17. Find Her

2K 295 75
                                    

⚠️⚠️ Warning ⚠️⚠️
Matur content (no lemon)!! Be Wise!!
Jangan bilang Chiyo ga kasih peringatan terus tetiba bilang cerita ini ga cocok buat anak-anak. Oke? Soalnya di deskripsi cerita udah dikasih tau ini cerita action which is so pasti banyak banget adegan mengandung perkelahian dan darah. 👀🙏

Enjoy. Jangan lupa kasi komen, vote, dan follow Chiyo. Oke?

Happy reading 🙃

.

.

.

.

Sasuke membeku selama beberapa saat setelah telepon dari Neji sampai ke telinganya. Neji saat ini berada di rumah sakit untuk memeriksakan Tenten. Neji baru akan meminta izin untuk diperbolehkan mengakses CCTV Cafe yang sering didatangi Hinata dan juga Tenten.

"Teme... Kau baik-baik saja?" tanya Naruto menyadarkan dari lamunan.

"Hinata hilang."

"Di mana terakhir dia terlihat? Aku akan mengecek CCTV pada jam dia terakhir terlihat."

Sasuke mengucapkan informasi terbatas yang disampaikan Neji. Mereka masih belum bisa mendapatkan banyak hal karena Tenten pun masih belum sadar dari pingsannya. Pria itu mencoba tenang sekalipun kali ini dia ingin sekali mengobrak-abrik seluruh Jepang untuk mencari istrinya. Menangkap siapapun yang membawa sang istri dan membunuhnya. Tapi demi Tuhan! Jika dia panik dia akan semakin tidak bisa menemukan Hinata.

Naruto terlihat mondar-mandir kebingungan. Mencari berbagai macam cara dari mengecek semua akses CCTV kota dan meminta data pada pengunjung cafe hari itu. Sasuke malah memilih membuka video yang di rekam Hinata. Dia mencoba membuka semua catatan kakaknya kembali. Sasuke terhenyak. Menyadari satu fakta siapa sebenarnya pria itu dan apa yang diinginkannya.

Tiba-tiba pintu kantor terbuka. Sakura masuk dengan air mata berderai di kedua pipinya. Naruto yang semula panik menelpon semua orang yang dia koordinasikan untuk membantu Neji dalam pencarian menoleh dengan kedua alis bertaut.

"Hi...Hinata?" tanya Sakura ketika sudah berdiri tak jauh dari Sasuke.

"Kita akan menemukannya, Sakura."

Wanita itu menggeleng kuat. Dia berjalan menuju Naruto dan mengatupkan tangannya dengan berlutut.

"Kumohon... Aku hanya akan jadi beban disini. Sebelum terlambat. Biarkan aku pergi. Akan kuselesaikan ini dengan caraku."

Sesuatu seolah meremas jantung Naruto ketika istrinya mengatakan itu. Derai air mata menutupi netra hijaunya.

"Kalau kau merasa menjadi beban, justru kau tidak boleh pergi. Lakukan apapun untuk mengembalikan Hinata. Bisa?" tanya Naruto dengan nada terdingin. Dia tidak bermaksud mengatakan hal sedingin ini. Tapi semua emosi tentang hilangnya Hinata dari kedua matanya benar-benar merubahnya.

Sasuke langsung berdiri dari duduknya dan membantu Sakura berdiri. Pria Raven itu tidak suka dengan apapun rencana yang ada di kepala Sakura. "Aku bersumpah atas nama kakakku, jika kau melakukan kebodohan, aku tidak akan memaafkanmu."

Tangis Sakura semakin keras sebelum wanita itu pingsan. Sasuke tahu dia sangat kejam. Membawa nama kakaknya yang sudah tenang selama 7 tahun dalam pelukan bumi. Tidak seharusnya segala kesalahan dilimpahkan pada Sakura. Tapi itu salah satu cara yang dia tahu agar wanita itu berhenti melakukan hal yang membahayakan dirinya.

Naruto mengerutkan dahi menatap Sasuke. Seolah bertanya tentang mengapa menyebut nama Itachi bisa membuat Sakura bereaksi seperti itu. Sasuke menghela nafas panjang.

"Haruno Sakura. Atau Rosaline Volkova adalah istri kakakku sebelum kakakku meninggal. Dia adalah keluarga Volkova yang tersisa saat operasi kasus narkoba 10 tahun silam. Aku pernah mengatakan bahwa Itachi menikahi wanita yang menyembuhkan luka hatinya dari ibu kami bukan? Dia adalah orangnya. Kau sudah tahu alasan dia sangat berarti bagiku. Dia adalah bagian kenangan terakhir dari Itachi."

Love, Life, Lie [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang