Panti Asuhan

2.2K 251 18
                                    

Ten mengernyitkan dahinya bingung. Ia tidak salah informasi kan, kalau Hanbin terlihat masuk ke dalam bangunan di hadapannya ini.

Gedung tiga lantai, dengan cat berwarna abu yang mulai memudar, terlihat usang memang, tetapi lingkungannya sangat bersih. Tidak ada kesan kumuh. Dan jika kita teliti, terdapat sebuah plang besi putih yang mulai berkarat. Tertulis 'Panti Asuhan' di sana.


Hanbin main ke panti asuhan? Ngapain? Iya, Ten tahu betul jika Pemuda itu punya adik kecil dan benar-benar menyayanginya. Apa iya Hanbin ke tempat ini karena sedang jadi relawan? Atau karena dia sekedar menyukai anak kecil?


"Ayo masuk!" Usul Wonwoo dengan raut wajah datarnya. Ia memencet sebuah tombol bel yang terletak di sisi kanan dinding, di luar gerbang bangunan.


Ten dan Momo hanya diam mengikuti, hingga datang seorang Gadis muda. Bentuk wajahnya begitu kecil, tak lupa surai hitamnya iya kuncir dua, di kiri dan kanan. Terlihat sederhana tetapi cantik bukan main.


Diam-diam Wonwoo dan Ten membatin, memuji kecantikan si Gadis kecil. Modelan kembang desa tuh susah dicari di kota sob.


Gadis itu membuka gerbangnya, kemudian mempersilahkan tamunya masuk.


"Jadi, kedatangan kakak-kakak disini ada apa ya?" Gadis itu mulai bertanya. Seraya menatap ketiga sosok di depannya dengan mata berbinar.


"Eh sebelumnya, kenalan dulu dong dek. Gue Ten." Buru-buru mengulurkan tangan kanannya, memasang senyum terbaik dan termanis yang dia punya.


Kalau udah ketemu yang bening dikit, emang suka lupa kalau udah punya tunangan.


"Malu-maluin anjir." Batin Momo dan Wonwoo, mencoba sabar melihat kekerdusan seorang cabe Bangkok.


Sementara Gadis itu dengan senang hati meraih uluran tangan Ten, kemudian menggenggamnya dengan lembut. "Aku Jeon Heejin, kak! Tapi panggil aja Heejin."


"Panggil sayang boleh gak?" Cicit Ten pelan. Refleks Wonwoo menyikut perut Ten. Sengaja kenceng biar sakit.


"Eh apa kak?" Heejin tak bisa mendengar pertanyaan Ten, menanyakannya kembali.


"Bukan apa-apa." Ucap Ten pelan, tangannya kini sibuk mengusap perutnya yang disikut oleh Wonwoo. Sialan emang.


"Gue Wonwoo, dan ini yang cewek Momo." Wonwoo buru-buru mengambil alih pembicaraan. Sebelum Ten menanyakan hal-hal unfaedah lainnya. "Ibu penjaga pantinya dimana ya, dek?"


"Wah, Bunda lagi keluar. Kalau jam segini biasanya Bunda belanja kebutuhan buat makan malam." Jelas Heejin.

kelas sisaan ↯ 96 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang