#14 Penelitian

992 74 18
                                    


Suara burung-burung berkicauan menghiasi pagi yang cerah ini..
Langit begitu biru ditemani sang awan yang berliku.

"SEMANGAT PAGI SEMUA!"
Toa pak hendra.
"GIMANA ISTRIHATNYA? NYENYAK?"

"Lumayan pak!"

"ALHAMDULILLAH, OKE. KALI INI KITA SEMUA AKAN PERGI KE KAMPUNG DISEKITAR SINI"

"Wah mau ngapain?"
Riuh para murid

"Gebet kembang desa ah!"

"Dih!"

"OKE TENANG SEMUA, MENURUT INFORMASI YANG BAPAK TERIMA, KAMPUNG INI SULIT MENDAPATKAN AIR BERSIH DAN JUGA LISTRIK, APA PENYEBABNYA? KITA AKAN CARI TAU, DAN KALIAN HARUS MENELITI, DENGAN MENANYKAN PADA WARGANYA ATAU APAPUN. PENELITAN YANG PALING PRODUKTIF, PIHAK SEKOLAH AKAN MEMBERIKANNYA KE PEMERINTAH DENGAN HARAPAN BISA MEMBANTU WARGA KAMPUNG INI BISA MENIKMATI APA YANG TELAH KITA NIKMATI DI KOTA, SIAP?!"

"Siap pak!"
Hanya beberapa orang yang semangat, entahlah anak muda jaman sekarang jiwa sosialnya mungkin hanya se-tinggi pohon toge.

"OKE, BAPAK AKAN KEMBALI MEMBAGI KELOMPOK LAGI, SATU KELOMPOK HANYA EMPAT ORANG, DAN KALI INI SEMUA KELAS DIACAK! DAN GAK NERIMA PROTES! NGERTI?"

"Yah.."

"SEMANGAT JIWA MUDA!"

"Semangat!!"

"KELOMPOK PERTAMA, DARA, ZIDAN, OPIK DAN LEON"

"Yah gak sekelompok by"
Keluh Leon tangannya setia merangkul gadis mungil, Prilly.

"Tapi sama si Dara, senang?"

"Enggak lah! Maunya aku kamu"

"Pret!"

"KELOMPOK KETIGA, EGA,SONYA, WILDAN, AZI"

"KELOMPOK KEEMPAT, PRILLY..."

'mudah-mudahan bukan sama orang yang gue benci! YaAllah'
Batin Prilly, walaupun kini ia jutek tapi jiwa sosialnya tak berubah sadari dulu ia selalu ingin membantu orang yang membutuhkan jika memang ia mampu.

"VERREL, ALIANDO, WILONA"

"Anjrit!"
Umpatnya sangat kesal

"Mending kamu pura-pura sakit deh by"
Bisikan Leon

'Bener juga'
Detik selanjutnya ia mengangkat tangan..

"YA, PRILLY?.. SEBELUM KAMU NGOMONG, BAPAK MAU NGASIH TAU INI BERPENGARUH SAMA NILAI RAPOT YA ANAK-ANAK, PRILLY MAU NYAMPEIN APA?"

"G-gak jadi pak!"

"Huh!"

"Serah gue si!"

"OKE LANJUT! ADINDA..."

'Gila, sama Prilly? Pasti canggung banget '
Batin Ali, seraya mengusap wajahnya gusar.

Banyak CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang