Tiara VS Takiya

307 72 46
                                    

Panji dan teman-temannya tengah beristirahat sembari menikmati kesejukan suasana sekitar, rintik hujan yang mengguyur kota motivator, membuat tanah berdebu dan tanaman yang hampir layu nampak gembira akan kedatangan air yang turun membasahi bumi.

"Aku lihat kemarin Takiya baru pulang dari Turki, apa kamu sudah memberitahukan tentang pernikahan rahasiamu dengan Tiara kepadanya," ujar Antoni dengan nada bimbang.

"Iya, Ji. Jangan suka mempermainkan hati wanita." Rehan ikut menimpali.

"Tiara masih muda dan Takiya adik tingkatmu waktu kuliah dulu, walaupun tidak seumuran tapi cocok kalau berdampingan denganmu. Lagi pula kalian terlihat serasi. Kamu harus segera ambil keputusan, jangan plin plan. Mau pilih Tiara atau Takiya?" tanya Niko menambah ramai suasana.

"Kalo gue pikir-pikir, dilihat dari gelagatnya sih kayaknya nih ye, Panji mau ikut-ikutan Bapak walikota yang punya bini dua," balas Dava turut berkomentar. Semua teman dekat Panji yang hadir tertawa menatap sosok motivator yang tidak memperdulikan komentar bertubi-tubi dari rekan-rekannya.

"Kalian tidak usah bingung, aku bisa mengatasi semuanya," ucap Panji menjawab simpel.

"Maksud gue, kalo elo pilih Takiya, gue mau pinang Tiara ntar gue bawa pulang ke Jakarta. Biar gue membina rumah tangga di sana ama dia. Gue enggak kalah ganteng ama elo, gue setia dan udah kerja. Menurut elo apa lagi yang kurang?" tanya Dava menawarkan bantuan.

"Enggak ada yang kurang, Cuma... "

"Apalagi?" tanya Dava penasaran.

"Kurang sehat," jawab Panji. Semua orang tertawa mendengarnya.

"Awas lo, ya." Dava terlihat jengkel jadi bahan ejekan.

"Aku tahu kalian begitu sangat memperhatikan kehidupanku, jujur dilubuk hati ini. Kalian semua my best friend. Tapi tolong jangan bicarakan pernikahan ini selama gadis itu belum lulus dari Senior High School. Kalian tahukan maksudku, dia sebatang kara tidak ada sanak saudara yang dikenalnya, Almarhum Pak Daril, Bapak Tiara sangat berjasa pada keluargaku. Aku dan ketiga kakak kandungku bisa sukses seperti sekarang berkat orangtuanya yang berhasil mendidik kami. Entah itu merupakan balas jasa atau apa namanya tapi satu hal yang kuinginkan yaitu kebahagiaan Tiara." Semua terdiam dengan pikirannya masing-masing dan Panji mengakhiri kalimatnya dengan menghela nafas panjang.

***

Tiara membaca pesan masuk lewat ponselnya yang bertuliskan:

"Ada tamu istimewa yang ingin bertemu, datang ke taman samping sekarang."

"Who?" tanya Tiara dalam hati. Gadis itu mengganti pakaiannya dengan menggunakan warna pastel begitu anggun, sejalan dengan wajah ayu yang melekat pada remaja itu menambah daya tarik bagi yang melihatnya. Namun hanya Panji saja yang bisa memandangnya, tak satupun pria melihat aura kecantikannya, kalau itu terjadi, karena unsur ketidaksengajaan seperti Fatih dan para siswa yang tak sengaja melihatnya ketika acara panahan berlangsung. Terik matahari membuatnya melepaskan cadar hanya untuk mengelap keringat, dan dalam hitungan detik nampak wajahnya sehingga mereka tidak dapat melupakan momen itu, hingga Fatih jatuh cinta.

Handphone milik Tiara bergetar, pesan masuk kedua,

"Tiara, bisa keluar sebentar."

Lalu Tiara memberikan balasan singkat

"Oke."

15 menit kemudian.....

"Ini Tiara," kata Panji memperkenalkan gadis itu pada perempuan yang ada di hadapannya.

"Nama panjangnya siapa?"

"Mutiara Amour, dan nama kakak?"

"Takiya," jawab perempuan itu. Mendadak jantung Tiara lebih cepat dari sebelumnya. Apakah dia calon istri Papa. Kedua mata mereka berpandangan, ada persaingan sengit di keempat bola mata indah dua bidadari itu.

"Dia cantik sekali, delapan bulan ini tinggal bersamamu," ucap Takiya masih memandangi Tiara dari ujung kaki sampai kepala.

"Tiara memang gadis yang cantik, kamu cemburu ya?" ledek Panji pada Takiya, seakan keduanya begitu akrab. Tiara merasa terasingkan.

"Rajin belajar ya, sebentar lagi ujian. Semoga kamu lulus dengan nilai yang bagus." Tiara mengangguk. Sulit rasanya berbicara dengan Takiya begitu feminim, berkelas, pintar, sempurna untuk Panji.

"Sedangkan aku," batin Tiara.

Bersambung....

Assalamualaikum. Berikan kritik dan saran serta komentarnya. Mohon maaf atas segala kekurangan, karena author masih dalam tahap belajar. Wassalamualaikum Warohmatullahiwabarokatuh.

Cinta Tiara Di Negeri MustanirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang