⚠️⚠️Warning!⚠️⚠️
Gomen atas kecepatan jari jempol Chiyo yang beberapa kali pencet tombol publish padahal belum selesai. Untuk keterlambatan, Chiyo punya real life yang perlu diurus. Kalian bisa follow Chiyo biar ga ketinggalan informasi. Oke?
Part terakhir. Part mengandung banyak bawang. Jadi siapkan tisu yang banyak. Nulisnya sama gemetar membayangkan sedihnya. Aigoo...
Sebelumnya, Chiyo sangat berterima kasih. Kita sudah sejauh ini. Waktu Chiyo cek ternyata cerita ini sudah mulai Chiyo publish sejak 7 July 2019 dan ini jadi cerita bersambung tercepat yang pernah Chiyo tulis. Dan tentu seperti kebanyakan cerita Chiyo, dimulai dengan sepinya peminat. 😂 Dengan segala antusias kalian dan bagaimana kalian menunggu ini, Chiyo banyak banyak terima kasih.
Maafkan juga Sasuke yang jadi hujatan umat se watppad buat reader cerita ini. Dia... Mendapatkan apa yang dia lakukan. Naruto juga. Terus gimana dengan Hinata dan Sakura? Ya mereka juga sama. Hubungan yang egois akan menyisakan luka. Semuanya menjadi korban dari apa yang mereka kerjakan.
Vote yang banyak sebagai selebrasi berakhirnya cerita ini.
Nb: part ending jadi 2 bab yaaa
..
.
.
.
"Aku akan memilih menjadi pengecut. Selama aku tau dia selamat dan bahagia."
- Uchiha Sasuke -
.
.
.
.
.
Sasuke benar-benar melakukan apa yang dia katakan. Pria itu tidak banyak bicara dan hanya melakukan hal-hal yang diizinkan Hinata untuk dia lakukan. Seperti menempelkan telinga pada perut Hinata dan merasakan pergerakan bayi disana. Membantu Hinata melakukan berbagai macam aktivitas karena keterbatasan yang dialami Hinata semenjak kehamilannya semakin besar. Hinata juga belajar tidak menolak semua perhatian. Dia meminum dan memakan semua yang disiapkan oleh suaminya. Membiarkan Sasuke memutarkan musik klasik di dekatnya. Mengusap perut Hinata ketika terlelap. Dan Sasuke tidak menuntut lebih.
Hinata lupa jika pengendalian diri Sasuke sangat baik. Pria itu kehilangan banyak hal tapi masih terlihat sangat kokoh. Dia tidak seperti laki-laki lain yang mungkin akan gila akan gairah dan akan menuntut macam-macam pada istrinya. Dia juga bukan pria yang hobi berkeliaran mencari kepuasan di luar. Hanya di dalam rumah setiap pulang bekerja. Pria itu juga langsung mandi dan mengganti pakaiannya sebelum mendekat pada Hinata dan mengajak bayi mereka berbicara.
Bayi mereka, bukan?
Ini anak Sasuke bukan?
Kadang ketika mimpi buruk akibat trauma itu muncul, Hinata akan terbangun di tengah malam sembari berteriak histeris. Sasuke akan memeluknya tanpa kata dan mengusap punggung Hinata hingga wanita itu berhenti menggigil. Dan dia akan menunggu Hinata hingga terlelap kembali sebelum dia sendiri terlelap.
Sempat Hinata cukup terlena dengan peran yang dilakukan Sasuke. Tapi dia sudah memutuskan berpisah. Keluar dari sumber lukanya dan bersikap egois. Sekalipun hatinya meronta dan memintanya memberikan kesempatan kedua. Dia hanya ingin tidak merasakan sakit lagi. Manusiawi bukan? Entah apapun perasaan sakit yang dirasakan Sasuke, itu bukan hal yang ia pikirkan.
Namun Hinata juga tidak bisa menutup matanya ketika melihat kilasan kesedihan yang tampak timbul di kedua netra Sasuke ketika menatap ke arahnya. Pria itu terlihat sangat jauh karena Hinata mendorongnya menjauh sejauh mungkin. Kadang Hinata akan merasa ngilu setiap kali Sasuke membisikkan kalimat, "Tolong jaga Mama. Jika kalian besar dan Papa tidak bersama kalian, jadilah anak yang baik. Mama hanya memiliki kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Life, Lie [END]
FanficIni tahun ke lima semenjak Sasuke mengambil tanggung jawab pada hidup Hinata. Hah! Dia bahkan tidak bisa menyebut pria itu suaminya. Sebuah kenyataan pahit yang harus ditelan gadis itu bulat-bulat. "Kau masih bocah. Dan pernikahan kita akan berlangs...