Wali Kelas

2.8K 400 12
                                    

Pagi-pagi Hanbin, Woozi, Jennie dan Hayoung udah dibuat kelimpungan karena tiba-tiba diminta menghadap ke ruangan wali kelas mereka yang cetar membahana.

The only one pak Daesung.


"Permisi pakㅡ " Takut-takut Hanbin membuka pintu transparan itu. Dari luar ia bisa melihat pak daesung lagi fokus sama laptopnya. Jadi mereka takut mengganggu pekerjaan sang wali.

eh ternyata pas di deketin pak daesung lagi streaming dangdut pantura.

mboh.

Hayoung pengen pindah kelas aja. Murid sama wali kelas sama-sama sengklek.


"Jadi gini, bapak minta kalian buat tim pertunjukan sama ngumpulin dana buat bikin stand pas nanti festival ulang tahun sekolah." Pak Daesung menatap satu persatu murid didikannya dengan intens.

"Terserah kalian mau dapet dana darimana, asal jangan nyuri." Lanjutnya lalu kembali fokus pada laptopnya.

"udah gitu doang pak?" Tanya pemuda yang paling pendek.

"iya. udah sana kalian pergi, saya mau ngefanboyin via vallen."




Membong.

Keempat sekawan itu pun hanya bisa mengumpat dalam hati seraya menyeret tungkai kaki mereka keluar ruangan. Segera kembali ke kelas sebelum pelajaran di mulai.








Pak Daesung tuh guru terajaib yang pernah ada. Guru tapi ga kalem, humornya ambyar, sukanya dangdutan, senyum mulu. mau sedih kek seneng kek senyum sampe matanya merem.



"Senyum itu ibadah."

Begitu kata pak daesung ketika Hayoung nanya alasan bapaknya senyam-senyum ga jelas mulu.

Dia sempet mikir sih, kalau wali kelasnya itu satu spesies dengan wonwoo dan hoshi. Habisnya dikit-dikit merhatiin layar ponsel atau laptop terus senyum lebar. Mana pakai headset pula.

Siapa coba yang ga curiga?




"Saya tau generasi zaman now ga suka lagi sama musik atau kesenian tradisional, jadi bapak berinisiatif pake headset biar kalian ga risih."
Daesung Teguh. Kesayangan anak dua-e.

Tapi dibalik tabiat anehnya, selalu ada hal-hal sederhana yang membuat murid didikannya merasa beliau seperti ayah sendiri.










Hanbin mengecek ponselnya, melihat satu notifikasi pesan muncul di layar.

Pak Daesung
nak, kalau kalian kesulitan biaya, uang kas juga ga memungkinkan. ayo sama-sama kita manggung, ngumpulin dana di cafenya temen bapak.
bapak temenin.









Dialah ayah kedua yang paling dicintai.

kelas sisaan ↯ 96 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang