kosong dan dia tidak menemukan kata-kata yang tepat.
" Wae? Tidak akan ada yang tau jika kau tidak ceroboh" Donghae menutup laptopnya dan menyadarkan punggungnya ke kursi sambil menatap Jessica.
"Kau kenapa jutek sekali pagi-pagi begini huh?" Jessica menaikan suaranya sedikit, dahinya berkerut karena kesal, "pantas saja aura disini buruk sekali" kata Jessica sambil mengibaskan tangannya dihadapannya.
Donghae menghentakan dokumen yang sedang dia pegang dan membuat Jessica sedikit terkejut, "Siapa yang datang kesini langsung marah-marah huh?"
"Kau masih marah karena aku pergi ke club?"
"Oh wah, karena kau membahasnya jawabanya adalah Ya" Donghae mengangkat kedua tangannya sebagai ekspresi tidak percaya sambil menyenderkan punggungnya ke kursi
"Wow, apakah aku harus terharu karena kau khawatir?" balas Jessica dengan nada yang dibuat-buat sambil memegang dadanya
Donghae membalas dengan senyum yang dibuat-buat, "Bukan khawatir karena keadaan mu, lebih khawatir masalah yang kau buat"
"Pergilah, kau membuat aku emosi saja"
Jessica nyaris mengeluarkan balasan tapi ia urungkan karena dia sudah terlalu malas berantem dengan Donghae. Jessica memilih meninggalkan ruangan Donghae, ia tak lupa menghentakan kakinya kasar ketika bangun dari kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Between Us [HAESICA]
Fanfiction"Hanya karena hubungan kita tidak diketahui, bukan berarti tidak ada apa-apa" - Donghae