13. Insane

2.6K 357 55
                                    

Arigatou untuk dukungan semuanya. Chiyo juga akan sangat berusaha menyelesaikan ini lebih cepat. Jangan lupa untuk terus dukung cerita ini dengan vote 🌟 dan beri komentar 💬 terbaik kalian.

.

.

.

.

.

"Kita sudah sampai," bisik Sasuke lembut sembari mengecup pelipis Hinata.

Gadis itu bangun terperanjat dan menyadari perlahan pesawat yang mereka tumpangi semakin turun. Hinata bisa melihat penampakan laut yang sangat indah. Nyaris saja dia menangis. Pantai selalu menjadi destinasi terbaik baginya karena hampir seluruh hidupnya Hinata habiskan di daerah dingin dan bersalju.

Sasuke hanya tersenyum melihat perubahan wajah Hinata yang terlihat sangat menikmati pemandangan dari balik jendela pesawat. Jika dia mengingat betapa sulitnya membujuk Hinata untuk ikut bersamanya. Gadis itu masih bersikeras karena bagaimanapun tiket itu awalnya dibeli oleh Sakura. Namun setelah beberapa kali kecupan, sentuhan, dan rayuan, Hinata bersedia ikut ke Okinawa. Toh tidak ada salahnya sekalipun Hinata merasa cukup jengah.

Mereka sampai di bandara dengan selamat. Dan satu hal yang membuat Sasuke bahagia. Senyum tidak pernah lepas dari bibir gadis itu. Seolah semua permasalahan yang terjadi di Konoha lenyap. Tidak ada kecemburuan terhadap Sakura, dan dia tidak memiliki konfrontasi terbuka bersama Naruto.

Mereka langsung menaiki taksi menuju hotel tempat mereka menginap. Sakura memang menyiapkan paket perjalanan lengkap. Dari penginapan dan juga akomodasi. Wanita itu menuturkan bahwa itu adalah salah satu hal yang bisa ia lakukan untuk menebus kesalahan. Hinata jelas berhak menikmati waktu berdua saja dengan Sasuke. Dan yang pasti, liburan akan membuat mereka berdua semakin dekat.

Hotel tempat mereka menginap dekat dengan pantai Sunset Beach daerah Chatanchoumihama. 1 jam dari Bandara Naha. Pantai itu terkenal memiliki suasana senja yang romantis. Tapi Hinata masih berpura-pura tidak memerhatikan betapa Sasuke yang jarang sekali tersenyum menunjukkan senyum lebarnya. Pria itu terlihat konyol dengan wajah yang seperti itu.

Sesampainya di hotel, Hinata berbaring dengan dada yang berdegup. Udara disini hangat. Bahkan ketika mereka ada di kamar hotel, Hinata bisa merasakan hangat itu di ujung kakinya. Benar-benar berbeda dengan tempatnya tinggal selama ini. Hanya ada dingin dan salju disana.

Sasuke hanya terkekeh sembari membenahi barang bawaan mereka di lemari yang tersedia. Mereka akan ada disini selama 1 minggu. Dan tentu saja peralatan harus sudah tertata rapi sebelum mereka bersiap untuk membersihkan diri dan mungkin melakukan sesuatu setelahnya.

"Kalau Sasuke-nii menatapku seperti itu, aku tau jauh di dalam hati Sasuke-nii sedang berpikir mesum."

Kekehan keras datang dari bibir pria raven itu. Dikecupnya puncak kepala Hinata gemas sebelum mendudukkan gadis itu di pangkuannya.

"Aku memang mesum. Pria mesum yang selama ini menahan diri. Kurasa kali ini aku harus melepaskan semua pengendalian tak berguna itu. Kau terlalu manis untuk dilewatkan."

Hinata memekik ketika dengan santainya Sasuke membawanya ke kamar mandi. Kecupan memabukkan dilayangkan Sasuke setelah mengunci pintu kamar mandi. Hinata bahkan tidak ingat kapan ia melepas pakaian. Yang dirasakannya adalah kulit liat Sasuke yang menyentuh kulitnya. Dan tentu saja 5 menit mandi tidak akan cukup. Karena aktivitas lanjutan yang mereka lakukan hingga akhirnya mereka menggigil kedinginan dan keluar kamar mandi untuk bercinta lagi di balik selimut yang hangat.

.

.

.

.

Love, Life, Lie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang