Jun, Junhong, dan Doyoung baru saja menyelesaikan piket harian di akhir jam pelajaran. Ada juga Sana, yang duduk di kursi guru. Menunggu Jun untuk pulang bersama.
"Ini kenapa sih? Kenapa hari ini rumit banget?" Keluh Sana, karena tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Junhong menarik kursi di barisan depan, mendudukan diri disana. Ia juga tak kalah pusing. Jun mengikuti, menarik sebuah kursi di barisan depan dan duduk di atasnya.
Sementara Doyoung sibuk berkutat dengan ponselnya. Mencoba menghubungi Hanbin. Air wajahnya terlihat begitu serius sekaligus kesal, sepertinya ada sesuatu yang terjadi.
"Anjir," umpat Doyoung pelan, namun masih bisa terdengar oleh ketiga kawannya.
"Kenapa, bro?" Tanya Junhong mewakili kebingungan yang lain.
"Hanbin jadi nyebelin bener. Segala ngatain gua sama Jennie bacot."
"Bercanda kali." Saut Jun, seraya menoleh ke arah Doyoung yang berdiri di antara ia dan Junhong.
"Bercandanya kayak serius." Doyoung menjelaskan. Junhong mengernyitkan dahinya heran.
"Tumben lu baper? Biasanya gua bangsat-bangsatin juga biasa aja."
"Ini beda, gua ngerti lu bercanda sekalipun itu di chat. Ini Hanbin mah kaya orang serius."
Mereka terdiam. Lebih memilih memperhatikan Doyoung yang berkacak pinggang dengan tangan kirinya, seraya mengangkat sebuah panggilan masuk di ponsel menggunakan tangan kanannya.
"Eh, anjing! Lu kenapa sih?"
/ ...
Seketika ekspresi Doyoung yang tadinya kesal berubah menjadi takut. Siapa sosok yang ada diseberang panggilan telfonnya?
"M-maaf, maaf."
/ ...
"Hanbinnya mana ya?"
/ ...
"Pantesan tiba-tiba nyebelin. Hehe, tapi maaf ini ... Siapa?"
Junhong, Jun, dan Sana saling melemparkan pandangan. Bingung.
/ ...
"Pa ... pacarnya Hanbin?"
"What?! Pacar?" Sana berteriak tertahan. Sejak kapan Hanbin punya pacar? Ini lagi pacarnya segala dirahasiain.
Jun menggeleng pelan, kemudian fokus kembali memperhatikan Doyoung.
/ ...
"Sejak kapan kalian ... Jadian?"
/ ...
"Eh, eh iya juga ya? Maaf, saya lancang."
/ ...
"Wah, hehehe, makasih pujiannya, teh."
"Kalau boleh tau, sekarang kalian ada dimana ya ... teh?"
Ketiga sejoli itu memasang telinganya, mencoba untuk ikut mengetahui keberadaan Hanbin.
/ ...
Junhong memang tidak tau, apa yang sosok diseberang panggilan katakan, tapi tentu itu hal yang menyebalkan. Karena ia bisa melihat telapak kanan Doyoung yang mengepal keras.
Apa ada sesuatu yang buruk terjadi?
Doyoung terlihat mengatur emosinya sejenak, lalu kembali berbicara di telfon. "Wah begitu ya, teh? Have fun ya, teh."
KAMU SEDANG MEMBACA
kelas sisaan ↯ 96 liners
Historia Cortadaily-life story dari sekumpulan siswa absurd yang masuk ke dalam kelas sisaan - 2E warning ⚠ • non-formal • tidak mengandung eyd yang baik • hanya suka-suka • humor terlalu garing start : feb 08th, 2018 hr : #20