16. She's Gone

2.6K 321 54
                                    

⚠️⚠️Peringatan!!⚠️⚠️

Chapter ini mengandung bawang. Chiyo tidak bertanggung jawab atas apapun yang nanti terjadi pada kalian.

Selamat Membaca. 🙃

.

.

.

.

.

Sasuke berusaha membangunkan Hinata dari lamunan setelah mereka sampai di peternakan. Istrinya itu seolah tengah menanggung banyak hal dalam kepalanya. Entah apa yang dipikirkannya tapi Sasuke menduga hal itu cukup berbahaya.

"Ada apa?" tanya pria itu lembut. Hinata hanya menggeleng enggan dan melepas sabuk pengamannya.

"Kau tidak mau mengatakannya padaku?"

Hinata masih terus berjalan tanpa mengindahkan pertanyaan itu. Seolah ingin menyembunyikannya dari sang suami. Padahal tentu saja hal itu tidak akan bertahan lama karena Sasuke tahu dia menutupi sesuatu.

Sesampainya di kamar, Hinata berusaha untuk duduk menenangkan diri. Tapi Sasuke sudah menyusulnya dan kali ini bersimpuh di bawah Hinata. Pria itu memandangnya dengan penuh kekhawatiran.

"Kalau kau tidak mengatakan apa-apa seperti ini, bagaimana aku tau apa yang mengganjal di hatimu, Hime? Aku bukan peramal yang bisa membaca hati?"

Kalimat itu membuat Hinata menangis dan memeluk suaminya erat. Segala gundah yang tadi sempat menghantamnya semakin terasa menggigit. Bagaimana bisa dia kehilangan pria yang seperti ini? Yang ketika dalam pelukannya Hinata merasa aman. Yang ketika berada bersamanya Hinata tidak akan merasakan kekhawatiran. Tapi mata pria asing itu...

"Berjanjilah kau akan selalu pulang padaku. Dalam keadaan utuh," bisik Hinata.

Selama siang tadi semua baik-baik saja. Kenapa Hinata mendadak aneh seperti ini? Mereka masih bercanda mesra.

"Hinata?"

"Aku melihat pria bermata biru yang dingin di kasir supermarket hari ini. Dia memandangku seolah mengancam sesuatu yang buruk akan terjadi padamu. Aku ketakutan."

Sasuke merasakan getaran dalam pelukan Hinata. Istrinya ini benar-benar ketakutan. Pria itu membuka kamera kecil yang sejak tadi ada dalam genggaman Hinata. Kedua alisnya bertaut. Apakah mungkin bukti itu ada di dalam kamera go pro yang dimainkan Hinata sejak tadi?

.

.

.

.

.

Sakura merasakan seluruh pipi bahkan lehernya memanas. Semalam memang di luar ekspektasinya. Bahkan sudah bertahun-tahun yang sangat panjang sejak dia mengalami hal ini lagi. Bercinta dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Sekalipun dalam kasus ini mereka tidak bercinta karena tidak ada cinta yang mendasari di dalamnya.

Wanita merah jambu itu menata sarapan yang ia buat. Hanya yang sederhana karena dia tidak memiliki cukup waktu. Dia bangun kesiangan sementara sekarang sudah pukul 9. Mungkin karena lelah juga Naruto belum bangun dari lelapnya. Tunggu, kemarin memang menyenangkan sekaligus melelahkan.

"Kau sedang apa?" tanya Naruto dengan datar. Hal yang langsung disambut Sakura dengan senyum kikuk.

Tidak ada adegan mesra seperti umumnya pasangan yang baru saja melakukan hubungan intim. Naruto bahkan tidak terlihat 'mesum' sekalipun semalaman mereka melakukannya. Pria itu sudah mandi tercium harum. Aroma parfum maskulin yang tercium membuat kaki Sakura seolah meleleh di lantai. Benar-benar seperti remaja saja.

Love, Life, Lie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang