5. The Rain

4.2K 491 46
                                    

Untuk memikat pria beku seperti Sasuke, mungkin Hinata harus menggunakan psikologi kebalikan. Jika terus menggoda, pria itu menjauh. Tapi jika dia acuhkan...

Mungkin akan berhasil. Sekalipun kemungkinan gagal tetap ada. Tapi siapa yang peduli. Dia tidak ingin bersikap seperti sapi yang ingin dikawin. Dia memang suka sapi. Dan suka sekali berada di peternakan. Tapi dia kan manusia. Jadi dia harus menggunakan jurus memikat yang sesuai. (Nah apa lagi coba hubungannya. 😅)

Jadi tips dan trik yang digunakan Tenten jelas tidak berguna. Itu hanya berhasil untuk Neji. Dasar! Sepupu jauhnya itu memang susah menahan diri jika ada di dekat Tenten. Seringkalinya Neji akan menyelipkan tangan di saku selama perjalanan kencan bersama Tenten jika tidak ingin menjadi tontonan. Karena jika tangannya bergerak sedikit saja, mereka akan langsung melakukan adegan dewasa yang jelas tidak boleh dilihat oleh adek-adek gemash yang ikut baca ff ini. 😅 #plak

Dan cara pertama, tetap kenakan pakaian seperti Hinata yang biasanya. Kali ini dia kan menambahkan beberapa aksesori musim dingin yang akan membungkus tubuhnya dengan baik. Tidak akan ada celah bahkan jika Sasuke ingin mengintip bahunya.

Hinata mulai dengan memakai sweater berwarna abu-abu. Celana jeans komprang, dan sepatu bots berwarna coklat. Tidak lupa memakai topi berwarna merah. Dia tidak mengenakan riasan kecuali pelembab. Hari ini Sasuke pulang untuk melihat kondisi ranch. Kebetulan lain adalah hari ini jadwal kru film mengambil gambar. Hal lain yang menyenangkan, Naruto kebagian jadwal sebagai pihak keamanan di lokasi syuting. Sip! Panggung dramanya sudah siap.

Hinata memutuskan untuk memulai aksinya dengan mengecek sapi-sapi di kandang. Bertingkah biasa membuatnya menjadi sibuk. Dan tentu saja membuat si pantat ayam itu kebingungan. Siapa yang tidak bingung jika gadis yang mengejarmu justru menghindar setelah kau menciumnya?

Kesibukan yang dilakukan Hinata membuat gadis itu tidak sadar dia tengah didekati seseorang. Tidak sampai gadis itu mendengar suara lembut yang justru terdengar menjengkelkan di telinga Hinata.

"Tantrum di usiamu sangat tidak dewasa. Kau tidak kasihan dengan kakakmu?" tanya pemilik suara tersebut.

Sontak Hinata menoleh. Mata lavendernya menyorot tajam pada gadis berambut api yang (sialnya) terlihat sangat sempurna hari ini. Kalau saja yang mendekati Sasuke adalah ubur-ubur di lautan, Hinata tidak peduli. Tapi gadis di depannya sangat jauh dari sosok takoyaki. Dia well... cukup sempurna.

"Kakak? Kau pikir Sasuke kakakku?" tanya Hinata dengan nada dingin.

"Kalian cukup mirip. Jika hanya partner bisnis seharusnya..."

"Dia. Bukan. Kakakakku!!" ujar Hinata dengan suara kencang dan penuh tekanan.

"Hei... Easy... Aku sedang tidak mengajakmu bertengkar. Aku hanya membagi pendapat. Tolong jangan salah mengerti," ujar Sakura bersungguh-sungguh.

"Salah mengerti? Kekanak-kanakan? Satu-satunya hal kekanakan yang kau lakukan adalah kau menggandeng pria yang kau tidak tau siapa dia sebenarnya," pekik Hinata. Emosinya jadi sering meledak terutama jika melihat gadis kepala api itu.

Sakura mendekat ke arah Hinata dan menggenggam tangan gadis itu. Tapi Hinata langsung menepisnya.

"Kau tahu? Aku tidak biasanya kasar begini. Tapi sejak awal pertemuan kita aku memang tidak merasa kau akan menjadi pribadi yang mudah. Kau bahkan menyulut ketegangan sejak kau menjejakkan kaki di tempat ini," jelas Hinata.

Pekikan jengkel Hinata terdengar oleh Sasuke dan juga Naruto. Kedua pria itu mendekat. Sasuke langsung berdiri di tengah antara Hinata dan Sakura.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Sasuke setengah berbisik.

Love, Life, Lie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang