Mari Belajar Dari Sekeliling Kita

314 89 56
                                    

Panji tengah duduk berhadapan dengan seorang pria istimewa hari ini. Bang Rey tidak nampak batang hidungnya karena tidak diizinkan masuk ke ruangan tersebut. Begitu pula bodyguard pria itu juga harus menunggu di luar bersama teman-teman Panji yang terbiasa nongkrong di ruang tengah.

"Saya merasa tersanjung, ada keperluan apa Bapak Walikota datang kemari," sapa Panji kepada Kepala government Kota Motivator yang bernama Zulkarnaen, beliau terlihat sedih dan tampak keletihan pada aura wajahnya.

"Aku tidak tahu bagaimana ingin mencurahkan isi hati ini. Maka dari itu, aku singgah ke kediamanmu," Pak Zulkarnaen menimpali sembari mengusap keringatnya dengan sapu tangan yang baru di ambilnya dari saku celana. Panji terdiam sejenak, tangan kanan pemuda itu dibiarkan menopang dagunya sambil mengamati gerak-gerik orang yang amat disegani seluruh masyarakat Negeri Mustanir.

"Apa anda ingin menikah lagi?" ledek Panji memulai aksinya untuk menghilangkan keheningan diantara mereka.

"Hei anak muda, jangan sindir aku seperti itu. Aku sudah bahagia dengan kedua istriku dan mereka juga sudah saling mengerti dengan posisinya masing-masing. Aku tidak mau memberi bumbu tambahan yang lain, aku takut mereka mual atau merasakan pedas pada makanan yang kuhidangkan," balas Pak Zulkarnaen tidak dapat menahan tawanya meskipun sedang diliputi kesedihan.

"Akhir-akhir ini aku merasakan kehampaan begitu dalam, padahal kamu lihat sendiri aku memiliki kecukupan. Aku memiliki istri dan anak yang sangat menyayangiku, aku juga mempunyai rumah dan fasilitas yang tak terbilang, belum lagi jabatanku saat ini menjadikanku dihormati dan dihargai oleh orang banyak, Tapi entah mengapa aku masih belum merasakan bahagia seperti saat aku mengingat pelukan orangtuaku dulu ketika bercengkrama dengan mereka, dan menyuapiku dikala laparku datang," ucap Pak Zulkarnaen berkaca-kaca.

"Katakanlah Panji, apa yang terjadi padaku, sengaja aku sempatkan waktu kemari ingin tahu mengapa aku seperti ini," lanjut Pak Zulkarnaen tak mampu menahan rasa kalut pada dirinya.

"Sebenarnya aku bukan paranormal atau orang yang tahu isi hati orang lain. Tapi aku hanya mampu memberi semangat dan beberapa solusi yang siapa tahu dapat membantu oranglain dapat mengatasi problemnya."

"Ya, aku tahu Panji. Makanya aku tidak mau antri seperti orang-orang didepan untuk menunggu giliran menemuimu. Satu minggu sebelumnya aku sudah pesan untuk mendaftarkan diri untuk berkonsultasi."

"Aku ingin menggambarkan beberapa bukti banyak orang bahagia yang pernah kujumpai dan kuamati, mungkin anda bisa menyimpulkan sendiri tentang masalah anda saat ini, how Sir?" Lalu Bapak walikota itu menyetujuinya dengan mengangguk.

"Ada tetanggaku yang memilih hidup sederhana, anda tahukan? Negeri kita mayoritas orang mapan dengan cara berdagang atau memiliki bisnis. Dia tidak mau seperti kita, hanya punya rumah papan dan setengah hektar sawah. Setiap pagi mencangkul dan aku selalu melihatnya bercucuran keringat. Aku berfikir untuk memberi sedikit membantu karena kasihan melihat kondisinya berumur 49 tahun dan bekerja terlalu berat. Tapi dia menolak tawaranku, baginya pekerjaan itu cukup menyenangkan dan menyehatkan, dia memperlihatkan ototnya yang kekar dan tersenyum manis saat melihat istrinya datang membawa nasi dan ikat asin juga sambal berserta lalapannya. Senyum yang terukir begitu manis hingga aku tak mampu membayar dengan jumlah uang milyaran," kata Panji, lalu terdiam beberapa saat ingin tahu komentar apa yang akan dilontarkan pemimpin Kota Motivator itu.

"Lanjutkan lagi, Panji. Aku ingin mendengarkan yang lain."

"Saat aku mendapatkan bonus liburan ke Turki, Perusahaanku memberikan tiket pesawat terbang VIP berskala internasional. Aku duduk dekat seorang pengusaha termashur dari Itali. Setelah pramugari menyediakan makanan yang menggiurkan lidahku, tanpa panjang lebar aku menyantapnya tanpa kusadari pria itu memperhatikanku. Lalu aku bertanya kepadanya, "Mengapa Bapak tidak makan, apa cukup segelas air mengenyangkan perut," ucapku heran. "Aku tahu daging sapi ini enak, tapi penyakit darah tinggiku bisa kambuh. Dan cake ini sangat menarik, tapi kandungan gulanya bisa menyerang diabetesku. Lalu sayuran-sayuran ini, ada yang bersantan dan kacang-kacangan tidak dapat aku sentuh karena penyakit asam uratku selalu datang menghantuiku setiap hari," kata Bapak itu. Setelah kejadian itu aku berpendapat, bahwa Pencipta kita pemilik Arsy yang Agung memberi rezeki tanpa pandang bulu dan tidak selalu orang kaya yang mendomisili kebahagiaan itu. Karena kebahagiaan tidak dapat diukur dengan uang dan jabatan.

"Ceritakan yang lain lagi, Panji," desak Pak Zulkarnaen seperti berada di gurun Sahara, kehausan mencari air di padang pasir.

"Aku hanya ingin memberikan saran saja. Sebaiknya luangkan waktu anda untuk berkomunikasi dengan Allah disaat orang-orang tertidur pulas. Anda harus punya ruangan khusus seperti tempat solat atau mihrab seperti yang dilakukan Nabi Zakaria atau Maryam ketika menghadap Allah. Selama ini anda sibuk dengan istri dan anak-anak serta masyarakat, ada baiknya anda lakukan itu untuk mempererat hubangan itu agar tidak terlalu renggang dan anda jauh dari keceriaan," ujar Panji sesekali mengatur nafasnya karena terlalu banyak berceramah.

"Teruskan Panji," ucap bapak wali kota itu tidak sabar menunggu.

"Agama kita sama yaitu Islam, kita tahu ada hari pembalasan setelah kematian. Kita akan melangkah ke alam berikutnya yaitu alam kubur dan di padang mahsyar dibangkitkan sesuai amal perbuatan. Kemudian akan dimasukkan ke surga bagi orang-orang yang beruntung yaitu orang yang berbuat baik. Disebutkan bahwa surga tidak bisa dilukiskan dengan hayalan atau kata-kata, apa saja ada di sana termasuk bidadari. Setiap pria yang masuk jannah akan mendapatkan 73 sampai 80 bidadari yang sangat cantik. Mengapa banyak? Karena kita juga bisa melihat perbedaan yang mencolok di alam dunia, laki-laki sangat sedikit dibandingkan wanita. Tapi penduduk neraka juga dipadati kaum hawa, sehingga yang mendominasi penduduk surga adalah pria dan bidadari yang persiapkan Allah sangat berlebih, baik bidadari dari alam dunia maupun bidadari yang sudah dipersiapkan Allah. Belum lagi anggur akhirat lebih nikmat dibandingkan Vodka atau minuman beralkohol lainnya, ada alasannya mengapa kita berada di dunia ini dilarang keras untuk menjamahnya selain memabukkan dan menganggu kesehatan, karena di surga nanti sebenarnya kita akan menjadi peminum anggur yang aromanya luar biasa menggoda lidah kita. Tapi apakah dengan fasilitas yang Allah berikan itu kita bahagia, jawabnya tidak."

"Nah, itu yang mau aku cari, Panji," ujar Pak Zulkarnaen menanggapinya penuh keseriusan.

"Coba lihat ini, Panji menunjukkan handphonenya terpampang didalamnya bahasa mengagumkan pada setiap kalimatnya. Firman Allah Ta'ala,

{وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ}

"Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri (indah). Kepada Rabbnyalah mereka melihat" (QS al-Qiyaamah:22-23)

Dari Jarir bin Abdillah al-Bajali radhiallahu'anhu, beliau berkata, "Kami sedang duduk bersama Rasulullah shalallahu'alaihi wa salam saat beliau melihat bulan di malam badar, beliau shalallhu'alaihi wa salam bersabda,

إِنكم سترون ربكم كما ترون هذا القمر لا تضامون في رؤْيتهِ ، فإِن استطعتم أن لا تغلبوا على صلاة قبل طلوع الشمسِ وقبل غروبها فافعلوا

"Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian seperti kalian melihat bulan ini, tidak membahayakan kalian saat melihatnya. Jika kalian mampu untuk tidak meninggalkan sholat sebelum terbit dan terbenamnya matahari maka lakukanlah" (HR. Bukhari no. 554 dan Muslim no. 632).


Dari seorang sahabat yang mulia, Shuhaib bin Sinan radhiallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah ta'ala berfirman: "Apakah kalian mau tambahan nikmat (dari kenikmatan surga yang telah kalian peroleh)? Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah singkap hijab (penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan,

فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزٌّ

"Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta'ala." (HR. Muslim no. 181).

"Karena kebahagiaan tertinggi adalah ketika kita memandang wajah Allah di surga nanti. Semoga kita akan menemui Rabb kita sangat dekat, bahkan teramat dekat kelak. Aaamiin..."

"Aaamiiin," sahut Pak Zulkarnaen dengan tersenyum puas.


Bersambung...

Assalamualaikum. Berikan saran dan kritik serta komentar para readers, mohon maaf atas segala kekurangan dari gaya bahasa dan typo bertebaran. Karena penulis dalam tahap proses belajar.  Jazakallah Khairan Katsiran, Wassalamualaikum Warohmatullahi wabarokatuh.

Cinta Tiara Di Negeri MustanirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang