#21 Banyaknya Saingan

660 62 33
                                    

Nafas Ali memburu tak karuan, mukanya merah, tangannya mengepal kuat..

Ia tak habis pikir Prilly akan se-gila itu cuma karena dia memutuskan hubungan mereka ..

Dulu Prilly yang ia kenal tidak arogant seperti itu..

Prilly selalu tersenyum kesetiap orang..

Prilly selalu lembut dalam tutur katanya.

Tapi sayang itu dulu. Apa dia salah telah memutuskan gadis itu? Tapi semua telah terjadi dan gelas yang sudah pecah takan kembali sama.

Ia melihat kesekeliling.. Wilona sudah tidak ada di rooftop..

Dan Ali yakin Wilona pasti berpikir-pikir lagi untuk menjalin hubungan dengannya karena ucapan Prilly tadi.

Ali menarik rambutnya flustasi, yang diucapkan Prilly tadi begitu memalukan! Tapi ia akan berusaha meyakinkan Wilona.

Segala sesuatu butuh usaha dan Perjuangan bukan?..

"Andai lo tau Pril, gua bener-bener nyesel! Atas kejadian malam itu"
Ungkapnya seraya memandang langit yang terik, lalu ia kembali turun..

Langkahnya terhenti di tangga terakhir.. Kala matanya melihat Wilona, gadis yang berhasil membuatnya minggu-minggu ini kembali gila akan Cinta..

Hatinya sedikit menyeletit karena gadis itu terlihat sedang bercanda tawa seraya memakan eskrim bersama Sean di karidor sekolah.

"Ali!"

Seketika ia menoleh kesumber suara..

"Kerja kamu bagus! Ibu suka, jam kedua kamu boleh masuk kelas. Tapi inget! Jangan diulang lagi!"

"Iya bu!"
Tanpa semangat Ali melangkahkan kakinya menuju kantin, jujur daritadi ia dahaga butuh air..

"Bu air mineral dingin satu"

"Siap Li"
Wanita paruh baya itu membuka kulkas dan mengambil pesanan Ali..
"Nih"

"Berapa?"

"5juta aja"

Ali tak kaget mendengarnya ia menyodok saku celana untuk mengambil uang selembaran 5ribu dan diberikannya pada sang ibu kantin yang gemar bercanda..

"Li! Gue mau ngomong"

Ali menatap datar orang itu setelah minum hampir setengah.
"Apa?"

"Gak di sini, ikut gue"

"Ck!"
Dengan terpaksa Ali mengikuti cowok jangkung itu meninggalkan keramaian kantin..

"Ngomong apa si Rel?"
Tanyanya kesal, karena Verrel membawanya kebelakang sekolah..

Ia duduk disebuah kursi kayu yang tak terawat karena banyaknya cakaran tikus atau kucing adapun lumut-lumut hijau.

"Lo pake trik apa bisa cium si Wilona?"

Ali menghela nafasnya, soal itu lagi? Ali sudah menyurigai beberapa orang dan mengintrogasinya, tapi satu orang pun tak ada yang mengaku memotretnya bersama Wilona tengah asik berciuman, mungkin mereka semua takut mati ditangannya.

Banyak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang