Pusing

271 57 68
                                    

"Saya, Choon-Hee dari kota Busan. Senang berkenalan dengan anda Mr. Panji," kata gadis asal Korea yang sengaja berkunjung ke Negeri Mustanir hanya untuk berkonsultasi pada sang Motivator.

"Me too. Silakan duduk, Nona," sambut Panji sambil melayangkan pesan singkat melalui handphone pada bang Rey untuk menemaninya, karena tamunya kali ini sangat seksi, mata bulat dengan dua lipatan kelopak mata, wajah bentuk V-line, kaki panjang dan kurus dan bodynya S-Line. Bukan itu saja, pilihan pakaian yang digunakan Choon-Hee yaitu halter neck dress, model baju yang memiliki tali belakang dan diikatkan di bagian belakang leher.

"Wait, my assistant just come,"

"Aku kira kita hanya berdua di ruangan ini, Mr. Panji," goda nona Choon-Hee.

"Tidak untuk tamuku hari ini," balas Panji sambil tersenyum.

"Assalamualaikum," sapa bang Rey, memasuki ruangan kerja Panji.

"Waalaikumsalam, masuk Bang." Panji menimpali dan memberi kode pada bang Rey untuk duduk di sebelahnya.

"Pasti nona ini menggunakan jenis bra tanpa tali, tuanku," bisik bang Rey.

"Abang ini jeli betul matanya, apa mau nambah lagi," ledek Panji sembari tersenyum.

"Kamu bisa aja," jawab bang Rey salah tingkah.

"Can I help you, Mrs. Choon-Hee," ujar Panji memulai percakapan.

"Yes, I have problem. Saya putus dengan kekasihku, tapi aku tidak mau kehilangan dia."

"Only that?" tanya Panji. Dan gadis berkulit putih pucat itu mengangguk.

"Setiap orang punya masalah nona Choon-Hee. Anda cantik dan feminim, banyak laki-laki suka pada anda, laki-laki tidak cukup dia saja, kan? Contohnya di ruang tengah itu, banyak cowok jomblo meskipun tidak punya pacar, mereka enjoy menikmatinya." Panji menunjuk pada segerombolan teman-temannya yang tengah sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Kalau Mr. Panji saja bagaimana?" tanya gadis yang keningnya menonjol itu. Panji mengekspresikan jawabannya dengan tertawa lebar.

"Jodoh sudah ada yang mengatur, tidak perlu pacaran itu prinsipku. Nona manis," ucap Panji menatap tajam Choon-Hee yang memiliki wajah mengkilap itu.

"Begitukah?"

"Ya." Ucapan Panji cukup membingungkan nona Choon.

"Lalu, aku harus bagaimana sekarang?"

"Saranku, tidak perlu mengejar cintamu itu, apalagi kalau dia pada kenyataannya pergi begitu saja. Dan jangan pula mengejar cinta para pria, karena tanpa mencarinya, mereka akan datang menemuimu, percayalah Mrs. Choon."

"Oke, thanks. I like your advice."

"Kalau mau cepat dapat pendamping, nona bisa tinggalkan nomor handphone di sini," ujar bang Rey ikut mengomentari, mata sipitnya dikedipkan ke arah nona Choon-Hee.

"Baiklah, nanti saya akan berikan."

"Ehem ... ehem ..." Panji membuyarkan penglihatan bang Rey yang sedikit vulgar. Dan sekretaris yang berasal dari keturunan cina dan malaysia itu salah tingkah dibuatnya.

"Choon-Hee artinya anak perempuan yang lahir di musim semi."

"Oh, Anda tahu makna nama saya?" tanya gadis itu penasaran.

"Ya, sedikit. Kudo'akan semoga di musim semi nanti nona Choon-Hee mendapatkan pria yang baik."

"Saya harap begitu." Terukir perasaan bahagia dari raut wajah tirus gadis Korea itu.

Cinta Tiara Di Negeri MustanirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang